Keterampilan Guru Kualitas Pembelajaran

dalamnya. Dalam penelitian ini, dari ketujuh komponen masuk dalam 3 variabel yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Berikut ini peneliti membahas lebih lanjut komponen kualitas pembelajaran yaitu:

2.1.3.1 Keterampilan Guru

Menurut Djamarah 2010:99, kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Seorang guru harus memiliki berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai. Dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya di kelas. Menurut Rusman 2013:80, keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui 9 keterampilan mengajar, yakni: 1 Keterampilan membuka pelajaran set induction skills Menurut Rusman 2013:80, kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pelajaran. Komponen membuka pelajaran menurut Usman dalam Rusman, 2013:81 adalah sebagai berikut : a. Menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi. b. Menimbulkan motivasi, disertasi kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memerhatikan minat atau interes siswa. c. Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan beberapa pertanyaan. d. Memberi apersepsi memberi kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, sehingga materi yang dipelajari merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah. 2 Keterampilan bertanya questioning skills Menurut Sanjaya 2008:33, keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Komponen-komponen keterampilan bertanya meliputi Rusman, 2013:83: a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. b. Pemberian acuan. Guru dapat memberikan jawaban acuan sebelum masuk pada jawaban yang diinginkan. c. Fokus pertanyaan. Pertanyaan harus terfokus pada pertanyaan yang diinginkan, apakah dalam bentuk pertanyaan terbuka, tertutup, pertanyaan luas atau pertanyaan sempit. d. Pemindahan giliran. e. Penyebaran. Idealnya pertanyaan diberikan ke kelas terlebih dahulu, sehingga semua siswa berpikir memikirkan jawaban, setelah itu pertanyaan disebar untuk meberikan kesempatan pada semua siswa. f. Pemberian waktu berpikir. g. Pemberian tuntunan. 3 Keterampilan memberi penguatan reinforcement skills Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti seratus, exellent, bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya, maupun nonverbal biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, sentuhan, elusan, pendekatan, dan sebagainya, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik feedback bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang. Rusman, 2013:84 Menurut Suyono dan Hariyanto 2011:227 ada beberapa jenis komponen keterampilan memberi penguatan antara lain: a. Penguatan verbal. Berupa kata atau kalimat yang disampaikan guru, contoh: “baik, bagus, seratus untuk kamu, itu baru jempol” dan lain sebagainya. b. Penguatan gestural, diberikan dalam bentuk mimik, gerakan badan atau anggota yang dapat memberikan kesan positif terhadap siswa. Contohnya mengacungkan jempol, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan dan lain-lain. c. Penguatan dengan cara mendekat ke arah siswa, misalnya berdiri atau duduk di samping siswa yang sedang berdiskusi, sedang praktik keterampilan dan lain-lain. d. Penguatan dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk-nepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, pada anak-anak kecil dapat dilakukan dengan mengusap rambut kepala siswa. e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, misalnya siswa yang berhasil diminta untuk memimpin kegiatan, membantu rekan lain yang mengalami kesulitan belajar. f. Penguatan berupa tanda atau benda, misal memberi tanda bintang dapat dipajang di kelas, memberi komentar pujian pada buku Lembar Kegiatan Siswa LKS, buku PR siswa, atau buku rapor siswa. 4 Keterampilan mengadakan variasi variation skills Menurut Sanjaya 2008:38 variasi adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Ada tiga jenis variasi yang diberikan guru kepada siswa antara lain: a Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan pembelajaran, misalnya guru menggunakan variasi suara. Variasi suara diberikan pada saat siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru, guru bisa mengeraskan atau memelankan suaranya atau meniru suara tokoh lain agar perhatian siswa fokus pada guru. b Variasi dalam menggunakan media atau alat bantu pembelajaran, misalnya guru menggunakan media visual, audio, maupun audio visual agar pesan atau materi yang diberikan guru dapat diterima dengan mudah oleh siswa. c Variasi dalam berinteraksi, guru perlu membangun interaksi yang multiarah secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa yang berinteraksi dengan lingkungannya. Suyono dan Hariyanto 2011:229 menyebutkan beberapa variasi dalam gaya mengajar guru, antara lain: a. Variasi suara: keras-lembut, cepat-lambat, tinggi-rendah, besar-kecil volume suara; b. Pemusatan perhatian: secara verbal, isyarat atau dengan menggunakan model; c. Kesenyapan, terutama jika anak-anak mulai bising dan hingar-bingar, tidak terkendali, guru dapat berdiri diam tanpa suara untuk beberapa saat sampai anak-anak hening kembali. d. Kontak pandang: untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, pandanglah mata siswa dengan seksama dan lembut; e. Gerakan badan, bahasa tubuh body language dan mimik seperti perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi nonlisan; f. Perubahan posisi guru, dari duduk menjadi berjalan mendekat dan sebagainya, hal ini harus dilakukan secara wajar dan tidak menimbulkan kesan mengancam atau menakut-nakuti siwa; g. Perubahan metode mengajar misalnya dari gaya klasikal menjadi pengaktifan kelompok kecil, dari ceramah menjadi tanya-jawab dan sebagainya; h. Variasi dalam membagi perhatian, artinya guru mampu membagi perhatiannya kepada sejumlah kegiatan pembelajaran yang berlangsung bersamaan. i. Penggunaan selingan pemecah kebekuan ice breaker berupa humor-humor segar untuk mencairkan suasana. Variasi dalam penggunaan media, sumber belajar dan bahan-bahan pembelajaran misalnya dengan menggunakan: a. Media dan bahan pembelajaran yang dapat didengarkan oral dan auditori b. Media dan bahan pembelajaran yang dapat dilihat dan didengarkan audio visual c. Media taktil yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan seperti prototipe, model d. Variasi multimedia dan sumber belajar. 5 Keterampilan menjelaskan explaining skills Menurut Rusman 2013:86, keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lainnya, misalnya sebab akibat. Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan adalah sebagai berikut: a. Merencanakan. Penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri. b. Penyajian suatu penjelasan. