Peran dan Fungsi HKI
14 a.
Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi negara maju agar tetap dapat menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya;
b. Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat
diindustrikan; dan c.
Alat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan mendapatkan
imbalan berupa royalti. Pembangunan ekonomi di dunia sekarang ini tidak akan terlepas dari sistem
HKI, dalam kehidupan sehari-hari, telah disadari bagaimana besarnya dampak intelektualitas manusia. Hasil dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual
yang dihasilkannya telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari sekeliling
atau dari rumah tempat kita tinggal, berbagai peralatan rumah, pakaian, elektronika, komunikasi, transportasi, peralatan kantor dan lain-lain merupakan hasil karya
intelektual manusia yang sangat membantu kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, untuk mendorong kreasi yang berguna lebih lanjut,
sangat penting untuk memberikan suatu insentif kepada pihak-pihak yang menciptakan atau menanamkan modal dalam pembuatan karya intelektual. Negara-
negara maju sudah berabad-abad mengenal kebutuhan akan insentif dengan membangun suatu sistem yang membuat karya intelektual yang baru atau asli
diperlakukan sebagai suatu kekayaan, yang dikenal sebagai kekayaan intelektual. Kekayaan intelektual sesungguhnya telah memperlancar roda pembangunan
ekonomi suatu bangsa, dengan terciptanya perlindungan kekayaan intelektual bagi mereka yang menciptakan atau menanamkan modal pada penciptaan karya-karya
intelektual tidak hanya akan mendorong kualitas kekayaan intelektual tetapi juga alih teknologi dan pengetahuan. HKI bagi negara-negara maju bukanlah sekedar
perangkat hukum yang hanya digunakan untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang, akan tetapi juga dipakai sebagai alat strategi usaha untuk
mengkomersialkan suatu penemuan. Dengan demikian, penghargaan negara yang berupa pemberian hak monopoli kepada penghasil karya intelektual memungkinkan
peghasil karya intelektual untuk mengeksploitasi penemuannya secara ekonomi. Insentif yang diberikan kepada pemegang HKI dalam bentuk monopoli
dimaksudkan agar penghasil karya intelektual dapat menggunakan atau memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual mereka dalam jangka waktu tertentu. Monopoli
untuk menggunakan dan memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual
15 memungkinkan pemilik hak untuk menerima penghasilan dan keuntungan atas
waktu, uang dan usaha yang telah mereka habiskan dalam penciptaan kekayaan intelektual. Dengan memiliki penghasilan yang cukup, pemilik hak mampu untuk
menciptakan kekayaan intelektual selanjutnya yang lebih baik. Hak yang dimiliki oleh penghasil karya intelektual tidak hanya berupa hak
ekonomi, tetapi juga hak moral yang mengabadikan integritasnya atas karya intelektual yang telah dihasilkannya. Selain itu, ada manfaat sosial dalam bentuk-
bentuk penyebarluasan, pengkayaan, dan dukungan yang diberikan oleh Negara terhadap pengembangan sistem HKI. Sistem HKI diharapkan dapat berperan dalam
membentuk suatu budaya yang mampu merubah masyarakat pengguna menjadi masyarakat yang mengembangkan potensi dirinya, sehingga akan terlahir pencipta,
inventor, dan pendesain baru. Bagi dunia industri, memahami sistem HKI tidak hanya berhubungan
dengan perlindungan kekayaan intelektual tetapi juga menjamin agar tidak melanggar HKI orang lain. Kecenderungan pasar global telah mendorong
pengembangan sistem peraturan global, termasuk dalam bidang HKI. Sejak 1
Januari 1995, World Trade Organization WTO telah memperkenalkan perjanjian
Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights TRIPs dan mewajibkan seluruh anggota WTO untuk menerapkan persyaratan minimal untuk perlindungan
HKI sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian TRIPs. Agar dapat kompetitif dalam pasar global, para industriawan harus tahu dan
mengikuti peraturan perdagangan yang berkembang dan diterapkan di negara tujuan pasar termasuk yang berhubungan dengan HKI. Kepabeanan beberapa negara juga
meminta persyaratan agar dokumen HKI dapat dilampirkan pada dokumen wajib dan tambahan. Kegagalan memahami peraturan di negara tujuan pasar dapat
menyebabkan kesulitan bagi produk-produk Indonesia khususnya dalam memasuki pasar luar negeri dan jika produk-produk tersebut berhasil masuk, resiko dituntut
oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual suatu produk di pasar luar negeri sangat tinggi.
16 Manfaat utama yang diberikan sistem HKI bagi peneliti dan industri yaitu:
a.
Dapat mengetahui informasi dan melihat perkembangan sebagian besar pengetahuan dan teknologi terbaru.
Informasi Paten di seluruh dunia memberikan informasi teknologi yang berguna yang sebagian besar dapat diakses melalui internet.
