Deskripsi Lokasi Penelitian Analisa Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Aceh Besar merupakan sebuah kabupaten yang terletak di ujung barat daya Provinsi Aceh, dengan ibukotanya Kota Jantho. Kabupaten ini merupakan titik awal dari Banda Aceh menuju daerah Aceh dan Sumatera lainnya. Sebelum dimekarkan di akhir tahun 70-an, ibukota Aceh Besar adalah kota Banda Aceh, kemudian kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibukota Aceh Besar pindah ke daerah Jantho di pegunungan seulawah. Kabupaten ini secara geografis terletak pada posisi 5,2º - 5,8º LU sampai 95,0º - 95,8º BT dengan batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Jaya 3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie 4. Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia Kabupaten Aceh Besar memiliki luas wilayah ± 2.974,12 km² yang terdiri dari 23 Kecamatan, 4 Kelurahan, 68 Mukim dan 600 Desa. Kabupaten Aceh Besar memiliki 25 puskesmas yang terletak di 23 Kecamatan. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 73 orang tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar diperoleh hasil bahwa umumnya tenaga sanitarian berusia 30- Universitas Sumatera Utara 40 tahun 84,9, dan lebih banyak yang berpendidikan D III Kesehatan Lingkungan 56,2. Data selengkapnya disajikan pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pada Tenaga Sanitarian Di Kabupaten Aceh Besar No Usia Frekuensi 1 30 tahun 3 4,1 2 30-40 tahun 62 84,9 3 40 tahun 8 11,0 Total 73 100 No Pendidikan Terakhir Frekuensi 1 D I SPPH 16 21,9 2 D III Kesling 41 56,2 3 S1 16 21,9 Total 73 100

4.2.2. Kinerja

Indikator Kinerja adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 10 pernyataan dengan pilihan jawaban baik dan kurang baik. Tabel 4.2. Distribusi Persepsi Responden terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Kinerja Ya Tidak Jumlah 1 Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan meliputi Penyusunan rencana tahunan, triwulan dan 1 bulanan 41 56,2 32 43,8 73 2 Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan sumber air, surveilen kualitas air, penyehatan linkungan pemukiman seperti jamban keluarga, SPAL dan tempat pembuangan sampah sementara 48 65,8 25 34,2 73 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan 3 Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan meliputi pengawasan jamban keluarga, rumah sehat, air bersih, SPAL dan tempat pembuangan sampah sementara 38 52,1 35 47,9 73 4 Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan seperti pembentukan kelompok Pemakai Air, kader kesehatan lingkungan dan Stop BAB disembarang tempat 30 41,1 43 58,9 73 5 Membimbing sanitarian dibawah jenjang jabatannya 61 83,6 12 16,4 73 6 Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan lingkungan 64 87,7 9 12,3 73 7 Mengikuti seminarlokakarya di bidang kesehatan lingkungan 54 74,0 19 26,0 73 8 Menjadi anggota organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan 72 98,6 1 1,4 73 9 Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional sanitarian 11 15,1 62 84,9 73 10 Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sector meliputi pertemuan dengan camat, kepala desa dan juga Tim penggerak PKK tentang kesehatan lingkungan 43 58,9 30 41,1 73 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pernyataan berkaitan dengan kinerja yang dijawab ”ya” adalah pernyataan tentang mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan meliputi Penyusunan rencana tahunan, triwulan dan 1 bulanan 56,2, melakukan pengamatan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan sumber air, surveilen kualitas air, penyehatan linkungan pemukiman seperti jamban keluarga, SPAL dan tempat pembuangan sampah sementara 65,8, melakukan pengawasan Universitas Sumatera Utara kesehatan lingkungan meliputi penyehatan sumber air, surveilen kualitas air, penyehatan linkungan pemukiman seperti jamban keluarga, SPAL dan tempat pembuangan sampah sementara 52,1, membimbing sanitarian dibawah jenjang jabatannta 83,6, mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidan kesehatan lingkungan 87,7, mengikuti seminarlokakarya di bidang kesehatan lingkungan 74,0, menjadi anggota organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan 98,6, dan melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektor 58,9. Sedangkan pernyataan banyak yang dijawab ”tidak” adalah pernyataan tentang melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan 58,9 dan menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional tenaga sanitarian 84,9. Hasil pengolahan data untuk kinerja tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Kinerja F 1 2 Baik Kurang baik 38 35 52,1 47,9 Jumlah 73 100 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar lebih banyak yang mempunyai kinerja baik 52,1 dibandingkan dengan kinerja yang kurang baik 47,9. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Pengetahuan

