Penetapan Kadar TBHQ HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.7 Hasil analisis limit deteksi LOD metode KCKT No Konsentrasi X A Luas area Y Yi Y-Yi 2 1 6,10 1 564130 570578 501257.30 4805405108 2 563099 3 584506 2 7,11 1 443871 429075 551065.69 14881727959 2 421883 3 421471 3 8,13 1 529275 505818 600874.07 9035720195 2 492315 3 495863 4 9,14 1 573238 551563 650682.46 9824732637 2 537101 3 544349 5 10,16 1 596205 600377 700490.84 10022714217 2 631865 3 573062 ∑Y-Yi 2 48570300116 Syx 127240,32 LOD 7,79 A : analisa

4.3 Penetapan Kadar TBHQ

Pada penelitian ini, telah dilakukan penetapan kadar antioksidan dalam minyak goreng komersil yang pada kemasannya tertera menggunakan antioksidan TBHQ. Preparasi sampel merupakan prosedur penting dalam aplikasi kromatografi. Salah satu tujuannya yaitu untuk menghilangkan komponen matrik pengganggu sehingga dapat meningkatkan sensitivitas. Oleh karena itu, pada penelitian ini sampel minyak goreng terlebih dahulu diekstraksi menggunakan pelarut metanol : asetonitril 1:1, vv. Menurut hasil penelitian Saad dkk 2007 kombinasi pelarut metanol : asetonitril Universitas Sumatera Utara 1:1, vv memberikan perolehan kembali yang baik untuk ekstraksi antioksidan dalam minyak goreng bila dibandingkan dengan menggunakan metanol saja. Selain itu, Karovicova dan Simko 2000 juga mengungkapkan bahwa asetonitril adalah pelarut yang cocok untuk mengekstraksi antioksidan sintetik dari minyak. Hasil analisis kadar antioksidan TBHQ di dalam minyak goreng sampel A diperoleh sebesar 169,07 mgkg. Nilai ini menunjukkan bahwa kadar antioksidan TBHQ di dalam minyak goreng masih berada di bawah batas kadar maksimum yang diperbolehkan menurut Peraturan Mentri Kesehatan No.1168MenKesPerX1999 tentang Bahan Tambahan Makanan yaitu 200 mgkg. Tabel 4.8 Hasil analisis kadar TBHQ dalam minyak goreng Sampel Waktu retensi t R Luas area AUC Luas area rata- rata Konsentrasi mgkg I II I II A 2,13 2,13 8532933 8449285 8491109 169,07 B 2,13 2,13 5812052 5989141 5900596.5 116,23 C 2,20 2,20 5124038 5253488 5188763 101,71 D 2,20 2,20 4563085 4557273 4560179 89,89 Gambar 4.5 Hasil penetapan kadar antioksidan TBHQ dalam minyak goreng Mengacu pada Gambar 4.5, terlihat bahwa dengan adanya pemanasan dan penggorengan berulang menyebabkan kadar TBHQ minyak goreng segar cenderung menurun. Kadar TBHQ minyak goreng segar setelah penggorengan pertama sampel 50 100 150 200 SAMPEL A SAMPEL B SAMPEL C SAMPEL D m g kg Kadar TBHQ minyak goreng Universitas Sumatera Utara B turun menjadi 116,23 mgkg. Demikian juga pada penggorengan kedua sampel C dan ketiga sampel D, kadar TBHQ masing-masing turun menjadi 101,71 mgkg dan 88,89 mgkg. Penurunan ini merupakan akibat dari rendahnya ketahanan termal yang dimiliki oleh antioksidan TBHQ sehingga mengalami dekomposisi pada suhu penggorengan. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian Reda 2011, bahwa antioksidan TBHQ mulai mengalami dekomposisi pada suhu 120 o C dan terdekomposisi total pada suhu 210 o C. Sadangkan menurut Hawrysh dkk 1990, antioksidan TBHQ menguap selama proses penggorengan dan tidak efektif dalam mempertahankan stabilitas oksidatif pada minyak goreng. Hasil senada juga dilaporkan oleh Marmesat dkk 2010 bahwa antioksidan TBHQ memiliki volatilitas yang tinggi pada suhu penggorengan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Kondisi optimum sistem KCKT diperoleh pada fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1 60:20:20 dengan laju alir 0,5 mLmenit. 2. Uji validasi menunjukkan metode ini memiliki linieritas r = 0,998, akurasi persen perolehan kembali 98,8-101,1, presisi keseksamaan intra-day sebesar 0,66 dan inter-day sebesar 0,26-0,53 dan nilai limit deteksi LOD 7,79 mgL yang baik. Selain itu, metode inimemiliki efisiensi waktu analisa dan ekonomis dari segi penggunaan pelarut fase gerak. 3. Kadar antioksidan TBHQ yang diperoleh dalam minyak goreng segar yaitu sebesar 169,07 mgkg. Sedangkan, kadar antioksidan TBHQ minyak goreng segar setelah penggoren pertama, kedua dan ketiga yaitu masing-masing sebesar 116,23 mgkg, 101,71 mgkg dan 88,89 mgkg. Nilai ini memperlihatkan bahwa kadar TBHQ yang ditambahkan ke dalam minyak goreng masih berada dibawah kadar maksimum yang diperbolehkan menurut PERMENKES No.1168MenKesPerX1999.

5.2. Saran

Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan optimasi metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan melakukan optimasi suhu kolom dan tekanan untuk penetapan kadar antioksidan sintetikmaupun alami. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kapsul Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

10 121 47

Analisa Metanol, Etanol dan Triklosan dalam Sabun CAir Sirih Sumber Ayu Orchid secara Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

4 88 46

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Pengembangan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Spektrometri Massa untuk Penetapan Kadar Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid dari Plasma Manusia dan Sediaan Tablet

3 113 249

Penetapan Kadar Amoxicilin Dalam Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

27 162 26

Penetapan Kadar Benzoat dalam Kismis Hitam Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

4 93 43

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 28

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 25

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 21