Perkembangan Perbankan Daerah
50 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009
Kinerja perbankan Sumsel secara triwulanan qtq tercatat mengalami penurunan pada semua indikator utama. Total aset menurun sebesar 2,94 dibandingkan triwulan
sebelumnya, sedangkan jumlah DPK menurun sebesar 1,28. Dilihat dari kepemilikan, penurunan total aset perbankan terutama berasal dari penurunan kinerja bank pemerintah,
dimana total aset bank pemerintah secara triwulanan menurun sebesar 4,52 dan penghimpunan DPK secara triwulanan menurun sebesar 2,91. Sementara itu, penyaluran
kreditpembiayaan perbankan di Sumsel tercatat menurun sebesar 0,86 dibandingkan triwulan sebelumnya.
Penurunan indikator perbankan seperti aset, DPK, dan kredit dibandingkan triwulan sebelumnya sangat erat kaitannya dengan kondisi krisis keuangan global yang masih
terjadi. Beberapa hal yang dapat dijelaskan terkait menurunnya kinerja perbankan, yaitu: 1 Penurunan aset sangat dipengaruhi oleh penurunan DPK yang cukup signifikan,
2 Penurunan DPK sangat mungkin disebabkan karena kondisi masyarakat secara umum khususnya nasabah petani dan nasabah kecil lainnya yang kini mengalami penurunan
pendapatan sebagai dampak dari anjloknya harga komoditas unggulan Sumsel. Mereka kini sulit untuk mendapat keuntungan, bahkan cenderung tabungan mereka tergerus agar
tetap dapat bertahan hidup, 3 Penurunan penyaluran kreditpembiayaan lebih disebabkan karena semakin selektifnya perbankan dalam menyalurkan kredit terkait dengan kondisi
dunia usaha yang masih tidak kondusif. Penurunan DPK yang lebih tajam dibandingkan penurunan penyaluran
kreditpembiayaan telah memberikan dampak peningkatan Loan to Deposit Ratio LDR sehingga pada triwulan I 2009 tercatat sebesar 74,58. Pada triwulan sebelumnya LDR
tercatat sebesar 74,27.
3.2. Kelembagaan
Jumlah bank yang beroperasi di Propinsi Sumsel sampai dengan triwulan I 2009
berjumlah 52 bank dengan jumlah kantor bank sebanyak 454 kantor yang terdiri
dari 4 Kantor Wilayah Bank Umum Konvensional, 1 Kantor Pusat Bank
Pemerintah Daerah, 18 Kantor Pusat BPRS, 60 Kantor Cabang Bank Umum
Grafik 3.2 Jumlah Kantor Bank dan ATM
di Propinsi Sumatera Selatan
5 2 2 3
7 3 2 9 1
6 7 4 7 6
1 0 0 2 0 0
3 0 0 4 0 0
5 0 0
JU M L A H B A N K
K P K W L K C
K C P K K
A T M
Sumber : SEKDA Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 51
Konvensional, 9 Kantor Cabang Bank Umum Syariah dan 4 Kantor Cabang BPRS, 264 Kantor Cabang Pembantu Bank Umum Konvensional, 27 Kantor Cabang Pembantu Bank
Umum Syariah, serta 60 Kantor Kas Bank Umum, 3 Kantor Kas Bank Syariah dan 4 Kantor Kas BPR. Sementara itu jumlah Anjungan Tunai Mandiri ATM tercatat sebanyak 476 unit.
3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK 3.3.1 Penghimpunan DPK
Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yoy, DPK mengalami peningkatan sebesar 25,70. Simpanan giro tercatat sedikit meningkat dari
Rp4,49 triliun menjadi sebesar Rp4,64 triliun atau sebesar 3,42. Simpanan tabungan meningkat dari Rp10,17 triliun menjadi Rp10,92 triliun atau sebesar 7,35. Simpanan
berjangkadeposito meningkat dari Rp9,19 triliun menjadi Rp13,60 triliun atau meningkat sebesar 59,27.
Secara triwulanan qtq, penghimpunan DPK mengalami penurunan sebesar 1,28 yang disebabkan karena menurunnya simpanan tabungan sebesar 7,62. Jumlah
simpanan giro tercatat meningkat sebesar 2,24 dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan jumlah deposito meningkat sebesar 3,20 .
Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK Perbankan
di Propinsi Sumatera Selatan
5.1 5 5 .31
4 .5 4 4.6 4
1 1.1 6 1 1.82
10 .92 13 .18
4.4 9 11 .0 5
1 0.17 13 .60
1 0.07 8.54
8 .5 7
2 4
6 8
10 12
14 16
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
2 0 0 8 2 0 0 9
Rp . T
ri liu
n
G iro T a b u n g a n
D e p o sito
Sumber : SEKDA Bank Indonesia
Grafik 3.4 Komposisi DPK Perbankan Triwulan I 2009
di Propinsi Sumatera Selatan
46.64 15.92
37.44
Giro Tabungan
Deposito
Sumber : SEKDA Bank Indonesia
Perkembangan Perbankan Daerah
52 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009
Berdasarkan pangsa masing-masing komponen simpanan terhadap total DPK yang berhasil dihimpun, simpanan deposito masih tercatat dengan pangsa terbesar yaitu sebesar
46,64, sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 44,62. Sementara itu simpanan tabungan dan giro masing-masing memiliki pangsa sebesar
37,44 dan 15,92.
3.3.2. Penghimpunan DPK menurut KabupatenKota
Saat ini sistem pelaporan bank yang dikelola Bank Indonesia Palembang masih mengelompokkan daerah berdasarkan 11 kabupatenkota. Berdasarkan laju pertumbuhan
secara tahunan yoy, laju pertumbuhan penghimpunan DPK Kabupaten Musi Rawas tercatat mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 1.002,80. Namun demikian
pangsa wilayah tersebut terhadap Sumsel hanya sebesar 0,16. Penghimpunan DPK di Kota Palembang tercatat tumbuh sebesar 21,09 dari sebesar Rp16,49 triliun menjadi
sebesar Rp19,96 triliun. Sementara itu, wilayah yang tercatat mengalami penurunan paling tinggi adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir OKI dengan penurunan sebesar 6,24.
Tabel 3.1 Pertumbuhan DPK Perbankan
Propinsi Sumatera Selatan dalam Rp Juta
2008 2009
Sektor Tw I
Tw II Tw III
Tw IV Tw I
Prabumulih 906,349
970,880 1,007,161
1,019,772 1,001,075
Pagar Alam 305,480
366,532 410,353
351,623 336,405
Lubuklinggau 1,241,037
1,391,816 1,377,708
1,271,886 1,239,733
Baturaja 673,660
741,031 773,940
710,861 666,121
Palembang 16,485,719 17,262,656 18,607,803
20,743,363 19,962,157
Ogan Komering Ulu 488,806
478,699 504,927
432,529 485,963
Ogan Komering Ilir 777,485
892,291 739,407
655,689 728,956
Musi Banyuasin 751,344
1,052,942 945,175
935,852 838,732
Musi Rawas 4,181
9,606 60,818
32,023 46,106
Lematang Ilir Ogan Tengah 981,977
979,473 1,427,797
2,740,552 3,184,463
Lahat 581,692
621,094 686,748
642,996 669,904
Sumber : SEKDA Bank Indonesia
Serupa dengan pertumbuhan tahunan, Kabupaten Musi Rawas yang mencatat pertumbuhan tahunan tertinggi juga mengalami peningkatan penghimpunan DPK secara
triwulanan qtq terbesar yakni dari dari Rp32,02 miliar menjadi Rp46,11 miliar atau meningkat sebesar 43,97. Sementara itu, beberapa kotakabupaten besar di Sumsel
Perkembangan Perbankan Daerah
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2009 53
seperti Palembang, Lubuklinggau, Baturaja, Prabumulih, dan Musi Banyuasin mencatat penurunan DPK dibandingkan triwulan sebelumnya. DPK Kabupaten Musi Banyuasin
tercatat mengalami penurunan di atas 10 atau tepatnya sebesar 10,34. Berdasarkan pangsa, DPK Kota Palembang masih merupakan wilayah dengan
pangsa terbesar yakni sebesar 68,46 dari total DPK Sumsel, sementara daerah yang mempunyai pangsa paling kecil adalah Kabupaten Musi Rawas dengan pangsa sebesar
0,16.
3.4. Penyaluran KreditPembiayaan 3.4.1. Penyaluran KreditPembiayaan Sektoral