Indikator pengetahuan adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 30 pertanyaan berbentuk multiple choice. Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Pengetahuan Benar Salah Jlh N n 1 Fungsi dari tenaga sanitarian puskesmas 69 94,5 4 5,5 73 2 Tugas pokok sanitarian yang berkaitan dengan pengelolaan air bersih 32 43,8 41 56,2 73 3 Langkah pertama dalam perencanaan program sanitarian 61 83,6 12 16,4 73 4 Tenaga sanitarian bekerjasama dengan llintas sektor terkait 60 82,2 13 17,8 73 5 Pelaksanaan semua program hygiene dan sanitasi lingkungan 26 35,6 47 64,4 73 6 Mengamati kesehatan lingkungan di sekolah serta memberi saran-saran teknis perbaikan 26 35,6 47 64,4 73 7 Dalam hal kerjasama lintas program tenaga sanitarian mempunyai tugas 52 71,2 21 28,8 73 8 Tugas tenaga sanitarian berkaitan dengan jamban 27 37,0 46 63,0 73 9 Menberi penyuluhan tentang pentingnya tempat sampah dan pemilahan sampah 8 11,0 65 89,0 73 10 Membentuk kader peduli sanitasi lingkungan 11 15,1 62 84,9 73 11 Salah satu kompetensi tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas 12 16,4 61 83,6 73 12 Salah satu peran tenaga sanitarian sebagai pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan 13 17,8 60 82,2 73 13 Salah satu peran tenaga sanitaria sebagai pengelola kesehatan lingkungan 16 21,9 57 78,1 73 14 salah satu peran tenaga sanitarian sebagai pengajar, pelatih dan pemberdayaan masyarakat 18 24,7 55 75,3 73 15 Salah satu kegiatan dalam melakukan 15 20,5 58 79,5 73 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair 16 Salah satu ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO 25 34,2 48 65,8 73 17 Ruang lingkup kesehatan lingkungan 41 56,2 32 43,8 73 18 Salah satu sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan menurut pasal 22 ayat 2 UU 231992 40 54,8 33 45,2 73 19 Masalah kesehatan lingkungan yang sangat sering terjadi sekarang 24 32,9 49 67,1 73 20 Salah satu tugas tenaga sanitarian adalah mengevaluasi jumlah rumah sehat 23 31,5 50 68,5 73 21 upaya dan proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen agar lingkungan menjadi sehat 38 52,1 35 47,9 73 22 Pencemaran lingkungan 37 50,7 36 49,3 73 23 Kegiatan dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar 41 56,2 32 43,8 73 24 Strategi program kesling 33 45,2 40 54,8 73 25 Upaya dan proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen agar lingkungan menjadi sehat 17 23,3 56 76,7 73 26 Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam penyehatan lingkungan 35 47,9 38 52,1 73 27 Salah satu tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan 55 75,3 18 24,7 73 28 Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan 37 50,7 36 49,3 73 29 Suatu usaha untuk menurunkan jumlah bibit penyakit 36 49,3 37 50,7 73 30 Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, dan pemantauan 35 47,9 38 52,1 73 Tabel 4.5. menunjukkan bahwa pertanyaan yang dijawab benar adalah pertanyaan tentang fungsi dari tenaga sanitarian di Puskesmas 94,5, langkah pertama dalam perencanaan program sanitarian 83,6, tenaga sanitarian bekerja sama dengan lintas sektor terkait 82,2, dalam hal kerjasama lintas program tenaga sanitarian Universitas Sumatera Utara mempunyai tugas membuat perencanaan tugas pokok tenaga sanitarian 71,2, ruang lingkup kesehatan lingkungan 56,2, salah satu sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan menurut pasal 22 ayat 2 UU 231992 54,8, upaya dan proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen agar lingkungan menjadi sehat 52,1, pencemaran lingkungan 50,7, kegiatan dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar 56,2, tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan 75,3, dan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan 50,7. Sedangkan pernyataan yang dijawab paling banyak dijawab salah adalah pernyataan tentang tugas pokok sanitarian yang berkaitan dengan pengelolaan air bersih 56,2, pelaksanaan program hygine dan sanitasi lingkungan 64,4, mengamati kesehatan lingkungan di sekolah serta memberi saran teknis perbaikan 64,4, tugas tenaga sanitarian berkaitan dengan jamban 63,0, memberi penyuluhan tentang pentingnya tempat sampah dan pemilahan sampah 89,0, membentuk kader peduli sanitasi lingkungan 84,9, kompetensi tenaga sanitarian di puskesmas 83,6, peran tenaga sanitarian sebagai pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan 82,2, , peran tenaga sanitarian sebagai pengelola kesehatan lingkungan 78,1, , peran tenaga sanitarian sebagai pengajar, pelatih dan pemberdayaan masyarakat 75,3, kegiatan dalam melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair 79,5, ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO 65,8, masalah kesehatan lingkungan yang sangat sering terjadi 67,1, tugas sanitarian dalam mengevaluasi jumlah rumah sehat 68,5, stratgei program kesehatan lingkungan 54,8, upaya dan proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen agar Universitas Sumatera Utara lingkungan menjadi sehat 76,7, usaha untuk menurunkan jumlah bibit penyakit 50,7 dan meningkatkan kemampuan tenaga serta melakukan bimbingan dan pemantauan 52,1. Hasil pengolahan data pengetahuan tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Pengetahuan F 1 2 Baik Buruk 36 37 49,3 50,7 Jumlah 73 100 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar lebih banyak berpengetahuan buruk 50,7 dibandingkan dengan pengetahuan baik 49,3.

