responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
2.6 Sikap Attitude
2.6.1 Pengertian Sikap
Secara historis istilah sikap attitude digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental
seseorang. Di masa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut:
“An individual
,
s social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social object” Cambell, 1950.
“A mental and neural state of readiness, organized through experience, exerting a directive or dynamic influence up on the individual
,
s response to all objects and situation with which it is related” Allport,1954.
“Attitude entails an existing predisposition to response to social objects which in interaction with situational and other dispositional variables, guides and
directs the overt behavior of the individual” Cardno,1955. “An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings,
and pro or connection tendencies will respect to social object” Krech, et al., 1982.
Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
Universitas Sumatera Utara
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu objek memihak atau tidak memihak yang merupakan
keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pikiran kognisi, dan predisposisi tindakan konasi terhadap suatu objek di lingkungan sekitar. Newcomb dalam
Notoatmodjo, mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Diagram berikut dapat menjelaskan uraian tersebut:
Gambar 2.1: Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi Notoatmodjo, 2003
Stimulus Rangsangan
Proses Stimulus Reaksi
Tingkah Laku Sikap
tertutup
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Komponen Pokok Sikap