Uji Presisi Harmita, 2004 Penentuan limit deteksi Harmita, 2004

Pada penetapan persen perolehan kembali dilakukan analisis awal pada minyak goreng komersil yang pada kemasannya tidak tertera adanya antioksidan TBHQ blanko. Selanjutnya sebanyak 0,025 gr antioksidan TBHQ ditambahkan kedalam blanko, kemudian diaduk dengan pengaduk magnet selama 15 menit pada suhu 40 o ����� ������ ������ℎ�� ������� = � � − � � � �∗ × 100 17 C. Setelah itu, diencerkan denganmenambakanminyak goreng hingga volumenya menjadi 50 mL 500 ppm. Larutan ini selanjutnya diencerkan secara bertingkat hingga diperoleh konsentrasi antioksidan TBHQ di dalam minyak goreng yaitu 50, 100, 150 dan 200 ppm.Minyak goreng dengan masing-masing konsentrasikemudian ditetapkan kadarnya dengan cara yang sama pada penetapan kadar TBHQ sampel minyak goreng 3.3.5. Nilai persen perolehan kembali recovery dihitung menggunakan persamaan berikut: dimana, C b C = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan analit a Ca =konsentrasi analit yang ditambahkan = konsentrasi sampel sebelum penambahan analit

3.3.4.3 Uji Presisi Harmita, 2004

uji keseksamaan dilakukan secara intraday dan interday pada standar TBHQ. Uji keseksamaan intra-day, sebanyak 20 μl larutan standar TBHQ 100 ppm diinjeksikan ke dalam KCKT dengan enam kali pengulangan pada hari yang sama.Sedangkan untuk inter-day, diinjeksikan dengan tiga kali pengulanganpada hari yang berbeda. Keseksamaan ditentukan dengan parameter standar deviasi relatif RSD dengan persamaan sebagai berikut: ��� = �� �� × 100 18 Universitas Sumatera Utara dimana, RSD = standar deviasi relatif SD = standar deviasi �� = kadar rata-rata

3.3.4.4 Penentuan limit deteksi Harmita, 2004

Sebanyak 2 0 μl masing-masing larutan standar TBHQ dengan konsentrasi 6, 7, 8, 9 dan 10 ppmdiinjeksikan ke dalam KCKT. Kemudian dihitung limit deteksi LOD dengan menggunakan persamaan berikut: �� = � � − �� 2 � − 2 19 ����� ������� ��� = 3 × �� ����� 20 Keterangan: SB = Simpangan baku LOD = Batas deteksi 3.3.4.5Penetapan kadar TBHQ Xijin dan Zhicai, 2011 Sebanyak 10 g sampel minyak goreng sampel A ditempatkan dalam tabung sentrifuse. Setelah itu ditambahkan 20 mL campuran metanol : asetonitril 1:1 dan dikocok menggunakan vorteks selama 15 menit. Sampel yang telah diekstrak selanjutnya diputar pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan supernatan hasil sentrifuse dipisahkan dari residunya. Ektraksi diulangi kembali dengan menambahkan 25 mL metanol : asetonitril 1:1, lalu dikocok selama ± 1 menit menggunakan vorteks. Selanjutnya sampel diputar pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan supernatan dipisahkan dari residunya. Supernatan hasil ekstraksi dikumpulkan dan disaring dengan membran penyaring 0,45 μm. Filtratnya kemudian dievaporasi Universitas Sumatera Utara dengan rotary vakum evaporator pada suhu 40 o C dan diencerkan hingga volumenya 10 mL. Sebanyak 20 μL filtrat diinjeksikan ke dalam KCKT pada kondisi fasa gerak dan laju alir optimum. Perlakuan yang sama dilakukan untuk penetapan kadar TBHQ pada sampel B, C dan D. Universitas Sumatera Utara 3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Preparasi sampel minyak goreng

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kapsul Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

10 121 47

Analisa Metanol, Etanol dan Triklosan dalam Sabun CAir Sirih Sumber Ayu Orchid secara Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

4 88 46

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Pengembangan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Spektrometri Massa untuk Penetapan Kadar Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid dari Plasma Manusia dan Sediaan Tablet

3 113 249

Penetapan Kadar Amoxicilin Dalam Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

27 162 26

Penetapan Kadar Benzoat dalam Kismis Hitam Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

4 93 43

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 28

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 25

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang

0 0 21