4.2.4. Sikap

Indikator sikap adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 12 pernyataan dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel 4.7. Distribusi Persepsi Responden terhadap Sikap tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Sikap STS TS S SS Jlh n N n n 1 Saya merasa pembagian tugas kerja sesama petugas sanitarian sudah sesuai 39 53.4 34 46.6 73 2 Saya merasa ada 27 37.0 46 63.0 73 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Lanjutan pekerjaan selama ini membosankan 3 Saya merasa tidak senang dengan kegiatan di lapangan 40 54.8 33 45.2 0.0 73 4 Saya sulit bekerja sama dengan atasan 5 6.8 65 89.0 2 2.7 1 1.4 73 5 Saya merasa bertanggung jawab dengan kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kesling 23 31.5 50 68.5 73 6 Saya merasa tidak nyaman selama bekerja di Puskesmas sebagai tenaga sanitarian 51 69.9 15 20.5 3 4.1 4 5.5 73 7 Saya merasa senang dengan lingkungan kerja saya 40 54.8 33 45.2 73 8 Saya dapat bekerja dengan siapapun di ruangan manapun ditugaskan 1 1.4 1 1.4 25 34.2 46 63.0 73 9 Saya tidak dapat bekerjasama dengan teman-teman dalam satu tim 22 30.1 38 52.1 8 11.0 5 6.8 73 10 Saya akan menjalankan tugas pokok walau tidak ada biaya perjalanan dinas 3 4.1 4 5.5 37 50.7 29 39.7 73 11 Saya bertugas harus banyak dilapangan daripada di kantor 1 1.4 33 45.2 39 53.4 0.0 73 12 Saya tidak sanggup lagi bekerja dengan kondisi seperti ini 36 49.3 22 30.1 9 12.3 6 8.2 73 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pernyataan yang dijawab sangat tidak setuju adalah pernyataan tentang saya merasa tidak nyaman selama bekerja di puskesmas sebagai tenaga sanitarian 69,9, dan saya tidak sanggup ;agi bekerja dengan Universitas Sumatera Utara kondisi seperti ini 49,3, pernyataan yang paling banyak dijawab tidak setuju adalah pernyataan tentang saya merasa tidak senang dengan kegiatan di lapangan 54,8, saya sulit bekerja sama dengan atasan 89,0, dan saya tidak dapat bekerjasama dengan teman-teman dalam satu tim 52,1, pernyataan yang paling banyak dijawab setuju adalah pernyataan tentang saya merasa pembagian tugas kerja sesama petugas sanitarian sudah sesuai 53,4, saya merasa senang dengan lingkungan kerja saya 54,8, saya akan menjalankan tugas pokok walau tidak ada biaya perjalanan dinas 50,7, dan saya bertugas harus banyak di lapangan daripada di kantor 53,4, serta pernyataan yang paling banyak dijawab sangat setuju adalah pernyataan tentang saya merasa pekerjaan selama ini membosankan 63,0, saya merasa bertanggung jawab dengan kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan 68,5, dan saya dapat bekerja dengan siapapun di ruangan manapun ditugaskan 63,0. Hasil pengolahan data pengetahuan tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Sikap Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar No Sikap F 1 2 Baik Buruk 40 33 54,8 45,2 Jumlah 73 100 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar lebih banyak bersikap baik terhadap pekerjaan 54,8 dibandingkan dengan buruk 45,2. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Ketersediaan Sarana

