Hubungan Ketersediaan Sarana Kerja dengan Kinerja

with lecturers performance of The Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, University of Simalungun yang menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap professional dengan kinerja dengan koefisien korelasi 0,405 dan garis prediktif Y = 41,29 + 0,18X2, dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 13,50. Hasil penelitian ini sebanding dengan teori Gibson yang menyebutkan bahwa sikap seseorang mempengaruhi pola pikir dalam bekerja sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja. Begitu pula hal nya dengan tenaga sanitarian sikap yang baik terhadap pekerjaan akan mempengaruhi pekerjaan dan pada akhirnya kinerja tenaga sanitarian akan meningkat.

5.6 Hubungan Ketersediaan Sarana Kerja dengan Kinerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa puskesmas yang mempunyai sarana kerja dan tenaga sanitarian mempunyai kinerja baik 72,7, dan puskesmas yang tidak mempunyai sarana kerja dan tenaga sanitarian mempunyai kinerja baik 35,0. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana kerja dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian akan mempuyai kinerja yang baik jika didukung oleh tersedianya sarana kerja yang memadai. Menurut asumsi peneliti sarana kerja menjadi salah satu penentu keberhasilan pelaksanaan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan lingkungan, tanpa sarana kerja yang lengkap dan baik maka program tidak dapat dijalankan dengan Universitas Sumatera Utara optimal sehingga akan memhubungani hasil akhir dari dan secara langsung berdampak pada kinerja tenaga sanitarian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yayuk Sri 2005 tentang hubungan tingkat pengetahuan petugas dan ketersediaan alat dengan kinerja instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit di rumah sakit umum daerah Skeman, yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan alat dengan kinerja instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit p0,05. Hasil penelitian ini sebanding dengan teori Azwar 2006 yang menyebutkan bahwa ketersediaan sumber daya kesehatan, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana-sarana. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung, atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana yang merupakan sumber daya untuk menunjang perilaku. Pekerjaan seseorang dalam menjalankan tugasnya tingkat kualitas hasilnya sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, yang disertai pedoman akan banyak berhubungan terhadap produktifitas kerja dan kualitas kerja yang baik.

5.7 Faktor yang Paling Dominan dalam Memengaruhi Kinerja Tenaga Sanitarian