b. Taktik Pemasaran Perusahaan dalam melakukan taktik pemasaran sebaiknya
memperhatikan beberapa hal berikut terhadap produknya: Diferensiasi, yaitu mendayagunakan keunggulan yang dimiliki
perusahaan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.
Bauran Pemasaran, menentukan kombinasi dari produk, harga, lokasi dan promosi untuk mencapai sasaran yang diharapkan oleh
perusahaan. Penjualan, merupakan kegiatan bagi perusahaan dalam
menyampaikan produknya kepada para konsumen sebagai hasil dari strategi pemasaran.
c. Nilai Perusahaan Dalam lingkup ini pemasar wajib menaruh perhatian pada tiga
variable yaitu brand, service dan proses. Branding di era ini menjadi sangat kompleks dan penting karena berdasarkan brand itulah
konsumen mengidentifikasikan dirinya. Sehingga, perusahaan juga harus dapat memberikan nilai tambah kepada konsumennya melalui
aktifitas pelayanan yang memuaskan. Terakhir adalah pemasar memberikan perhatian penuh pada proses penyampaian nilai kepada
konsumen melalui kegiatan interfungsional. 3. Lingkup ketiga kegiatan pemasaran sendiri berhubungan dengan tiga
pertanyaan pokok yaitu apa what, mengapa why, dan bagaimana how. Ketiga pertanyaan ini sangat berhubungan dengan pengumpulan
informasi pasar, analisis pasar sasaran yang tepat bagi perusahaan yang bersangkutan dengan kerja manajemen kualitas.
2.5. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler 1997, produsen pada dasarnya melakukan penciptaan sekaligus penyerahan nilai, proses penciptaan dan penyerahan nilai kepada
konsumen digabungkan dalam bentuk STP Segmentasi, Targeting, Positioning. Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
ketepatan pemasaran perusahaan. Sebuah perusahaan tidak dapat melayani
seluruh pelanggan di pasar yang sangat luas. Pelanggan terlalu banyak dan tuntutan pembelian mereka berbeda-beda. Perusahaan perlu
mengidentifikasi segmen pasar yang dapat dilayaninya secara paling efektif Kotler, 2000
Menurut Kasali 2003, segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar, sedangkan tergeting adalah persoalan
bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Bagaimana menyeleksi pasar tergantung atau sangat ditentukan oleh bagaimana pemasar
melihat pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar yang dilihat oleh dua orang yang berbeda, yang didekati oleh metode segmentasi yang berbeda
akan menghasilkan peta yang berbeda pula. Segmentasi adalah proses mengkotak-kotakan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok
”potential customer” yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya Kasali, 2003
Menurut Peter dan Olson 2005, segmentasi pasar didefinisikan sebagai proses membagi suatu pasar ke dalam kelompok konsumen yang
sama dan menyeleksi kelompok-kelompok yang paling tepat untuk dilayani oleh perusahaan. Segmentasi pasar dianalisis berdasarkan lima tugas yang
berhubungan satu sama lain: 1 menganalisis hubungan konsumen-produk, 2 menyelidiki dasar-dasar segmentasi, 3 mengembangkan posisi produk,
4 memilih strategi segmentasi dan 5 mendesain strategi bauran pemasaran. Segmentasi pasar adalah suatu landasan pengembangan strategi
pemasaran yang logis dan merupakan salah satu jembatan besar antara literatur tentang perilaku konsumen yang berhubungan dengan strategi
pemasaran.
2.6. Positioning
Positioning adalah bagaimana anda mendiferensiasikan diri anda dalam benak konsumen. Positioning juga merupakan kerangka bagaimana
kepala manusia bekerja dalam proses komunikasi Trout, 2004. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan
Positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi
masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak, dan persaingan belum menjadi
sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat sengit.
Positioning adalah bentuk dari strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen agar produk dan merk yang ditawarkan mengandung
arti tertentu yang dalam berbagai segi mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merk dalam hubungan asosiatif, dengan demikian Positioning
berkaitan dengan bagaimana produsen memposisikan produk atau mereknya diantara pesaing dan memposisikan mereknya diantara pesaing dan
memposisikan produknya dengan merek dibenak konsumen atau pelanggan Kasali, 2003.
Dalam pemasaran, Positioning adalah teknik yang coba dibuat oleh pemasar untuk menciptakan gambaran, citra atau identitas dalam benak atau
pikiran konsumen target terhadap produk, merek atau perusahaan.. Positioning adalah perbandingan relatif kompetitif dari produk yang
diluncurkan di pasar dan di persepsikan oleh konsumen target. Dengan kata lain psitioning adalah sesuatu yang dipersepsikan dalam benak konsumen
target. Posisi produk adalah bagaimana pembeli potensial melihat dan menilai produk tersebut. Positioning juga menggambarkan posisi relatif
perusahaan, merek atau produk terhadap pesaingnya. Trout dalam Wikipedia, 2006
Menurut Kotler 2000, penentuan posisi Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi
yang terbedakan di antara pesaing di dalam benak pelanggan sasarannya. Positioning tidak boleh dilakukan secara semena-mena. Produk harus
didesain berdasarkan Positioning yang diharapkan di dalam pikiran; Positioning harus diputuskan sebelum produk tersebut didesain.