Indikator ketersediaan sarana adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 8 pernyataan dengan pilihan jawaban Ada, tidak ada, jika ada maka ditanyakan kembali apakah kondisi baik atau rusak. Tabel 4.9. Distribusi Persepsi Responden terhadap Ketersediaan Sarana Kerja di Kabupaten Aceh Besar No Ketersediaan Sarana Ada Tidak ada Baik Rusak n n n n 1 Ruang Kerja Khusus sanitarian 33 45.2 40 54.8 33 100 2 Sanitarian Kit 33 45.2 40 54.8 9 27.3 24 72.7 3 Buku Pedoman Inspeksi Sanitasi 33 45.2 40 54.8 28 84.8 5 15.2 4 Komputer 33 45.2 40 54.8 20 60.6 13 39.4 5 Kendaraan roda duaempat 33 45.2 40 54.8 33 100.0 0.0 6 Form laporan mingguan 33 45.2 40 54.8 33 100.0 0.0 7 Form laporan bulanan 33 45.2 40 54.8 32 97.0 1 3.0 8 Form laporan tahunan 33 45.2 40 54.8 30 90.9 3 9.1 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang mempunyai ruang kerja khusus sanitarian ternyata 100 kondisinya baik, 72,7 dari responden menyatakan bahwa sanitarian kit yang mereka miliki sudah rusak, 84,8 diantara responden yang mempunyai buku pedoman isnpeksi sanitasi menyebutkan bahwa bukunya dalam keadaan baik dan 15,2 lainnya menyebutkan rusak, sementara itu 97,0 form laporan bulanan yang tersedia di puskesmas dalam kondisi baik, dan 9,1 form laporan tahunan yang tersedia dalam keadaan rusak. Universitas Sumatera Utara Hasil pengolahan data ketersediaan sarana kerja tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Ketersediaan Sarana Kerja di Kabupaten Aceh Besar No Ketersediaan Sarana Kerja F 1 2 Tersedia Tidak tersedia 33 40 45,2 54,8 Jumlah 73 100 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Besar lebih banyak yang tidak memiliki sarana kerja 54,8 dibandingkan dengan yang memiliki sarana kerja 45,2. 4.3. Analisa Bivariat 4.3.1. Hubungan pendidikan petugas dengan kinerja tenaga sanitarian Berdasarkan analisa data hubungan pendidikan petugas dengan kinerja tenaga sanitarian dapat dilihat pada tabulasi silang yang disajikan pada Tabel 4.11 Tabel 4.11. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitarian Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Aceh Besar No Pendidikan Kinerja Jlh p value Baik Kurang baik n n 1 2 3 D 1 SPPH D III Kesling S 1 4 22 12 25,0 53,7 75,0 12 19 4 75,0 46,3 25,0 16 41 16 100 100 100 0,017 Jumlah 38 52,1 35 47,9 73 100 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian dengan pendidikan D1 SPPH dan kinerja baik 25,0, tenaga sanitarian dengan pendidikan D III Kesling Universitas Sumatera Utara dan kinerja baik 53,7 serta tenaga sanitarian dengan pendidikan S 1 dan kinerja baik 75,0. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik adalah tenaga sanitarian dengan pendidikan S 1.

4.3.2. Hubungan usia petugas dengan kinerja tenaga sanitarian

Berdasarkan analisa data hubungan usia petugas dengan kinerja tenaga sanitarian dapat dilihat pada tabulasi silang yang disajikan pada Tabel 4.12 Tabel 4.12. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitarian Berdasarkan Usia di Kabupaten Aceh Besar No Usia Kinerja Jlh p value Baik Kurang baik n n 1 2 3 30 tahun 30-40 tahun 40 tahun 1 34 3 33,3 54,8 37,5 2 28 5 66,7 45,2 62,5 3 62 8 100 100 100 0,524 Jumlah 38 52,1 35 47,9 73 100 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian yang berusia 30 tahun dan kinerja baik 33,3, tenaga sanitarian yang berusia 30-40 tahun dan kinerja baik 54,8 serta tenaga sanitarian yang berusia 40 tahun dan kinerja baik 37,5. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p ≥0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik dapat berada pada kelompok usia 30 tahun, 30-40 tahun bahkan diatas 40 tahun. Universitas Sumatera Utara 4.2.3. Hubungan Pengetahuan Petugas terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian Tabel 4.13. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitaria Berdasarkan Pengetahuan di Kabupaten Aceh Besar No Pengetahuan Kinerja Jlh p value Baik kurang baik n n 1 2 Baik Buruk 25 13 69,4 35,1 11 24 30,6 64,9 36 37 100 100 0,007 Jumlah 38 52,1 35 47,9 73 100 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian dengan pengetahuan baik dan kinerja baik 69,4, tenaga sanitarian dengan pengetahuan buruk dan kinerja baik 35,1. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik adalah tenaga sanitarian dengan pengetahuan yang baik.

