Perkembangan Sistem Pembayaran
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 83
Perkembangan sistem pembayaran dari sisi tunai dan non tunai menunjukkan adanya penurunan frekuensi maupun nilai yang terlihat dari tingkat perputaran kliring dan
terjadinya net-inflow di Sumatera Selatan Sumsel pada triwulan I 2009 sebagai konsekuensi perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat krisis finansial global yang masih
berlanjut.
5.1. Perkembangan Kliring
Perputaran kliring di Sumsel pada triwulan I 2009 menunjukkan penurunan
dari segi jumlah warkat maupun nominalnya baik secara tahunan maupun
triwulanan. Jumlah warkat yang dikliringkan tercatat sebanyak 165.884
lembar dengan nominal sebesar Rp5,40 triliun.
Volume warkat secara tahunan yoy menurun 11,28 dibanding
triwulan I 2008 yang tercatat sebanyak 186.973 lembar dan secara nominal
turun sebesar 11,13 dari sebesar Rp6,08 triliun.
Aktivitas kliring merupakan salah satu indikator geliat perekonomian yang merupakan proxy intensitas transaksi ekonomi yang bersifat non tunai. Secara triwulanan
qtq terjadi penurunan volume warkat sebesar 6,67 dari sebanyak 177.7425 lembar dan berdasarkan nilai nominal menurun 12,61 dari sebesar Rp6,18 triliun, yang dapat
dijadikan indikator dampak krisis finansial global terhadap aktivitas perekonomian Sumsel.
Grafik 5.1 Perkembangan Kliring Sumsel
1 2
3 4
5 6
7 8
Tw I
Tw I I
Tw II
I Tw
IV Tw
I 2008
2009
R p
T riliu
n
50 100
150 200
250
R ibu Lem
b ar
Lembar axis kanan Nilai
Sumber : Bank Indonesia
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5
Perkembangan Sistem Pembayaran
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 84
Sementara itu, cekbilyet giro BG kosong yang dikliringkan tercatat sebanyak 2.468 lembar dengan nominal sebesar Rp62,31 miliar. Angka tersebut dilihat dari jumlah
warkat dan nilai nominalnya mengalami penurunan secara triwulanan namun mengalami peningkatan secara tahunan.
Jumlah warkat cekBG kosong meningkat sebesar 55,32 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yoy dari sebanyak 1.589 lembar, sedangkan dari sisi
nominal tercatat meningkat sebesar 26,61 dari sebesar Rp49,21 miliar. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, jumlah cekBG kosong yang dikliringkan tercatat berkurang
sebesar 11,95 dari sebanyak 2.803 lembar dan dari sisi nominal berkurang sebesar 22,84 dari sebesar Rp62,31 miliar.
Tabel 5.1 Perputaran CekBilyet Giro Kosong
Propinsi Sumatera Selatan 2009
Tw. I Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
1. Lembar Warkat 1,589
1,731 2,707
2,803 2,468
2. Nominal Miliar Rp 49.21
63.88 84.38
80.76 62.31
Keterangan 2008
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.3 Perkembangan Jumlah CekBilyet Giro
Kosong Sumsel
10 15
20 25
30 35
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2008
2009
Rp M
il ia
r
40 240
440 640
840 1,040
1,240
Le m
b a
r
Nominal Axis K iri W arkat
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.2 Perkembangan Bulanan Jumlah
Perputaran Kliring Sumsel
2 3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2008
2009
R p
T ri
liu n
20 30
40 50
60 70
80
R ibu L
e m
ba r
Nominal Axis K iri W arkat
Sumber : Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 85
Secara bulanan, aktivitas kliring triwulan I 2009 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari 2009 dengan jumlah warkat sebanyak 55.986 lembar dengan nominal sebesar
Rp1,89 triliun. Pada bulan Februari tercatat turun menjadi sebanyak 51.728 lembar senilai Rp1,70 triliun dan pada bulan Maret kembali meningkat menjadi 58.170 lembar senilai
Rp1,81 triliun. Sementara itu, dari jumlah cekbilyet giro kosong, aktivitas perputaran warkat maupun nominal yang tertinggi terjadi pada bulan Maret 2009 yakni sebanyak 959
lembar senilai Rp25,81 miliar, sedangkan pada bulan Januari 2009 tercatat sebanyak 801 lembar senilai Rp23,21 miliar dan pada bulan Februari 2009 sebanyak 708 lembar senilai
Rp13,29 miliar.
5.2. Perkembangan Perkasan