Inflasi bulanan ProdukHukum BankIndonesia

Perkembangan Inflasi Kota Palembang Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 41 Grafik 2.5 Perbandingan Inflasi Tahunan Palembang dan Nasional 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2006 2007 2008 2009 Pe rs e n Nasional Palembang Sumber: Biro Pusat Statistik Tabel 2.1 Statistika Deskriptif Inflasi Tahunan Palembang dan Nasional, Januari 2003 - Maret 2009 Palembang Nasional Selisih Rata-rata 10.56 8.87 1.69 Standar Deviasi 4.36 3.70 0.66 Maksimum 21.81 18.38 4.53 Minimum 3.77 4.59 -0.82 Sumber: BPS, diolah

2.2. Inflasi bulanan

Inflasi bulanan kota Palembang pada bulan Maret 2009 tercatat sebesar -0.15 mtm, mengalami penurunan dibandingkan bulan Februari 2009 yang mengalami inflasi sebesar 0,37. Seiring dengan kebijakan pemerintah dalam penurunan harga BBM pada bulan Desember 2008, laju inflasi bulanan pada bulan Januari 2009 terdeflasi sebesar 0,28 yang disebabkan karena terdeflasinya kelompok transportasi sebesar 2,40. Walaupun pada bulan Februari 2009 angka inflasi sempat naik menjadi sebesar 0,37 terkait kenaikan harga sandang, masa panen tabama di bulan Maret 2009 telah sedikit menurunkan angka inflasi. Grafik 2.6 Perkembangan Inflasi Bulanan mtm Palembang 1.83 0.37 0.15 1.00 0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Mar Ap r May Jun Jul Ag t Sep Ok t No v De s Ja n Feb Mar 2008 2009 Pers e n Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan Tahun Dasar 2007 = 100 Perkembangan Inflasi Kota Palembang Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 42 Inflasi bulanan yang tertinggi pada bulan Maret 2009 terjadi pada kelompok sandang dan makanan jadi masing-masing sebesar 1,59 dan 0,54. Aktivitas kampanye sebelum pemilu legislatif telah menyebabkan tingginya permintaan domestik pada kelompok sandang dan makanan jadi. Hal tersebut berdampak pada naiknya harga-harga pada kedua kelompok barang tersebut. Dampak kenaikan harga pada kelompok sandang dan makanan jadi tersebut telah terlihat secara jelas pada bulan Februari 2009, yakni sebesar 3,59 dan 1,88 mtm. Pada bulan Maret 2009, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya tercatat mengalami inflasi tertinggi di antara kelompok bahan makanan, yaitu sebesar 1,50, disusul oleh sub kelompok lemak dan minyak serta sub kelompok kacang-kacangan masing-masing sebesar 1,44 dan 0,17. Selain tiga sub kelompok tersebut, sub kelompok yang lain mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok sayur-sayuran dan sub kelompok bumbu-bumbuan yang mengalami deflasi masing-masing sebesar 4,18, 3,93, dan 3,05. Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Palembang per Kelompok Barang dan Jasa 5 - 5 10 15 20 Ma r Ap r Ma y Jun Ju l A ug Se p Okt No v De s Ja n Fe b Ma r 2008 2009 Per sen Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transportasi Komunikasi Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan Tahun Dasar 2007 = 100 Perkembangan Inflasi Kota Palembang Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 43 Grafik 2.8 Inflasi Bulan Maret 2009 mtm per Sub Kelompok pada Kelompok Bahan Makanan di Palembang 1.60 4.18 2.01 0.79 1.50 3.93 0.17 1.01 3.05 1.44 ‐ 1.71 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 - 1.00 2.00 BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya Sumber: BPS Propinsi Sumatera Selatan Grafik 2.9 Event Analysis Inflasi Kota Palembang Maret 2008 – Maret 2009 -1 1 2 3 4 Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Pe rs en - 2 4 6 8 10 12 14 16 Pe rs en mtm axis kiri yoy axis kanan Kenaikan harga rokok dan kacang- kacangan Kenaikan harga BBM Hari raya Idul Fitri Jatuhnya harga komoditas akibat krisis global Natal, tahun baru, penurunan harga BBM Kampanye pemilu legislatif, masa panen, efek krisis global Sumber: Diolah dari BPS Propinsi Sumatera Selatan Perkembangan Inflasi Kota Palembang Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 44 Seperti biasanya, tingginya bobot kelompok bahan makanan pada perhitungan inflasi menyebabkan pergerakan inflasi umum secara bulanan mengikuti pola pergerakan harga kelompok bahan makanan. Secara umum inflasi kota Palembang memiliki pola pergerakan yang searah dengan inflasi nasional. Namun, data historis menunjukkan bahwa inflasi kota Palembang lebih fluktuatif dibandingkan dengan inflasi nasional. Pengaruh peningkatan harga komoditas sampai dengan pertengahan tahun 2008 terlihat lebih sensitif meningkatkan inflasi Palembang dibandingkan inflasi nasional, dan penurunan harga komoditas sekitar triwulan IV 2008 juga terlihat lebih sensitif menurunkan inflasi Palembang dibandingkan inflasi nasional. Pada tiga bulan pertama di tahun 2009 ini, Kota Palembang tercatat mengalami inflasi lebih rendah dari nasional, atau mengalami deflasi yang lebih tinggi dari nasional. Hal ini dapat mengindikasikan baiknya pasokan komoditas- komoditas utama penyumbang inflasi. Namun, di sisi lain, hal tersebut dapat pula memberikan indikasi mulai melemahnya permintaan domestik sebagai dampak lanjutan dari penurunan nilai ekspor. Grafik 2.10 Perbandingan Inflasi Bulanan dan Ekspektasi Harga Konsumen 3 Bulan YAD -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Ma r Ap r Me i Ju n Ju l Ag t Sep Ok t No p De s Ja n Fe b Ma r 2008 2009 Pe rs e n m tm 50 100 150 200 250 300 Ju m la h R e sp on de n Inflasi Bulanan Survei Konsumen Sumber: BPS dan Survei Konsumen BI Grafik 2.11 Perbandingan Inflasi Bulanan mtm Palembang dan Nasional Tahun 2008-2009 0.22 0.15 1 - 1 2 3 4 Ma r Ap r Ma y Ju n Ju l Au g Se p Oc t No v De c Ja n Fe b Ma r 2008 2008 Pe rs en Nasional Palembang Sumber: Badan Pusat Statistik Perkembangan Inflasi Kota Palembang Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 45 Berdasarkan hasil survei konsumen yang dilaksanakan setiap bulan oleh KBI Palembang, terdapat pergerakan yang searah antara laju inflasi bulanan dengan jumlah konsumen yang memprediksikan kenaikan harga pada 3 bulan yang akan datang dengan laju inflasi bulanan. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa masyarakat masih bersikap adaptif dalam pembentukan ekspektasinya 2 .

2.3. Pemantauan Harga oleh Bank Indonesia Palembang