5.3 Hubungan Umur Tenaga Sanitarian dengan Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga sanitarian yang berumur 30 tahun dan kinerja baik 33,3, tenaga sanitarian yang berumur 30-40 tahun dan
kinerja baik 54,8 serta tenaga sanitarian yang berumur 40 tahun dan kinerja baik 37,5. Hasil uji statistik chi square test x
2
diperoleh p ≥0,05, artinya tidak ada
hubungan yang signifika n antara umur dengan kinerja tenaga sanitarian pada α=0,05,
dengan kata lain tenaga sanitarian yang mempunyai kinerja baik dapat berada pada kelompok umur 30 tahun, 30-40 tahun bahkan diatas 40 tahun.
Menurut asumsi peneliti umur tenaga sanitarian yang bertambah tidak diikuti dengan bertambahnya pengetahuan, ilmu pengetahuan yang dimilikinya hanya
sebatas pendidikan yang didapatnya sewaktu sekolah dulu, meskipun tenaga sanitarian sudah berumur tua, tapi jika belum pernah mengikuti pelatihan maka
kinerjanya tidak akan sebaik tenaga sanitarian yang pernah mengikuti pelatihan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zusri
2010 tentang hubungan karakteristik individu dan pengetahuan dengan kinerja Tenaga Sanitarian di Badan pelayanan Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar,
yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan karakteristik umur dengan kinerja p0,05.
Secara teoritis dijelaskan bahwa umur mempunyai korelasi dengan kinerja, namun hasil penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Zusri menyimpulkan
sebaliknya. Di lapangan dapat dijelaskan bahwa tenaga sanitarian yang berumur 30 tahun, ataupun yang berumur 30-40 tahun bahkan yang berumur 40 tahun, sama-
Universitas Sumatera Utara
sama bekerja dengan baik dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi tenaga sanitarian, sehingga ketika dilakukan pengukuran kinerja tidak menunjukkan suatu
kecenderungan seperti umur lebih tua maka kinerja semakin meningkat atau sebaliknya. Kinerja baik dan kinerja yang tidak baik tersebar merata pada seluruh
kelompok umur.
5.4 Hubungan Pengetahuan Tenaga Sanitarian dengan Kinerja