Positioning adalah pemetaan persepsi dan merupakan saat produk atau jasa sesuai dengan pangsa pasar. Positioning yang efektif menempatkan
produk atau jasa dalam baris pertama ingatan pembeli potensial. Positioning adalah alat yang sangat kuat untuk menciptakan citra. Dan citra adalah hasil
representasi dari keinginan menjadi apa yang diinginkan, melakukan apa yang ingin dilakukan dan mendapatkan apa yang ingin didapatkan Welborn,
2004. Ries dan Trout dalam Kotler 2004 berpendapat bahwa penentuan
posisi di mulai dengan produk. Tetapi Positioning bukanlah apa yang dilakukan perusahaan terhadap suatu produk, melainkan apa yang
perusahaan lakukan terhadap akal pikiran calon-calon pelanggannya. Jadi, perusahaan memposisikan produk itu di dalam pikiran calon pelanggan.
Selain itu, Ries dan Trout dalam Kartajaya 2003 berpendapat bahwa produk terkenal pada umumnya memiliki suatu posisi tersendiri di benak
konsumen. Merek-merek yang sudah memiliki posisinya masing-masing di benak konsumen akan sulit bagi pesaing untuk mencurinya. Pesaing hanya
memiliki tiga pilihan strategi. 1. Strategi pertama adalah memperkuat posisinya sendiri saat ini di benak
konsumen. 2. Strategi kedua adalah mencari dan merebut posisi baru yang belum
ditempati kemudian menggeser deposition atau mengubah reposition posisi persaingan. Pemasar harus mengidentifikasi atribut atau manfaat
penting yang dapat dimiliki suatu merek secara meyakinkan. 3. Strategi ketiga adalah strategi kelompok-eksklusif. Positioning
mengharuskan perusahaan mengerjakan tiap aspek terwujud dari produk, harga, tempat, dan promosi guna mendukung strategi Positioning yang
dipilih. Setelah perusahaan mengembangkan strategi Positioning yang jelas, perusahaan harus mengkomunikasikan Positioning itu secara
efektif. Merek-merek yang tidak berada pada urutan pertama dalam pasar
mereka diukur dari besarnya perusahaan atau atribut-atribut lainnya tidak perlu merasa cemas, yang mereka perlukan hanyalah memilih atribut lain
dan menjadi nomor satu dalam atribut yang dipilih tersebut. Setiap pesaing akan menarik pelanggan-pelanggan yang cocok dengan atribut-atribut utama
setiap perusahaan tersebut Kotler, 2004.
Treacy dan Wiersema dalam Kotler 2004 membedakan tiga Positioning utama yang disebut sebagai ”disiplin nilai” sebagai berikut:
product leadership—kepemimpinan produk, operational excellence— keunggulan operasional, dan customer intimacy—keakraban dengan
pelanggan. Beberapa pelanggan paling menghargai perusahaan-perusahaan yang dapat menawarkan produk-produk yang terbaik dalam kategorinya;
beberapa menghargai perusahaan karena dapat beroperasi dengan efisien; dan beberapa yang lainnya lagi menghargai perusahaan karena mereka dapat
memberi respons yang terbaik atas keinginan-keinginan mereka. Sedangkan Crawford dan Matthews dalam Kotler 2004 mengusulkan lima
kemungkinan Positioning: product produk, price harga, ease of access kemudahan dalam mengakses, value-added service jasa-jasa yang
memberi nilai tambah, dan customer experience pengalaman pelanggan. Tidak ada satu bentuk Positioning yang akan bertahan selamanya.
Sejalan dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada konsumen, para pesaing, teknologi, dan ekonomi, perusahaan harus melakukan evaluasi
kembali Positioning dari merek-merek utama mereka. Bagi beberapa merek yang telah kehilangan pangsa pasar kemungkinan perlu di-Positioning
ulang. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati. Mengganti merek memang akan dapat mendatangkan konsumen-konsumen baru, tetapi mungkin juga
akan kehilangan beberapa konsumen lama yang lebih suka pada merek yang lama Kotler 2004. Positioning adalah ”single-statement” yang
mengupayakan persepsi terhadap suatu produk jadi ”unik di benak konsumen” Kartajaya, 2004.
2.7. Persepsi Konsumen