101
6. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional mengindikasi jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan institusional diukur dengan
membagi saham yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan total saham yang beredar. Berikut adalah hasil analisis deskriptif variabel kepemilikan
institusional: Tabel 18. Hasil Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional 1
N Minimum
Maximum Mean Std.
Deviation InsOwn
145 ,11
1,00 ,7257 ,22602
Valid N listwise 145
Sumber: Lampiran Hasil analisis deskriptif variabel kepemilikan institusional
menunjukkan nilai minimal sebesar 0,11, nilai maksimal sebesar 1, dan rata-rata sebesar 0,7257. Nilai rata-rata sebesar 0,7257 lebih besar dari 0,5
menunjukkan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia dominan dimiliki oleh institusi.
Tabel 19. Hasil Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional 2
Perusahaan dengan Opini Going Concern
Perusahaan dengan Opini Non Going Concern
Min Max
Mean Std.
Dev Min
Max Mean
Std. Dev
InsOwn 0,51
1 0,862 0,155 0,11
0,99 0,71 0,22812
Valid N listwise
16 129
Sumber: Data diolah 2017 Dari tabel kedua dapat dilihat hasil uji statistik deskriptif variabel
kepemilikan institusional untuk perusahaan yang menerima opini going
102 concern dan yang menerima opini non going concern. Perusahaan yang
menerima opini going concern memiliki nilai minimal 0,51 nilai maksimal 1, rata-rata 0,862 dan standar deviasi sebesar 0,155. Perusahaan yang
menerima opini non going concern memiliki nilai minimal sebesar 0,11, nilai maksimal sebesar 0,99, rata-rata sebesar 0,71, dan standar deviasi
sebesar 0,22812. Dari tabel kedua dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerima opini going concern memiliki rata-rata proporsi
kepemilikan institusional lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menerima opini non going concern 0,862 0,71.
7. Komisaris Independen
Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki afiliasi dengan manajemen, dan bebas dari hubungan bisnis
atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi independensinya. Komisaris Independen diukur dengan menggunakan proporsi Komisaris
Indepeden terhadap total Dewan Komisaris. Berikut adalah hasil analisis
deskriptif pada variabel Komisaris Independen: Tabel 20. Hasil Analisis Deskriptif Komisaris Independen 1
N Minimum
Maximum Mean Std.
Deviation ComInd
145 ,33
1,00 ,5803 ,10343
Valid N listwise 145
Sumber: Lampiran Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai minimal sebesar 0,33,
nilai maksimal sebesar 1, dan nilai rata-rata sebesar 0,5803. Nilai rata-rata
103 sebesar 0,5803 lebih besar dari 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa
banyak perusahaan yang telah memiliki komisaris independen. Dilihat dari nilai minimal sebesar 0,33 atau 33 berarti perusahaan perbankan di
Indonesia telah menaati aturan yang mensyaratkan perusahaan memiliki Komisaris Independen minimal 30 dari total dewan komisaris.
Tabel 21. Hasil Analisis Deskriptif Komisaris Independen 2
Perusahaan dengan Opini Going Concern
Perusahaan dengan Opini Non Going Concern
Min Max
Mean Std.
Dev Min
Max Mean
Std. Dev
ComInd 0,33
0,75 0,569
0,1191 0,33
1 0,582
0,1018 Valid N
listwise 16
129 Sumber: Data diolah 2017
Hasil analisis statistik deskriptif Komisaris Independen pada tabel kedua menunjukkan perusahaan yang menerima opini going concern
memiliki nilai minimal sebesar 0,33, nilai maksimal 0,75, rata-rata sebesar 0,569, dan standar deviasi sebesar 0,1191, sedangkan bagi perusahaan
yang menerima opini non going concern memiliki nilai minimal sebesar 0,33, nilai maksimal sebesar 1, rata-rata 0,582, dan standar deviasi 0,1018.
Dari tabel kedua dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerima opini non going concern memiliki rata-rata proporsi dewan komisaris
lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang menerima opini going concern 0,582 0,569.
104
8. Komite Audit