Model Teoritis Operasional Variabel Hipotesis

b. Variabel Terikat Y

Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2004 : 12. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembentukkan konsep diri remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan.

c. Variabel Antara Z

Variabel antara yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : +

8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian penelitian ini, yaitu : Variabel Bebas X Komunikasi Antarpribadi Variabel Terikat Y Konsep Diri Remaja Variabel Antara Z Karakteristik Responden Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional Komunikasi Antarpribadi X 1. Sikap Percaya a. Menerima b. Empati c. Kejujuran 2. Sikap Suportif a. Deskripsi b. Orientasi Masalah c. Spontanitas d. Empati e. Persamaan f. Provisionalisme 3. Sikap Tebuka a. Menilai pesan secara objektif b. Membedakan suasana dengan mudah c. Berorientasi pada isi d. Mencari informasi dari berbagai sumber e. Bersifat provisonalisme f. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya Konsep diri Y 1. Dimensi Internal a. Diri Identitas Identity Self b. Diri Pelaku Behavioral Self c. Diri Penilai Judging self 2. Dimensi eksternal a. Diri Fisik Physical Self b. Diri Etik-Moral Moral-Ethical Self c. Diri Pribadi Personal Self d. Diri keluarga Family Self e. Diri Sosial Social Self Karakteristik Responden Z a. Jenis kelamin b. Usia c. Pendidikan d. Lama waktu tinggal di Yayasan

9. Defenisi Variabel Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah Universitas Sumatera Utara suatu petunjuk pelaksanaan menganai cara-cara untuk mengukur variabel- variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995 : 46. Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas Komunikasi Antarpribadi terdiri dari :

1. Percaya : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam membuka diri dan menunjukkan penerimaan dan dukungan kepada orang lain. a. Menerima : adalah kemampuan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam berhubungan dengan orang lain yang menerima orang lain apa adanya, dan memandang orang lain secara realistis. b. Empati : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam memahami perasaan orang lain c. Kejujuran : sikap pengungkapan yang dilakukan secara benar, apa adanya dan tidak pura-pura oleh remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan. 2. Sikap Suportif : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan yang tidak defensif dalam berkomunikasi, dapat menerima, jujur dan empatis. a. Deskripsi : penyampaian perasaan dan persepsi yang dilakukan oleh remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan secara terbuka dengan tetap menghargai perasaan orang lain. Universitas Sumatera Utara b. Orientasi Masalah : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah. c. Spontanitas : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d. Empati : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam memahami perasaan orang lain e. Persamaan : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam memperlakukan remaja lain secara horizontal dan demokratis. f. Provisionalisme : kesediaan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan untuk meninjau kembali pendapat, untuk mengakui bahwa pendapatnya itu mungkin salah. 3. Sikap Tebuka : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam menerima dan memberi informasi kepada orang lain. a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika yaitu : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam menerima pesan secara objektif, dan mengevaluasinya berdasarkan logika bukan berdasarkan perasaannya terhadap sumber pesan komunikator. b. Membedakan suasana dengan mudah yaitu : kemampuan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan untuk dapat berpikir dan membedakan antara benar dan salah serta mampu berdiri pada posisi netral untuk mengambil keputusan. Universitas Sumatera Utara c. Berorientasi pada isi yaitu : sikap remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam mengkaji dan menerima pesan yang diterimanya berdasarkan isi dari pesan tersebut bukan berdasarkan siapa yang menyampaikan pesan tersebut. d. Mencari informasi dari berbagai sumber yaitu : kesediaan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam mencari informasi dan mengembangkan kerangka berpikirnya dari berbagai sumber baru, bukan hanya dari pihak-pihak yang terdekat saja. e. Bersifat provisional yaitu : kesediaan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam menerima saran dan kritik dari orang lain seta mau mengubah pendapat atau keyakinannya bila terdapat bukti dan fakta yang cukup. f. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya yaitu : kesediaan remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam menerima pandangan dan mencoba mengerti orang lain dalam menghadapi benturan gagasanpendapat dengan orang lain.

