Lingkup Pendaftaran Varietas Tanaman

54 Tabel 3. Perbedaan Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman No. Perlindungan Varietas Tanaman Pendaftaran Varietas Tanaman 1. Menunjukkan hubungan hukum antara pemegang hak PVT dengan varietas yang dihasilkan serta hak dan kewajiban pemegang hak PVT Hanya menunjukkan hubungan hukum antara pemilik danatau penggunanya dengan varietas yang dihasilkan. 2. Hak untuk menggunakan varietas meliputi kegiatan: a. memproduksi atau memperbanyak benih; b. menyiapkan untuk tujuan propagasi; c. mengiklankan; d. menawarkan; e. menjual atau memperdagangkan; f. mengekspor; g. mengimpor; h. mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir a, b, c, d, e, f, dan g. Kewajiban pemegang hak PVT: a. melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia; b. membayar biaya tahunan PVT; c. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT di Indonesia. Pemilik varietas tidak dikenakan kewajiban apapun dan manfaat ekonomi yang diperoleh pemilik varietas tidak seluas hak PVT, pemilik varietas mempunyai hak ekonomi jika varietasnya digunakan sebagai varietas asal. 3. Jika terjadi pelanggaran dari pihak lain, dapat melakukan tuntutan hukum dan tuntutan tersebut sudah cukup kuat. Jika terjadi pelanggaran dari pihak lain, dapat melakukan tuntutan hukum tetapi tuntutan kurang kuat jika belum diajukan hak PVT-nya. 4. Permohonan hak PVT dikenakan biaya Pendaftaran varietas tanaman tidak dikenakan biaya Selain perbedaan seperti dijelaskan di atas, khusus untuk varietas hasil pemuliaan, ada beberapa persamaan antara Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman, yaitu: 55 1. Pemulia yang menghasilkan varietas berhak memperoleh imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari varietas tersebut. 2. Secara moral, pemulia yang menghasilkan varietas berhak namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian hak PVT atau surat pemberitahuan penerimaan pendaftaran varietas hasil pemuliaan.

C. Pemberian Nama Varietas Tanaman

Varietas asal yang akan digunakan untuk membuat varietas turunan esensial, yang berasal dari varietas lokal atau varietas hasil pemuliaan baik yang diberi maupun tidak diberi PVT harus diberi nama dan didaftar terlebih dahulu oleh Pusat PVT. Pada bagian Lingkup PVT bab “Permohonan Hak PVT” di atas telah dijelaskan bahwa varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan. Ketentuan umum pemberian nama suatu varietas adalah sebagai berikut: 1. nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah habis; 2. pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas; 3. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada Pusat PVT; 4. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka Pusat PVT berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru; 5. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut; 6. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di dalam Pasal 4 dan Pasal 12 ayat 2 PP No. 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial, yang dinyatakan juga dalam Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 11 ayat 2 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01PertSR.12022006 tentang Syarat Penamaan dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman, dijelaskan bahwa penamaan Varietas Lokal maupun Varietas Hasil Pemuliaan harus memenuhi syarat sebagai berikut: 56 1. mencerminkan identitas Varietas Hasil Pemuliaan yang bersangkutan; 2. tidak menimbulkan kerancuan karakteristik, nilai, atau identitas suatu Varietas Hasil Pemuliaan; 3. tidak telah digunakan untuk nama Varietas yang sudah ada; 4. tidak menggunakan nama orang terkenal; 5. tidak menggunakan nama alam; 6. tidak menggunakan lambang negara; danatau 7. tidak menggunakan merek dagang untuk barang dan jasa yang dihasilkan dari bahan propagasi seperti benih atau bibit, atau bahan yang dihasilkan dari Varietas lain, jasa transportasi atau penyewaan tanaman. Selain memenuhi persyaratan di atas, berdasarkan Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 11 ayat 3 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01PertSR.12022006, penamaan Varietas Lokal dan Varietas Hasil Pemuliaan juga harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. tidak lebih dari 30 huruf. 2. tidak ditafsirkan sebagai memperbesar nilai sesungguhnya dari varietas tersebut, misalnya: terbaik, paling enak, wangi sekali; 3. tidak menggunakan kata-kata yang dilarang dalam penamaan, seperti: persilangan, hibrida, kelompok, bentuk, mutan, bibit, strain, varietas, atau bentuk jamak dari kata-kata tersebut seperti: “yang diperbaiki” atau “yang ditransformasi”; 4. tidak menggunakan tanda baca apapun, seperti: titik, titik dua, koma;dan 5. tidak menggunakan nama jenis atau spesies atau nama botani untuk penggunaan kata tunggal. Khusus untuk Varietas Hasil Pemuliaan, berdasarkan Pasal 11 ayat 3 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01PertSR.12022006, penamaannya juga harus memenuhi syarat: 1. tidak hanya terdiri dari kata-kata deskriptif sederhana, misalnya: merah, panjang, pendek, kerdil; 2. apabila sebelumnya pernah diusulkan di luar Indonesia, nama tersebut dapat dipergunakan pada waktu diusulkan di Indonesia, kecuali nama tersebut sudah digunakan di Indonesia untuk jenis atau spesies yang sama.