Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut dikembangkan penelitian eksperimen model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan
saintifik berbantuan mathematics circuit terhadap kemampuan representasi matematik siswa kelas VII SMP N 1 Mungkid pada materi segiempat belah
ketupat, layang – layang, trapesium.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Mungkid didapatkan informasi bahwa tingkat kemampuan representasi matematik siswa masih rendah. Padahal
kemampuan representasi matematik merupakan salah satu aspek yang harus dicapai siswa dalam mempelajari matematika. Kemampuan representasi
matematik diperlukan siswa untuk menemukan dan membuat suatu alat atau cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang sifatnya abstrak
menuju konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. Sangat
memungkinkan bagi siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu konsep. Selain itu representasi juga berperan dalam proses
penyelesaian masalah matematis. Selama ini siswa tidak pernah atau jarang diberikan kesempatan untuk
menghadirkan representasinya sendiri. Siswa cenderung meniru langkah guru dalam menyelesaikan masalah. Akibatnya, kemampuan representasi matematik
siswa tidak berkembang. Berdasarkan hal tersebut, maka sudah sepatutnya kemampuan representasi matematik mendapat perhatian dan penting
dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.
Beberapa alasan yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan representasi matematik siswa di antaranya adalah penerapan model pembelajaran
yang belum maksimal, hanya satu jenis representasi yang diajarkan, dan guru kurang optimal dalam menjelaskan suatu materi. Oleh karena itu, siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah representasi matematik masih kebingungan. Siswa juga hanya menerima informasi dari guru, mereka tidak mencari tahu lebih
mendalam tentang materi yang diberikan. Berdasarkan hal ini, kemandirian belajar siswa masih rendah. Selain itu, siswa masih kesulitan ketika siswa diminta
untuk mengamati suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari.
Siswa memerlukan pancingan – pancingan dari guru untuk memahami masalah
yang disajikan. Hal ini terlihat bahwa keterampilan proses keterampilan mengamati dan mengaplikasikan materi masih rendah.
Kemampuan representasi matematik merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga
dengan memiliki kemampuan ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika, maupun masalah sehari
– hari. Kemandirian dan keterampilan proses juga penting untuk diperhatikan karena diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan representasi matematik. Salah satu cara meningkatkan kemampuan representasi matematik, kemandirian belajar dan keterampilan proses
adalah dengan model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik berbantuan mathematics circuit. Model pembelajaran discovery learning
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif bagi siswa.
Apabila siswa dihadapkan pada suatu masalah, diharapkan siswa dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, membuat siswa lebih mandiri, dan
meningkatkan rasa percaya diri siswa. Model discovery learning memberikan kesempatan yang lebih luas pada siswa untuk mengembangkan kemampuan
representasi matematik. Hal ini dikarenakan dalam model discovery learning, siswa sudah diajarkan memecahkan masalah langkah demi langkah sesuai dengan
sintaks discovery learning. Selain itu, kemandirian belajar siswa juga akan terbentuk karena siswa sudah dibiasakan untuk menemukan sendiri konsep dari
suatu materi. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik digunakan dalam memberi
stimulus kepada siswa pada awal pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep. Selain itu, pendekatan saintifik juga akan membiasakan
siswa bersikap kreatif, agar para siswa bisa menemukan sendiri berbagai hal yang perlu dimengerti, selalu aktif dalam setiap pembelajaran yang dipimpin
oleh guru, dan dapat menanggapi atau menyajikan hal – hal yang
dibutuhkan untuk kepentingan penilaian. Pendekatan saintifik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa karena
pendekatan ini akan membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara sistematik. Hal ini dapat mendukung salah satu indikator dari bentuk
representasi verbal yaitu menuliskan langkah – langkah penyelesaian masalah
matematis dengan kata – kata. Sehingga pendekatan saintifik dapat meningkatkan
kemampuan representasi matematik. Pendekatan saintifik juga menekankan pada keterampilan proses. Hal ini
dapat terlihat dari langkah – langkah pada pendekatan saintifik yang sesuai
dengan indikator keterampilan proses. Misalnya pada langkah mengamati siswa akan diarahkan untuk melakukan pengamatan atau observasi terhadap masalah
yang disajikan, sehingga keterampilan mengamati siswa akan terbetuk. Oleh karena itu, pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan
keterampilan proses. Pembelajaran yang di dalamnya terdapat permainan memberi
kesempatan siswa untuk menciptakan peta perseptual yang lebih kompleks. Selain itu, siswa juga akan memiliki situasi yang menyenangkan sehingga dapat
mengubah pandangan siswa yang menganggap matematika itu sulit dan menakutkan. Salah satu permainan yang dapat membuat pembelajaran lebih
bermakna dan menyenangkan adalah Mathematics Circuit Sirkuit Matematika. Sirkuit Matematika merupakan media permainan edukatif,
produktif, dan menyenangkan. Media ini merupakan hasil pengembangan dari permainan ular tangga yang di dalamnya disisipkan muatan pembelajaran.
Permainan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa dikarenakan dalam mengerjakan soal
– soal, siswa tidak boleh bertanya kepada teman. Selain itu, soalnya dibuat untuk mengukur kemampuan representasi matematik siswa.
Pada penelitian ini diambil dua kelas. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan model
pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik berbantuan mathematics circuit dan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model
STAD. Sebelum memasuki materi pembelajaran, siswa diadakan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal representasi matematik siswa.
Selama proses pembelajaran akan dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran keterampilan proses yang berlangsung di kelas eksperimen,
setelah kegiatan pembelajaran dan observasi selesai dilakukan, masing – masing
kelompok sampel akan diberikan post test. Pada kelas eksperimen akan diberikan angket kemandirian belajar siswa.
Berdasarkan tes yang dilakukan akan didapatkan nilai tes masing – masing
kelompok sampel, kemudian hasil tes kemampuan representasi matematik siswa tersebut akan dianalisis ketuntasan belajarnya dan akan dibandingkan rata
– rata nilai tes untuk menentukan manakah yang lebih baik antara kemampuan
representasi matematik yang menggunakan model discovery leraning dengan pendekatan saintifik berbantuan mathematics circuit dan kemampuan representasi
matematik yang menggunakan model STAD pada materi segiempat, dianalisis pula apakah terdapat pengaruh antara kemandirian belajar dan keterampilan
proses matematik siswa dengan kemampuan representasi matematik siswa. Selain itu akan dianalisis apakah terdapat peningkatan yang lebih baik kemampuan
representasi matematik siswa setelah adanya perlakuan.
2.4 Hipotesis Penelitian