Ketersediaan informasi tersebut memungkinkan peneliti dan industri di Indonesia untuk melaksanakan suatu pengamatan teknologi dan melihat
kecenderungan perkembangan teknologi paling mutakhir. Selain itu, masyarakat juga bebas menggunakan informasi dari Paten kadaluwarsa
expired dan bebas menggunakan informasi Paten yang tidak terdaftar di negara mereka sepanjang informasi penggunaan tersebut tidak diperluas ke
negara-negara tempat Paten tersebut dimintakan. Syarat kebaruan yang diterapkan dalam sistem Paten adalah kebaruan universal absolut, yang
berarti penemuan yang dimintakan Paten-nya tersebut harus baru tidak hanya di negara tempat permohonan Paten didaftarkan tetapi juga harus baru di
seluruh dunia. Konsekuensinya, kegiatan riset di Indonesia ditantang untuk dapat berkompetisi dengan kegiatan riset di seluruh dunia. Tantangan ini tidak
hanya untuk menjaga patentabilitas hasil riset jika ingin memperoleh Paten, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan riset tersebut harus selalu mengikuti
kecenderungan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar serta menghindari duplikasi dan pelanggaran penemuan-penemuan lain yang telah di-Paten-kan.
b.
Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak ketiga.
Hal ini diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada penemu atau investor untuk mendapat manfaatimbalan keuangan yang cukup atas
upayainvestasi dalam menciptakan karya intelektual tersebut. Selain kedua manfaat utama di atas, sistem HKI juga memberikan peluang
bagi suatu industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu dan dapat membangun entry barrier bagi kompetitor-nya. HKI sebagai aset
intangible bisnis juga dapat menjadi income generating bagi suatu industri melalui lisensi, penjualan atau komersialisasi HKI, dan akan meningkatkan nilai suatu
industri di mata investor dan lembaga keuangan.
17 Tidak hanya bagi industri, bagi perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan
pengembangan litbang, sistem HKI juga akan sangat berperan. Sistem HKI melekat pada semua kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, terutama dalam
penelitian dan pengajaran. Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu basis perolehan HKI sangat identik dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu, suatu
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang dirancang dengan baik, tidak hanya sekedar melaksanakan pekerjaan danatau penyelesaian studi saja namun juga
mengandung misi yang lebih jauh, bisa memiliki efek positif bagi masyarakat luas. Perguruan tinggi dan lembaga litbang sangat berpotensi dalam
menghasilkan HKI yang bernilai ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan HKI yang
optimal dari hasil kegiatan trdiharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan dapat dijadikan sebagai salah satu income generating untuk
keberlanjutan berbagai kegiatan tridharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan yang berdaya saing tinggi. Beberapa produk strategis dalam kegiatan
tridharma perguruan tinggi, ruang lingkup kegiatan, dan jenis HKI yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Gambar 3 disajikan Siklus Implementasi HKI di dalam
Kegiatan Penelitian. Tabel 1. HKI dalam Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi
Produk Strategis Perguruan Tinggi
Ruang Lingkup Kegiatan Jenis HKI
Bidang PendidikanPengajaran
1. Moduldiktat penuntun praktikum
2. Bukutextbook
3. Software
4. Modelsimulasi
5. Pola kebijakan rencanastrategi
• Membuat dan menerbitkan moduldiktat penuntun
praktikumbuku ajar yang digunakan sebagai bahan perkuliahan di semua
program pendidikan S0, S1, S2 dan S3.
• Membuat software dan modul untuk manajemen pendidikan dan
pemanfaatan teknologi lainnya. • Menyusun konsep kebijakan untuk
dimanfaatkan oleh IPB, daerah, regional, dan nasional
Hak Cipta
18
Bidang Penelitian
1. Prototipe peralatan
2. Peningkatan nilai tambah produk
3. Pemanfaatan limbah
4. Pengembangan teknologi pengolahan
sda 5.
Obat-obatan dan makanan tradisional 6.
Produk ramah lingkungan 7.
Alat-alat pemanenan produk pertanian 8.
Pemanfaatan plasma nutfah Indonesia 9.
Pengolahan pascapanen produk pertanian
• Penemuan teknologi baru yang orisinil • Penemuan gen atau sumber plasma
nutfah berpotensi ekonomi • Modifikasi teknologi yang sudah ada
untuk peningkatan nilai tambah added value
• Penemuan proses pembuatan produk pertanian
• Penemuan formulasi baru dalam bidang makanan dan obat-obatan
tradisional Paten,
Hak Cipta, Rahasia
Dagang, Merek,
Perlindun gan
Varietas Tanaman,
Desain Industri
Bidang Pengabdian kepada Masyarakat
1. Panduan penyuluhan dan pelayanan
2. Alat peraga untuk masyarakat
3. Modelsimulasi
4. Kiat bisnis bagi pengusaha kecil dan
menengah 5.
Pengembangan media komunikasi 6.
Pengembangan teknologi tepat guna • Membuat panduan sederhana yang
mudah dicerna dan dipahami bagi petani kecil
• Menyusun kiat-kiat bisnis bagi pengembangan jiwa kewirausahaan
• Memanfaatkan media cetak maupun audio visual dalam rangka peningkatan
pelayanan IPB kepada masyarakat • Menciptakan teknologi tepat guna
sederhana yang diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan
Hak Cipta, Paten,
Desain Industri,
Rahasia Dagang
19 Gambar 3. Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian
STRATEGI PENELI TI AN
PROGRAM DAN KEGI ATAN PENELI TI AN
KEKAYAAN I NTELEKTUAL
- LAYAK LI NDUNG HKI ?
- LAYAK KOMERSI AL?
PEMANFAATAN MELALUI ALI H TEKNOLOGI
MANFAAT FI NANSI AL DAN NON- FI NANSI AL
YA TI DAK
PEMANFAATAN MELALUI
SKEMA LAI N SUMBER DAYA
PENELI TI AN SUMBER DAYA
PENELI TI AN
20
PATEN