Latar belakang Kualitas Air Dan Keluhan Kesehatan Pemakai Air Danau Toba Di Sekitar Keramba Jaring Apung Di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, keperluan pertanian dan lain sebagainya Warlina, 2004. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapat air yang baik sesuai standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat Wardhana, 2004. Masalah air ini juga berkaitan erat dengan barbagai penyakit, baik penyakit menular yaitu penyakit yang disebabkan mikroorganisme seperti diare, kolera, disentri, tifus, hepatitis A, malaria, filariasis dan lain-lain Soemarwoto, 1998. Di samping hal tersebut di atas, resiko kesehatan juga dapat diakibatkan oleh polusi senyawa kimia yang tidak menimbulkan gejala yang segera akut, tetapi dapat Universitas Sumatera Utara berpengaruh terhadap kesehatan akibat pemaparan yang terus menerus pada dosis rendah, serta seringkali tidak spesifik dan sulit untuk dideteksi Said, 2000. Bagi penduduk yang berada di sekitar daerah danau, kebutuhan akan air bersih ini diperoleh dari air danau. Berdasarkan segi kualiatas, kuantitas dan kontinuitas air danau ini sangat cukup untuk kebutuhan penduduk. Air Danau Toba merupakan sumber air minum bagi sebahagian besar masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Delapan puluh dua persen 82 masyarakat di pinggir Danau Toba menggunakan air danau sebagai sumber air minum, mandi dan mencuci bahkan sebagian besar masyarakat disekitar danau masih memanfaatkan perairan danau sebagai tempat pembuangan limbah Sitanggang, 2009. Danau Toba merupakan sumberdaya air yang mempunyai nilai sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi serta ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitar, sebagai tempat penangkapan ikan dan budidaya ikan dalam keramba jaring apung, kegiatan transportasi air, dan menunjang berbagai jenis industri Fitra, 2008. Semakin banyak jumlah keramba jaring apung yang beroperasi di perairan Danau Toba maka semakin banyak pula jumlah pakan yang ditabur ke perairan Danau Toba yang salah satu sumber pencemaran di perairan Danau Toba. Pencemaran air Danau Toba mulai dirasakan ketika keberadaan keramba jaring apung itu ada di permukaan danau. Pemeriksaan laboratorium juga menyimpulkan, keruhnya air danau dan tumbuhnya eceng gondok menjadi sebuah ancaman kebersihan dan keindahan danau. Hasil pantauan juga Universitas Sumatera Utara mulai ditemukan fosfor dan nitrogen yang berasal dari pakan ikan di keramba jaring apung Anonim, 2008. Dari berbagai penelitian di Danau Toba memberikan indikasi telah terjadi penurunan kualitas air di lokasi-lokasi yang terkena dampak kegiatan masyarakat. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air danau yang diambil pada bulan November 2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan oksigen DO telah turun pada nilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mgl, sementara baku mutu yang ditetapkan 6 mgl, hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas. Selanjutnya nilai BOD Biochemical Oxygen Demand sebesar 14 mgl, sementara baku mutu yang ditetapkan 2 mgl, memberikan indikasi tingginya bahan organik di dalam air. Bahan organik tersebut berasal dari sisa pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya. Demikian juga konsentrasi zat-zat nutrisi seperti nitrogen dan fosfor telah jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan Barus, 2007 dalam Fitra 2008. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan di daerah Parapat, dimana ada 3 parameter yang telah jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu COD, Nitrat dan Phospat. Jumlah COD yang ditemukan 26,87 mgl sementara baku mutu yang ditetapkan 10 mgl, Nitrat yang ditemukan 15,47 mgl, sementara baku mutu yang ditetapkan 10 mgl dan fosfat yang ditemukan 0,25 mgl, sementara baku mutu yang ditetapkan 0,2 mgl Fitra, 2008. Akibat nitrogen yang berlebihan akan menghasilkan senyawa nitrat, dimana senyawa nitrat dalam air dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan methaemoglobinameia, yakni kondisi dimana haemoglobin di dalam darah menjadi Universitas Sumatera Utara kekurangan oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi Sutrisno, 2006. Berdasarkan survei awal penulis yang dilakukan di Desa Tanjung Bunga Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa sebahagian besar penduduk menggunakan air danau sebagai air minum dan air bersih. Air Danau Toba telah mengalami penurunan kualiatas air, dan diperparah lagi pertumbuhan eceng gondok yang begitu subur menjadi indikator bahwa air kaya zat-zat organik pencemaran organik. Pencemaran Danau Toba ini akan menimbulkan gangguan pada kesehatan masyarakat setempat. Atas pertimbangan inilah maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Kualitas Air Dan Keluhan Kesehatan Pemakai Air Danau Toba Di Sekitar Keramba Jaring Apung Di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah