METODOLOGI PENELITIAN Komunikasi Antarpribadi dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan dengan variabel lain Rakhmat, 2004 : 27 . III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan Yayasan SOS Desa Taruna Medan yang berada di Jl. Seroja Raya No. 150, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan, Propinsi Sumatra Utara. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2009. III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian Nawawi, 1995 :141. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan yang berjumlah 33 Orang data administrasi SOS Agustus 2009. Universitas Sumatera Utara III.3.2 Sampel Menurut Nawawi 1995:144, secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalui banyak, maka digunakan total sampling Prasetyo, 2005:121 artinya keseluruhan jumlah di populasi dijadikan sampel. Menurut Arikunto 2002:112, jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Menurut Bailey 1982 30 satuan dianggap sebagai jumlah sampel minimal dalam Bruce A. Chadwick hal.82. Maka, berdasarkan populasi yang ada, maka sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan remaja yang ada di Yayasan SOS Desa Taruna Medan, yaitu berjumlah 33 orang. III.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu; 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian Lapangan Field Research Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui : 1. Kuesioner yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyyan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden Nawawi,1995:111. 2. Wawancara yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang harus dijawab secara lisan pula oleh responden Nawawi,1995:111. Dalam hal ini peneliti akan berdialog atau mewawancarai pihak-pihak terkait dengan permasalahan yang hendak diteliti. 3. Observasi yaitu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: a. Tahap Awal Pada tahap awal, peneliti terlebi dahulu harus meminta surat izin penelitian kepada bagian pendidikan FISIP USU untuk mengadakan kegiatan penelitian di lingkungan Yayasan SOS Desa Taruna Medan. Surat izin ini kemudian ditujukan kepada pimpinan Yayasan SOS Desa Taruna Medan, untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. b. Pengumpulan Data Bagian ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang akan dilakukan, mengenai “Pengaruh Komunikasi Antarpribadi terhadap Pembentukan Konsep Universitas Sumatera Utara Diri Remaja”, dimana keseluruhan populasi berjumlah 33 orang yang keseluruhanya dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner kepada para responden selama jangka waktu seminggu, yang akan dimulai sejak tanggal 24 Agustus sd 29 Agustus 2009. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 33 buah. Kuesioner ini dibagikan kepada seluruh remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan. Pada saat pengisian kuesioner peneliti akan membimbing para responden dalam pengisian data. Ini dilakukan agar para responden dapat mengisi data-data yang ada di kuesioner dengan baik. III.5 Teknik Pengolahan Data Setelah peneliti berhasil mengumpulkan semua data dari para responden, maka selanjutnya penelitiakan melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang diisi oleh para responden. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut: a. Penomoran kuesioner, yaitu kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para responden dikumpulkan, lalu diberi nomor urut sebagai tanda pengenal 01-33. b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisisan data ke dalam kotak kode yang telah disediakan. Universitas Sumatera Utara c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke kotak-kotak kode yang telah tersedia dalam kuesioner berupa bentuk angka skor. d. Inventarisasi tabel, yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Foltron Cobol FC, sehingga memuat keseluruhan data dalam suatu kesatuan. e. Tabulasi data, proses pemasukan data dari Foltron Cobol FC ke dalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. f. Pengujian hipotesis, yaitu dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan adalah korelasi tata jenjang Spearman. III.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan Singarimbun,1995:23. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu : a. Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom-kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori Singarimbun, 1995 :226. Universitas Sumatera Utara b. Analisis Tabel Silang Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif Singarimbun, 1995 : 273. c. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus korelasi Spearman. Rumus koefisien adalah : Kriyantono, 2006 : 174 Keterangan : Rs Rho : Koefisien korelasi rank order Angka 1 : Angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 : Angka enam ; yaitu bilangan konstan d : Perbedaan antara pasangan jenjang ∑ : Sigma atau jumlah N : Jumlah individu atau sampel Spearman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika : r s r 0, maka hipotesis ditolak s 0, maka hipotesis diterima Universitas Sumatera Utara untuk menguji tingkat signifikansi korelasi jika N 10, digunakan rumus t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah sebagai berikut ; Suparman, 1990:218 keterangan : t hitung R : hasil test signifikan s : N : jumlah sampel hasil korelasi x dan y dengan kriteria sebagai berikut ; T hitung ≥ T tabel : hubungan signifikan T hitung ≤ T tabel Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut Kriyantono, 2006 : 168. : hubungan tidak signifikan Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,21-0,39 : Hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 : hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap Y, yaitu dengan rumus : Kp = Rs 2 x 100 Rakhmat, 2005:30. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Konsep Diri Mahasiswa Indekos Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi

2 65 115

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Komunikasi Kelompok Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Kelompok Terhadap Pembentukan Konsep Diri di Komunitas games online “Perang Kaum” )

6 66 116

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Dan Konsep Diri Mahasiswa ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

3 48 111

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pembentukan Perilaku Narapidana (Studi Korelasional Mengenai Efektivitas Komunikasi AntarPribadi Terhadap Pembentukan Perilaku Narapida di LP Kelas II A Kotamadya Binjai)

2 41 123

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

ANALISIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MANTAN PENGGUNA NARKOBA YAYASAN SINARDJATI PAMARDI PUTRA DALAM PEMBENTUKAN CITRA DIRI KE MASYARAKAT

0 6 17

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 3 14

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 4 15