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memerhatikan hal-hal seperti: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, penggunaan balikan. 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Rusman 2013:89 menjelaskan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara berkelompok. Komponen-komponen dalam membimbing diskusi kelompok, yaitu: a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. b. Memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memimpin diskusi seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan, meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas. c. Menganalisis pandangan siswa. d. Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh perhatian. e. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. f. Menutup diskusi. g. Hal-hal yang perlu dihindarkan adalah mendominasimonopoli pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi. 7 Keterampilan mengelola kelas Menurut Usman dalam Rusman, 2013:90, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif. Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah : a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Teknik-teknik yang dapat dilakukan guru dalam mengelola kelas menurut Sanjaya 2011:45 adalah sebagai berikut : a. Penciptaan kondisi belajar yang optimal Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar mengajar agar berada dalam kondisi yang kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran. b. Menunjukkan sikap tanggap Untuk memberikan kesan tanggap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya : 1 Memberikan komentar baik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari maupun terhadap perilaku siswa. Komentar yang bersifat positif dan bisa menggugah perhatian siswa sangat diperlukan untuk membangun suasana yang optimal. 2 Menjaga kontak mata artinya setiap saat guru memerhatikan siswa melalui pandangan secara terus-menerus. 3 Gerak mendekat artinya guru perlu memberi perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. c. Memusatkan perhatian Kondisi belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa adalah dengan memusatkan perhatian siswa secara terus-menerus. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan: 1 Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain tanpa memutuskan kontak pandang baik terhadap kelompok maupun terhadap individu siswa. 2 Memberikan komentar secara verbal melalui kalimat-kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran yang sedang dibahas. d. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas e. Memberi teguran dan penguatan Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menegur di antaranya: 1 Menegur diarahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan perilaku yang menyimpang. 2 Menegur dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan- peringatan yang kasar atau bertendensi menghina atau mengejek. 8 Keterampilan pembelajaran perseorangan Menurut Rusman 2013:91, pembelajaran individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Sedangkan menurut Sutikno 2013:58, membelajarkan secara perseorangan ialah kegiatan guru menghadapi banyak siswa yang masing-masing mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan bimbingan guru secara perseorangan. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam pembelajaran perseorangan adalah : Rusman, 2013:91-92 a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. b. Keterampilan mengorganisasi. c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Anitah 2009:8.56, ada beberapa cara guru yang dapat dilakukan dalam keterampilan mengadakan pendekatan secara perorangan, antara lain : a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan. b. Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa. c. Memberikan respons positif terhadap buah pikiranperasaan yang dikemukakan siswa. d. Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh guru dengan berbagai cara, baik verbal maupun nonverbal. e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk mendominasi atau mengambil alih tugas siswa. f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan. g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. 9 Keterampilan menutup pelajaran closure skills Rusman 2013:92 mengemukakan bahwa menutup pelajaran closure adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Komponen menutup pelajaran menurut Usman dalam Rusman, 2013:92 adalah sebagai berikut: a. Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran. b. Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan penutupan adalah : a. Bersama-sama dengan siswa danatau sendiri membuat kesimpulan pembelajaran. b. Melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun kelompok. e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran merupakan kemampuan guru dalam melatih, mengajar, membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya untuk berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dengan menguasai sembilan keterampilan guru, guru akan dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih baik serta mendorong siswa agar lebih aktif dan partisipatif dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti memadukan 9 keterampilan dasar guru dengan langkah pembelajaran model Reciprocal Teaching dengan media audio visual menjadi indikator keterampilan guru. Indikator keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model Reciprocal Teaching dengan media audio visual adalah : 1 Membuka pelajaran. keterampilan membuka pelajaran 2 Memberikan pertanyaan pada siswa seputar materi pelajaran. keterampilan bertanya 3 Memberikan penguatan pada siswa. keterampilan memberi penguatan 4 Guru mengadakan variasi keterampilan mengadakan variasi 5 Menjelaskan materi pelajaran menggunakan media audio visual. keterampilan menjelaskan 6 Membimbing siswa dalam diskusi kelompok keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7 Mengkondisikan kelas pada kegiatan pembelajaran yang efektif. keterampilan mengelola kelas 8 Membimbing siswa secara perorangan. keterampilan pembelajaran perorangan 9 Menutup pelajaran. keterampilan menutup pelajaran

2.1.3.2 Aktivitas Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN KARANGAYU 02 KOTA SEMARANG

0 20 267

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

0 3 300

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 11 238

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTEDINDIVIDUALIZATION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 9 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KEMBANGARUM 01 KOTA SEMARANG

0 5 224