4.2.4 Hubungan Sikap Petugas terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian

Tabel 4.14. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitarian Berdasarkan Sikap di Kabupaten Aceh Besar No Sikap Kinerja Jlh p value Baik Kurang baik N N 1 2 Baik Buruk 27 11 67,5 33,3 13 22 32,5 66,7 40 33 100 100 0,008 Jumlah 38 52,1 35 47,9 73 100 Tabel 4.14 menunjukkan bahwa tenaga sanitarian dengan sikap baik dan kinerja baik 67,5, dan tenaga sanitarian dengan sikap buruk dan Universitas Sumatera Utara kinerja baik 33,3. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik adalah tenaga sanitarian dengan sikap yang baik terhadap pekerjaan.

4.2.5. Hubungan Ketersediaan Sarana Kerja terhadap Kinerja Tenaga

Sanitarian Tabel 4.15. Distribusi Kinerja Tenaga Sanitarian Berdasarkan Ketersediaan Sarana Kerja di Kabupaten Aceh Besar No Ketersediaan Sarana Kerja Kinerja Jlh p value Baik kurang baik N N 1 2 Tersedia Tidak tersedia 24 14 72,7 35,0 9 26 27,3 65,0 33 40 100 100 0,003 Jumlah 38 52,1 35 47,9 73 100 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa puskesmas yang mempunyai sarana kerja dan tenaga sanitarian mempunyai kinerja baik 72,7, dan puskesmas yang tidak mempunyai sarana kerja dan tenaga sanitarian mempunyai kinerja baik 35,0. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana kerja dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, degan kata lain tenaga sanitarian akan mempuyai kinerja yang baik jika didukung oleh tersedianya sarana kerja yang memadai. Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisa Multivariat

Hasil pengujian seluruh variabel adalah untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana kerja terhadap kinerja tenaga sanitarian dalam memberikan pelayanan hygiene dan sanitasi di Kabupaten Aceh Besar secara bersama-sama simultan. Berikut adalah tabel hasil dari pengujian : Tabel 4.16. Hasil Pengujian Regresi Logistik Secara Simultan Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana Kerja terhadap Kinerja Tenaga Sanitarian dalam Memberikan Pelayanan Hygiene dan Sanitasi di Kabupaten Aceh Besar No Variabel B Wald Exp B Sig. 1 Pengetahuan 1,762 7,834 5,825 0,005 2 Sikap 506 0,519 1,658 0,471 3 4 5 Ketersediaan sarana Pendidikan Konstan 1,598 -1,728 2,481 4,671 9,437 0,974 4,945 0,178 11,948 0,031 0,002 0,324 Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan variabel independen yang paling kuat mempunyai hubungan dengan kinerja tenaga sanitarian dalam memberikan pelayanan hygiene sanitasi di Kabupaten Aceh Besar adalah subvariabel pengetahuan. Interprestasi odds ratio Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai Exp B untuk variable pengetahuan adalah 5,825 hal ini berarti bahwa semakin baik pengetahuan tenaga sanitarian maka kecendrungannya kinerja akan meningkat. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Tenaga Sanitarian di Kabupaten Aceh Besar Tugas tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar ditetapkan sesuai dengan standar profesi tenaga sanitarian. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa terdapat 52,1 tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik dan 47,9 yang berkinerja kurang baik. Pada kegiatan mempersiapkan pelaksanaan kesehatan lingkungan meliputi penyusunan rencana tahunan, penyusunan rencana 3 bulanan, dan penyusunan rencana bulanan 56,2 tenaga sanitarian sudah dapat melakukannya dengan baik, sementara pada kegiatan melakukan pengamatan kesehatan lingkungan seperti penyehatan sumber air, surveilen kualitas air, penyehatan lingkungan pemukiman seperti jamban keluarga, SPAL dan tempat pembuangan sampah sementara 65,8 tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar sudah melakukannya. Kegiatan yang kurang dapat dilakukan dengan baik oleh tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar adalah pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan seperti pembentukan kelompok Pemakai Air, kader kesehatan lingkungan dan Stop BAB disembarang tempat 58,9. Menurut asumsi peneliti kinerja tenaga sanitarian di Kabupaten Aceh Besar masih dapat ditingkatkan lagi jika memperhatikan faktor yang berbanding lurus dengan kinerja seperti pengetahuan, ketersediaan sarana kerja dan lain sebagainya Universitas Sumatera Utara