24 Eisenhardt, 1989, dalam Setiawan, 2011. Good Corporate
governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan yang diharapakan dapat meminimalkan masalah agensi antara prinsipal
dan agen dengan memberikan keyakinan terhadap pihak prinsipal atas kinerja agen.
2. Teori Usaha Bersama Enterprise Theory
Teori usaha bersama adalah teori yang menggambarkan kegiatan usaha bersama sebagai sebuah kesatuan akuntansi yang
melibatkan berbagai pihak sebagai bagian kegiatan ekonomi. Semua partisipan menanggung segala aspek kegiatan bersama sehingga
mereka disebut secara bersama sebagai stakeholder yang terdiri dari manajer, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah,
dan masyarakat Suwardjono, 2014. Teori usaha bersama menggambarkan bahwa perusahaan yang besar berfungsi sebagai
institusi sosial yang memiliki pengaruh ekonomi yang luas dan kompleks sehingga darinya dituntut pertanggungjawaban sosial.
Perusahaan besar tidak dapat lagi dijalankan untuk kepentingan pemegang saham semata-mata. Walaupun para pemegang saham
memiliki hak yuridis sebagai pemilik, namun kepentingan stakeholder harus diutamakan. Sebagai institusi sosial, perusahaan harus
menunjukkan kontribusi ekonomi pada masyarakat luas. Semua partisipan merupakan kontributor dalam menciptakan nilai tambah
25 value-added akibat kegiatan usaha bersama tersebut Suwardjono,
2014.
3. Teori Legitimasi
Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma
yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas
perusahaan diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang sah Deegan, 2004 dalam Natalia dan Tarigan, 2014. Apabila perusahaan
melakukan pengungkapan sosial, maka perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “Status” dari masyarakat atau
lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi atau dapat diakatakan terlegitimasi Soelistyoningrum, 2011 dalam Natalia dan
Tarigan, 2014. Namun tidak bisa dihindari bahwa akan selalu munculnya perbedaan antara nilai-nilai yang dipegang oleh perusahaan
dengan masyarakat, maka akan muncul legitimacy gap. Ketika terdapat perbedaan, perusahaan perlu mengevaluasi nilai sosial dan melakukan
penyesuaian dengan nilai sosial di masyarakat atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi.
26
4. Opini Going Concern