RiwayatAnamnesis Pemeriksaan Fisik Pencegahan Sekunder Secondary Prevention

Bustam, 2007. Untuk menghindari terjadinya penyakit yang lebih parah atau komplikasi yang tidak diinginkan maka perlu dilakukan penegakan diagnosa dengan cepat dan tepat seperti:

2.10.3.1 RiwayatAnamnesis

Diagnosa adanya suatu SKA harus ditegakkan secara cepat, tepat dan didasarkan pada tiga kriteria, yaitu: gejala klinis nyeri dada spesifik, gambaran EKG elektrokardiogram dan evaluasi biokimia dari enzim jantung. Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada merupakan keluhan dari sebagian besar pasien dengan SKA. Sifat nyeri dada yang spesifik angina sebagai berikut: 1. Lokasi: substermal, retrostermal dan prekordial 2. Sifat nyeri: rasa sakit seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas dan dipelintir 3. Penjalaran ke leher, lengan kiri, mandibula, gigi, punggunginterskapula dan dapat juga ke lengan kanan 4. Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat 5. Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin dan sesudah makan 6. Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin dan lemas. Berat ringannya nyeri bervariasi sehingga sulit untuk membedakan antara gejala APTSNSTEMI dan STEMI. Pada beberapa pasien dapat ditemukan tanda-tanda gagal ventrikel kiri akut, gejala yang tidak tipikal seperti: rasa lelah yang tidak jelas, nafas pendek, rasa tidak nyaman di epigastrium atau mual dan muntah dapat terjadi, terutama pada wanita, Universitas Sumatera Utara penderita diabetes dan pasien lanjut usia. Kecurigaan harus lebih besar pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular multipel dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis Departemen Kesehatan, 2006 Tabel 2.1. Tiga Penampilan Klinis Umum Penderita PJK No. Patogenesis Penamplian klinis 1 Angina saat istirahat Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 20 menit 2 Angina pertama kali Angina yang pertama kali terjadi, setidaknya CCS Kelas III 3 Angina yang meningkat Angina semakin lama makin sering, semakin lama dan lebih mudah tercetus Sumber : Departemen Kesehatan, 2006

2.10.3.2 Pemeriksaan Fisik

Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk mengidentifikasi faktor pencetus dan kondisi lain sebagai konsekuensi dari NSTEMI seperti: hipertensi tak terkontrol, anemia, tirotoksikosis, stenosis aorta berat, kardiomiopati hipertropik dan kondisi lain, seperti penyakit paru. Keadaan disfungsi ventrikel kiri hipotensi, ronki dan gallop S3 menunjukkan prognosis yang buruk. Adanya bruit di karotis atau penyakit vaskuler perifer menunjukkan bahwa pasien memiliki kemungkinan penderita PJK Depkes, 2006.

2.10.3.3 Pameriksaan PenunjangPemeriksaan Diagnostik PJK