Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 95
6.4. Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan
Walaupun Propinsi Sumsel termasuk salah satu propinsi yang kaya di Indonesia, tetapi jumlah penduduk miskinnya termasuk tinggi. Jumlah penduduk miskin tertinggi terdapat di
Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu sebanyak 165.600 orang, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah terdapat di Kota Prabumulih yaitu sebanyak 10.000 orang data tahun
2007.
Tabel 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan
berdasarkan KabupatenKota Tahun 2004-2007
Jumlah Penduduk Miskin dalam ribuan No
KabupatenKota 2004
2005 2006
2007
1. OKU
201,4 45,2
46,1 40,6
2. OKI
218,9 161,6 174,1 152,7 3.
Muaraenim 138,3
140,3 140,7
128,5 4.
Lahat 160,2 162,6 163,1 94,9
5. Musi Rawas
164 166,4
166,9 160,3
6. Musi Banyuasin
164,4 171,3 171,8 165,6 7.
Banyuasin 147,3
149,5 149,9
136,8 8. OKU
Selatan - 58,8 67,8 61,2
9. OKU Timur
- 102,8
103,1 90,7
10. Ogan Ilir
- 85,5 82,7
79,6 11.
Empat Lawang -
- -
49,7 12. Palembang
124,1 125,9 126,3 124,4 13.
Prabumulih 15,8
15,5 12,3
10 14. Pagaralam
16,9 15,2 13,7 11,2 15.
Lubuklinggau 28
28,4 28,5
25,6 Sumatera Selatan
1.379 1.429
1.446,9 1.331,8
Sumber : Sakernas BPS
6.5. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani NTP merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani. Perkembangan NTP selama setahun terakhir menunjukkan tendensi penurunan. NTP
pada triwulan I 2009 Februari 2009 tercatat sebesar 96,69. Penurunan nilai tukar terjadi karena peningkatan indeks harga yang diterima petani tidak sebesar kenaikan indeks harga
yang dibayar petani. Indeks yang diterima petani hanya sedikit meningkat menjadi 112,44 dari 112,10, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan cukup tajam
dari 104,85 menjadi 116,30.
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 96
Grafik 6.5 Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani
112.44 112.1
104.85 116.30
106.92
96.69 90
95 100
105 110
115 120
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Aug Sep
Oct Nov
Dec Jan
Feb 2008
2009
In de
k s
Indeks Diterima Petani Indeks Dibayar Petani
Nilai Tukar Petani
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan
Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani mengalami peningkatan sebesar 1,48 dibanding triwulan sebelumnya dari 115,61 menjadi 117,32. Konsumsi petani paling tinggi
digunakan untuk konsumsi perumahan dan konsumsi pendidikan, rekreasi dan olah raga yang indeksnya masing-masing mencapai 122,59 dan 122,53. Seiring dengan dampak krisis
yang dirasakan langsung oleh para petani, terjadi pergeseran prioritas pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga petani. Pada saat ini rumah tangga petani cenderung lebih
memprioritaskan pada kebutuhan primer seperti diidentifikasikan oleh peningkatan indeks bahan makanan, sandang, maupun perumahan. Sementara itu, sektor pendidikan dan
transportasi cenderung mengalami penurunan indeks.
Tabel 6.5 Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Sumatera Selatan
Feb Nov
Dec Jan
Feb Konsumsi Rumah Tangga
105.20 115.61
115.85 116.16
117.32 11.52
1.48
Bahan Makanan 103.90
115.84 116.25
116.03 117.74
13.32 1.64
Makanan Jadi 104.10
109.40 109.92
111.57 112.71
8.27 3.03
Perumahan 105.00
121.44 121.76
122.46 122.59
16.75 0.95
Sandang 111.40
114.20 114.52
115.41 117.76
5.71 3.12
Kesehatan 109.10
116.05 116.21
117.51 118.03
8.19 1.71
Pendidikan 119.10
122.71 122.71
123.04 122.53
2.88 -0.15
Transportasi 99.50
111.20 109.25
108.38 107.35
7.89 -3.46
Item YoY
QtQ 2008
2009
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 97
Biaya produksi dan penambahan modal petani secara rata-rata mengalami sedikit peningkatan, kecuali untuk transportasi. Hal ini tercermin dari kenaikan indeks biaya
produksi dan penambahan modal dari sebesar 113,69 pada triwulan sebelumnya menjadi 113,73. Peningkatan biaya produksi yang paling tinggi terjadi pada komponen barang
modal, sedangkan pada komponen transportasi terjadi penurunan indeks biaya. Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah penurunan indeks biaya transportasi, dimana
menurunnya biaya transportasi tersebut bisa dipersepsikan karena terjadinya penurunan hargabiaya transportasi ataupun terjadi karena penurunan konsumsi terhadap komponen
tersebut.
Tabel 6.6 Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Modal Petani
Feb Nov
Dec Jan
Feb Biaya Produksi
103.70 113.69
113.65 113.84
113.73 9.67
0.04
Bibit 98.05
115.87 115.87
116.15 116.15
18.46 0.24
Obat Pupuk 101.10
112.61 113.95
113.17 113.45
12.22 0.75
Sewa Lahan 104.90
107.29 107.29
108.96 108.96
3.87 1.56
Transportasi 102.70
116.32 113.37
111.00 109.31
6.44 -6.03
Penambahan Barang Modal 102.90
108.92 108.96
110.64 110.78
7.66 1.71
Upah Buruh Tani 108.20
118.76 118.90
120.01 120.01
10.91 1.05
Item YoY
QtQ 2008
2009
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Selatan
6.6. Indeks Pembangunan Manusia IPM