b. Variabel Terikat Konsep Diri terdiri dari :

1. Dimensi Internal : penilaian yang dilakukan oleh remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya a. Diri Identitas Identity Self : label-label dan simbol-simbol yang diberikan pada diri self oleh remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya. Universitas Sumatera Utara b. Diri Pelaku Behavioral Self : persepsi remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan, tentang tingkah lakunya yang berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan oleh diri sendiri, menyangkut peran dan tanggung jawabnya. c. Diri Penilai Judging self : diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara mediator antara diri remaja dan identitasnya sebagai pelaku di Yayasan SOS Desa Taruna Medan. 2. Dimensi eksternal : dimensi dimana remaja Yayasan SOS Desa Taruna Medan menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain di luar dirinya. a. Diri Fisik Physical Self : persepsi remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan, terhadap keadaan diri secara fisik. b. Diri Etik-Moral Moral-Ethical Self : persepsi remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan terhadap dirinya dilihat dari pertimbangan nilai moral dan etika. c. Diri Pribadi Personal Self : persepsi remaja Yayasan SOS Desa Taruna Medan tentang keadaan pribadinya. Universitas Sumatera Utara d. Diri keluarga Family Self : perasaan dan harga diri remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. e. Diri Sosial Social Self : penilaian remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan, terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.

c. Variabel Antara Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan individu lain. a. Usia : Umur responden saat mengisi kuesioner, digolongkan atas remaja awal 11-14 tahun dan remaja pertengahan 15-18 tahun b. Jenis Kelamin : Penggolongan sex responden, yakni laki-laki dan perempuan c. Tingkat Pendidikan : Latar belakang pendidikan responden, SMP dan SMA

10. Hipotesis

Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan Burhan Bungin, 2001 : 90. Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ho : tidak terdapat pengaruh komunikasi antarpribadi terhadap pembentukan konsep diri remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan. Ha : terdapat pengaruh komunikasi antarpribadi terhadap pembentukan konsep diri remaja di Yayasan SOS Desa Taruna Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi II.1.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi dapat diartikan menurut pandangan yang berbeda. Ada yang berpendapat bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebut komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan berupa lambang, suara, gambar, dan lain-lain dari suatu sumber kepada sasaran audience dengan menggunakan saluran tertentu. Hal ini dapat digambarkan melalui sebuah percakapan misalnya sebagai bentuk awal dari sebuah komunikasi. Orang yang sedang berbicara adalah sumber source dari komunikasi atau dengan istilah lain disebut komunikator. Orang yang mendengarkan disebut sebagai audience, sasaran, pendengar, atau komunikan. Apa yang disampaikan oleh orang yang sedang berbicara disebut sebagai pesan, sementara kata-kata yang disampaikan melalui udara disebut sebagai saluran atau channel. “Komunikasi berasal dari kata-kata bahasa Latin communis yang berarti umum common atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan commonness dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide, atau sikap” Suprapto, 2006:4. Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Konsep Diri Mahasiswa Indekos Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi

2 65 115

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Komunikasi Kelompok Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Kelompok Terhadap Pembentukan Konsep Diri di Komunitas games online “Perang Kaum” )

6 66 116

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Dan Konsep Diri Mahasiswa ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Jika Aku Menjadi” Di TransTV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

3 48 111

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pembentukan Perilaku Narapidana (Studi Korelasional Mengenai Efektivitas Komunikasi AntarPribadi Terhadap Pembentukan Perilaku Narapida di LP Kelas II A Kotamadya Binjai)

2 41 123

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

ANALISIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MANTAN PENGGUNA NARKOBA YAYASAN SINARDJATI PAMARDI PUTRA DALAM PEMBENTUKAN CITRA DIRI KE MASYARAKAT

0 6 17

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 3 14

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 4 15