Aktivitas Fisik Diet Analisis Bivariat Faktor Risiko PJK

penyempitan pembuluh darah sehingga terjadinya PJK dan stroke iskemik Kabo, 2008. Penyebab rokok tidak berpengaruh terhadap kejadian PJK adalah karena sebagian besar responden tidak PJK memiliki kebiasaan merokok sebesar 29,03 lebih tinggi dari pada kelompok penderita PJK yang merokok hanya 25,81. Ini disebabkan karena faktor pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk merokok seperti bekerja di BUMN bagian lapangan. Disamping itu juga responden PJK dan tidak PJK berjenis kelamin laki-laki yang akrab dengan kebiasaan merokok.

5.2.4 Aktivitas Fisik

Berdasarkan hasil penelitian di RS Islam Malahayati Medan, diketahui bahwa orang yang menderita PJK yang memiliki aktifitas fisik kurang sebanyak 36 orang 58,06, sedangkan orang yang tidak menderita PJK tapi memiliki aktifitas fisik kurang berjumlah 39 orang 62,90. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kejadian PJK p 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Salim dan Nurrohmah 2013. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kejadian PJK p = 0,121 Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sattelmair dkk 2011, yang menyatakan bahwa ada pengaruh aktifitas fisik terhadap kejadian PJK p = 0,03. Aktivitas fisik berupa olahraga dan kegiatan harian yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan bermanfaat untuk mencegah timbunan lemak di dinding pembuluh darah. Suatu Universitas Sumatera Utara studi kasus kontrol melaporkan bahwa risiko PJK menjadi dua kali lipat pada wanita yang kurang aktivitas fisiknya. Pada orang-orang yang terbiasa melakukan aktivitas fisik secara rutin umumnya meningkatkan daya kontraksi jantung, memperlebar pembuluh darah jantung yang mempengaruhi pada peningkatan suplai darah dan oksigen sehingga meningkatkan stabilitas kerja sistem jantung Rahmawati dkk, 2009. Penyebab tidak adanya pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian PJK adalah karena banyaknya responden tidak PJK yang melakukan aktivitas fisik hanya 30 menit per hari 150 menit dalam satu minggu dan ada beberapa responden yang melakukan aktivitas fisik dari sedang sampai berat seperti pembongkar muat barang dagangan di toko- toko besar, penarik becak, kuli bangunan, pekerja di perkebunan dan lain sebagainya namum menderita PJK.

5.2.5 Diet

Berdasarkan hasil penelitian di RS Islam Malahayati. Orang yang menderita PJK yang memiliki kebiasaan diet tidak sehat sebanyak 24 orang 38,71, sedangkan orang yang tidak menderita PJK tapi memiliki kebiasaan diet tidak sehat sebanyak 28 orang 45,16, sehingga hasil uji statistik menunjukkan bahwa diet tidak berpengaruh terhadap kejadian PJK p 0,05. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ascherio dkk 2014, yang menyatakan bahwa kebiasaan diet tidak berpengaruh terhadap kejadian PJK p = 0,75. Namun diet sangat berpengaruh terhadap jumlah kolesterol dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya PJK. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya status gizi lebihtidak sehat akan berdampak pada obesitas, peningkatan resiko hipertensi, resistensi insulindiabetes mellitus tipe 2, PJK dan dislipidemia seperti menurut World Heart Federation 2014, menyatakan bahwa diet tidak sehat merupakan faktor risiko terjadinya PJK. Penyebab tidak adanya pengaruh diet terhadap kejadian PJK di RS Islam Malahayati adalah karena sebagian besar reponden PJK dan tidak PJK menyukai sayur-sayuran dan merasa kurang lengkap jika sayur-sayuran tidak tersedia pada tiap waktu makan, bahkan prevalensi konsumsi sayuran pada penderita PJK berjumlah 38 orang 61,29 lebih tinggi dari pada pada responden yang tidak PJK, hanya 34 orang 54,84 disamping itu juga makanan yang tinggi kolesterol seperti udang, cumi-cumi, kepiting, daging dan lainnya tidak mampu untuk dibeli dan dikunsumsi setiap hari karena hanganya relatif mahal.

5.2.6 Obesitas