49 KIHKI diatur dalam PP No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan, khususnya Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 10.
Kepemilikan KI yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan litbang oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang yang dibiayai sepenuhnya oleh
Pemerintah danatau Pemerintah Daerah menjadi milik Pemerintah danatau Pemerintah Daerah, tetapi pengelolaannya dilimpahkan kepada perguruan tinggi dan
lembaga litbang. Kepemilikan dan pengelolaan KIHKI di IPB diatur dalam SK Rektor IPB
No. 209K13PG2004 tentang Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB, khususnya Pasal 5 dan Pasal 7 ayat 2. Pasal 5 pedoman tersebut menyatakan
bahwa: 1.
KIHKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma perguruan tinggi yang dibiayai sepenuhnya oleh IPB secara otomatis menjadi milik IPB.
2. KIHKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma yang dilakukan oleh Sivitas
Akademika dengan menggunakan fasilitas dan sumber dananya sebagian atau seluruhnya berasal dari pihak luar IPB akan menjadi milik IPB, kecuali telah
diatur dalam kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat 2 dinyatakan bahwa “apabila berdasarkan hasil pengkajian diputuskan suatu KIHKI menjadi aset IPB, maka pengelolaan
selanjutnya dilakukan oleh Kantor HKI-IPB yang saat ini bernama Subdit HKI dan Publikasi - Dit. RKS IPB”.
KIHKI yang dihasilkan sivitas akademika IPB dapat diajukan dengan biaya sendiri oleh Pihak yang menghasilkan apabila KIHKI yang dihasilkan
tersebut diluar ketentuan Pasal 5 Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB seperti disebutkan di atas. Selain itu, sivitas akademika IPB juga dapat
mengajukan permohonan pendaftaran HKI dengan biaya sendiri apabila sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat 4 Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan
IPB yang menyatakan “Jika berdasarkan hasil pengkajian KIHKI diputuskan untuk tidak dikelola lebih lanjut oleh IPB, maka KIHKI tersebut dapat diserahkan
pengelolaannya kepada pihak yang menghasilkan.’’
50
Pendaftaran Penamaan Varietas Tanaman
A. Pengertian dan Istilah dalam Pendaftaran dan Penamaan Varietas
Tanaman
Pendaftaran varietas tanaman merupakan kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang
dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya danatau
penggunanya. Varietas tanaman yang akan didaftarkan maupun diajukan permohonan hak PVT-nya harus diberi nama yang berguna sebagai identitas varietas
yang bersangkutan dan pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan untuk keperluan perolehan manfaat ekonomi bagi pemiliknya. Penamaan varietas
tanaman merupakan kegiatan untuk memberi nama suatu varietas tanaman, baik varietas lokal maupun varietas hasil pemuliaan.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pendaftaran varietas tanaman antara lain:
Varietas Asal adalah Varietas yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan Varietas Turunan Esensial yang meliputi varietas yang mendapat PVT dan Varietas yang tidak mendapat PVT tetapi telah diberi nama dan didaftar oleh
Pemerintah.
Varietas Turunan Esensial adalah varietas hasil perakitan dari Varietas Asal
dengan menggunakan seleksi tertentu sedemikian rupa sehingga Varietas tersebut mempertahankan ekspresi sifat-sifat Esensial dari Varietas Asalnya tetapi dapat
dibedakan secara jelas dengan Varietas Asalnya dari sifat-sifat yang timbul dari tindakan penurunan itu sendiri.
5
52
Varietas Lokal adalah Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara Turun
temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai oleh negara. Pewakilan kepentingan masyarakat pemilik varietas lokal ditentukan berdasarkan
sebaran geografis varietas lokal yang bersangkutan yaitu dalam hal suatu varietas lokal berada pada suatu daerah KabupatenKota maka yang mewakili kepentingan
tersebut adalah BupatiWalikota yang bersangkutan, dalam hal suatu varietas lokal berada pada lebih dari satu KabupatenKota dalam satu propinsi maka yang
mewakili kepentingan tersebut adalah Gubernur yang bersangkutan, sedangkan apabila keberadaan suatu varietas lokal lintas propinsi maka yang mewakili
kepentingan tersebut adalah Pusat PVT. Pewakilan kepentingan masyarakat pemilik suatu varietas lokal dimulai dari pemberian nama varietas lokal.
Varietas Hasil Pemuliaan adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan Pemuliaan
tanaman.
Penamaan Varietas yang diberi PVT adalah kegiatan memberi nama kepada
varietas yang akan dimintakan PVT kepada Pusat PVT sebagai identitas Varietas yang bersangkutan.
Penamaan Varietas yang tidak diberi PVT adalah kegiatan memberi nama
kepada Varietas Lokal dan Varietas Hasil Pemuliaan yang tidak diberi PVT, sebagai identitas varietas yang bersangkutan dan pemenuhan persyaratan peraturan
perundang-undangan untuk keperluan perolehan manfaat ekonomi bagi pemiliknya.
Pendaftaran Varietas adalah kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk
kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum
antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya danatau penggunanya.
Deskripsi varietas adalah penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman
sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya.
Deskripsi Varietas Lokal adalah penjelasan tertulis mengenai suatu varietas
tanaman yang mencakup sebaran geografis, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya.