Pendirian Unit Pengelola HKI di IPB

2 Pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi UU No. 18 Tahun 2002. Dalam Pasal 16 ayat 1 UU No. 18 Tahun 2002 dinyatakan dengan tegas bahwa “Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh pemerintah danatau pemerintah daerah kepada badan usaha, pemerintah, atau masyarakat, sejauh tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan peraturan perundang-undangan”. Pasal 13 ayat 3 UU No. 18 Tahun 2002 menyatakan bahwa pelaksana tugas di atas diserahkan kepada sentra HKI yang sifatnya wajib diusahakan untuk Perguruan Tinggi dan lembaga litbang. Guna mengantisipasi desakan global melalui isu HKI dan meningkatkan suasana kondusif dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi serta meningkatkan kemandirian sebagai suatu lembaga pendidikan, maka IPB telah membentuk unit pengelola HKI sejak tahun 1999 akhir yang sekarang bernama Subdit HKI dan Publikasi – Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB Dit. RKS IPB. Melalui lembaga ini diharapkan IPB dapat menumbuhkembangkan budaya penelitian yang berorientasi HKI dan mampu menghasilkan penelitian dan pengembangan yang inovatif, kompetitif dan berdaya saing global.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Dit. RKS IPB

1. Tugas Pokok:

Melaksanakan tugas dan administrasi institut dalam pengkajian isu-isu strategis baik lokal, nasional maupun internasional dalam meningkatkan peranan dan kontribusi pemikiran institut terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas dan pembangunan bangsa, serta pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual HKI dan peningkatan publikasi Ilmiah

2. Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Dit RKS IPB menyelenggarakan fungsi: 1 Pengkoordinasian pengkajian isu-isu strategis bidang pertanian dalam arti luas dan pembangunan bangsa, 2 Pengembangan agenda riset dan kajian strategis, 3 Pengembangan database riset, 3 4 Pengkoordinasian peningkatan utilisasi kompetensi riset melalui resource sharing, 5 Pelaksanaan sosialisasi dan peningkatan perolehan HKI, dan 6 Pengkoordinasian pengelolaan dan peningkatan publikasijurnal ilmiah di lingkungan institut.

C. Perlunya Menghubungi Dit. RKS IPB

Memang tidak ada aturan waktu yang tepat untuk merahasiakan atau mengajukan perlindungan suatu karya intelektual. Namun demikian, jika suatu karya intelektual telah berkembang dan jawaban dari salah satu pertanyaan berikut adalah ya, maka penting mengajukan perlindungan terhadap karya intelektual tersebut.  Apakah suatu karya intelektual akan dipublikasikan ?  Apakah terdapat karya intelektual yang merupakan hasil dari kerjasama dengan pihak lain ?  Apakah suatu karya intelektual akan disampaikan pada seminar, simposium, temu bisnis ataupun publikasi terbuka ?  Apakah pemilik karya intelektual merasa perlu melindungi HKI-nya ?  Apakah ada nilai komersial dari suatu karya intelektual?  Apakah pemilik karya intelektual ingin memulai memasarkan karya intelektualnya ?

D. Layanan di Bidang HKI

Sebagai kantor jasa pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual HKI, Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB memberikan pelayanan tidak hanya kepada sivitas akademika IPB tetapi juga kepada masyarakat luas baik perorangan maupun institusiperusahaan. Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB memberikan pelayanan berupa pengelolaan kekayaan intelektual melalui jalur hukum mulai dari pendaftaran sampai dengan komersialisasi. Layanan yang diberikan Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB antara lain: