27
wa dalam kelompok kerjasama dalam diskusi kelompok, sikap siswa dalam par- tisipasi siswa dalam diskusi kelas, sikap dalam mengerjakan evaluasi.
2.1.6 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana sis- wa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
Metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap ting- kat kelas untuk mengajarkan berbagai mmacam mata pelajaran. Pembelajaran
kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangakan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan atara siswa-
siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka Slavin, 2005:4-5.
Pembelajaran kooperatif didefinsikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Guru bertindak sebagai fasilitator,
sedangkan siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha memenuhi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka
Suprijono, 2011: 54. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mengacu pada metode
pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling mem- bantu dalam belajar. Keuntungan dari pembelajaran ini adalah siswa diberi ke-
bebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipasi aktif dan melalui kelompoknya, dapat
membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu.
28
2.1.7 Metode Numbered Heads Together NHT
NHT atau penomeran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut Trianto, 2007: 62.
NHT adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa
Hamdani, 2012: 89. Ketika mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks dNHT Trianto 2007: 62-63.
5 Fase 1: Penomoran
Fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
6 Fase 2: Mengajukan Pertanyaan
Guru megajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.
7 Fase 3: Berfikir bersama
Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
8 Fase 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
29
Langkah-langkah pembelajaran melalui metode NHT yaitu: 7
siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa mendapat nomor; 8
guru member tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya; 9
kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya;
10 guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka; 11
siswa lain diminta untuk member tanggapan, kemudian diteruskan nomor lain; 12
simpulan Hamdani, 2010: 90. Kelebihan metode NHT menurut Hamdani 20120: 90, adalah:
1 siswa menjadi siap;
2 siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh;
3 siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Sedangkan Kelebihan NHT menurut Huda 2011: 138, yaitu: 1
memberika kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat;
2 meningkatkan semangat kerja sama siswa;
3 dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
2.1.8 Media Pembelajaran