Kondisi Umum ProdukHukum BankIndonesia

3.1. Kondisi Umum

Kinerja perbankan di Propinsi Sumatera Selatan Sumsel secara tahunan yoy pada triwulan I 2009 Februari 2009 dari beberapa indikator seperti total aset, penghimpunan dana dan penyaluran kreditpembiayaan yang diberikan menunjukkan perkembangan positif. Total aset perbankan Sumsel meningkat sebesar 18,49 dari triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yoy, yaitu dari Rp31,04 triliun menjadi Rp36,78 triliun. Peningkatan aset perbankan terutama disebabkan meningkatnya jumlah penghimpunan dana pihak ketiga, terutama peningkatan simpanan deposito berjangka. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK yang terdiri dari simpanan giro, tabungan, dan deposito meningkat sebesar 25,70 dari Rp23,20 triliun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp29,16 triliun. Peningkatan DPK terutama didominasi oleh peningkatan simpanan berjangkadeposito yang meningkat sebesar 59,27 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran kredit pembiayaan mengalami peningkatan dari Rp17,22 triliun pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp21,75 triliun atau meningkat sebesar 26,30. Penyaluran Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah MKM secara tahunan yoy tercatat mengalami peningkatan sebesar Rp2,92 triliun atau 25,78 dari Rp11,33 triliun menjadi sebesar Rp14,25 triliun. Sementara itu, secara triwulanan qtq, realisasi kredit MKM mengalami penurunan sebesar Rp0,21 triliun atau sebesar 1,42 Grafik 3.1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Propinsi Sumatera Selatan 33.87 37.89 29.16 17.22 21.97 21.75 31.04 35.64 36.78 29.54 26.54 24.77 23.20 20.41 21.94 5 10 15 20 25 30 35 40 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I 2008 2009 R p Tril iu n Aset Dana Pihak Ketiga Kredit Sumber : SEKDA Bank Indonesia PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3 Perkembangan Perbankan Daerah 50 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 Kinerja perbankan Sumsel secara triwulanan qtq tercatat mengalami penurunan pada semua indikator utama. Total aset menurun sebesar 2,94 dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan jumlah DPK menurun sebesar 1,28. Dilihat dari kepemilikan, penurunan total aset perbankan terutama berasal dari penurunan kinerja bank pemerintah, dimana total aset bank pemerintah secara triwulanan menurun sebesar 4,52 dan penghimpunan DPK secara triwulanan menurun sebesar 2,91. Sementara itu, penyaluran kreditpembiayaan perbankan di Sumsel tercatat menurun sebesar 0,86 dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan indikator perbankan seperti aset, DPK, dan kredit dibandingkan triwulan sebelumnya sangat erat kaitannya dengan kondisi krisis keuangan global yang masih terjadi. Beberapa hal yang dapat dijelaskan terkait menurunnya kinerja perbankan, yaitu: 1 Penurunan aset sangat dipengaruhi oleh penurunan DPK yang cukup signifikan, 2 Penurunan DPK sangat mungkin disebabkan karena kondisi masyarakat secara umum khususnya nasabah petani dan nasabah kecil lainnya yang kini mengalami penurunan pendapatan sebagai dampak dari anjloknya harga komoditas unggulan Sumsel. Mereka kini sulit untuk mendapat keuntungan, bahkan cenderung tabungan mereka tergerus agar tetap dapat bertahan hidup, 3 Penurunan penyaluran kreditpembiayaan lebih disebabkan karena semakin selektifnya perbankan dalam menyalurkan kredit terkait dengan kondisi dunia usaha yang masih tidak kondusif. Penurunan DPK yang lebih tajam dibandingkan penurunan penyaluran kreditpembiayaan telah memberikan dampak peningkatan Loan to Deposit Ratio LDR sehingga pada triwulan I 2009 tercatat sebesar 74,58. Pada triwulan sebelumnya LDR tercatat sebesar 74,27.

3.2. Kelembagaan