Hubungan Pengetahuan Tenaga Sanitarian dengan Kinerja Hubungan Sikap Tenaga Sanitarian dengan Kinerja

sama bekerja dengan baik dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi tenaga sanitarian, sehingga ketika dilakukan pengukuran kinerja tidak menunjukkan suatu kecenderungan seperti umur lebih tua maka kinerja semakin meningkat atau sebaliknya. Kinerja baik dan kinerja yang tidak baik tersebar merata pada seluruh kelompok umur.

5.4 Hubungan Pengetahuan Tenaga Sanitarian dengan Kinerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga sanitarian dengan pengetahuan baik dan kinerja baik 69,4, tenaga sanitarian dengan pengetahuan buruk dan kinerja baik 35,1. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik adalah tenaga sanitarian dengan pengetahuan yang baik. Menurut asumsi peneliti pengetahuan mempunyai kaitan erat dengan kinerja, semakin baik pengetahuan tenaga sanitarian, maka akan dapat melakukan kerja dengan baik sehingga berdampak pada hasil akhir atau kinerja nya dalam memberikan pelayanan hygiene dan sanitasi kepada masyarakat, sebaliknya pengetahuan yang kurang akan menurunkan kinerja secara langsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ricca 2011 yang berjudul Hubungan Pengetahuan Mengenai Mekanisme Pelayanan Dan Karakteristik Individu Dengan Kinerja Petugas kesehatan di Rumah Sakit Fatimah Tahun 2011 yang menyimpulkan bahwa ada kaitan yang erat r=0,876 pengetahuan Universitas Sumatera Utara dengan kinerja petugas kesehatan di Rumah Sakit Fatimah. Menurut Mangkunegara 2006 kinerja petugas kesehatan dinilai melalui aspek penilaian kinerja meliputi pengetahuan tentang pekerjaan, kualitas kerja, produktivitas, adaptasi dan fleksibilitas, inisiatif, kooperatif dan kerjasama, keandalanpertanggung jawaban, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa pengetahuan berbanding lurus dengan kinerja, semakin baik pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur kerja serta tupoksi kerja maka semakin baik kinerja tenaga sanitarian, demikian sebaliknya.

5.5 Hubungan Sikap Tenaga Sanitarian dengan Kinerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga sanitarian dengan sikap baik dan kinerja baik 67,5, dan tenaga sanitarian dengan sikap buruk dan kinerja baik 33,3. Hasil uji statistik chi square test x 2 diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05, dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik adalah tenaga sanitarian dengan sikap yang baik terhadap pekerjaan. Menurut asumsi peneliti sikap tenaga sanitarian terhadap pekerjaan akan mempunyai korelasi positif dengan kinerja, semakin baik sikapnya maka akan semakin baik pula kinerja tenaga sanitarian. Penelitian tentang hubungan sikap dengan kinerja sudah pernah dilakukan oleh Lagu, B 2010 tentang The correlation of competency and professional behavior Universitas Sumatera Utara with lecturers performance of The Faculty of Teacher Training and Educational Sciences, University of Simalungun yang menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap professional dengan kinerja dengan koefisien korelasi 0,405 dan garis prediktif Y = 41,29 + 0,18X2, dengan memberikan sumbangan yang efektif sebesar 13,50. Hasil penelitian ini sebanding dengan teori Gibson yang menyebutkan bahwa sikap seseorang mempengaruhi pola pikir dalam bekerja sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja. Begitu pula hal nya dengan tenaga sanitarian sikap yang baik terhadap pekerjaan akan mempengaruhi pekerjaan dan pada akhirnya kinerja tenaga sanitarian akan meningkat.

5.6 Hubungan Ketersediaan Sarana Kerja dengan Kinerja