Tahap Pementasan Penyelenggaraan Pagelaran Lelagu 18

4 Musisi Rp680.000 50 a. Teman Sebangku Rp226.666,67 b. Monohero Rp226.666,67 c. Kavvah Rp226.666,67 5 Perupa Rp408.000 30 a. Ayu Desianti Rp136.000 b. Isnain Bahar Rp136.000 c. Caitlin Taguibao Rp136.000 Rp1.360.000 Rp1.360.000 100 sumber: Uniph, Juni 2016

B. Analisis Manajemen Pertunjukan Lelagu 1. Keberlangsungan Lelagu

a. Tantangan dalam Penyelenggaraan Lelagu

Dalam proses perjalanannya, penyelenggaraan Lelagu tidak lepas dari tantangan-tantangan yang cukup berpengaruh terhadap kontinuitas acara. Tantangan tersebut di antaranya: 1 Permasalahan dalam kepanitiaan dan kekurangan Sumber Daya Manusia, 2 Keterbatasan alat produksi, serta 3 Kekurangan penampil. Permasalahan dalam kepanitiaan Lelagu terjadi sejak awal berjalannya Lelagu dan berakibat pada berkurangnya jumlah panitia sampai dengan keluarnya KANALTIGAPULUH dari kepanitiaan Lelagu. Panitia inti Lelagu yang tadinya bisa mencapai lima belas orang di setiap edisi saat ini hanya berjumlah tiga orang. Penyusutan jumlah panitia ini diakibatkan oleh faktor-faktor seperti kesibukan masing-masing anggota tim dan ketidakcocokan cara kerja. Pada awalnya, jumlah anggota tim Lelagu yang banyak tidak dibarengi dengan adanya komitmen anggota tim untuk mengerjakan tugas-tugasnya sesuai kesepakatan. Pada akhirnya banyak pekerjaan yang terbengkalai dan proses penggarapan acara yang seharusnya sederhana menjadi kacau. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kesibukan anggota tim sehingga tidak mampu memprioritaskan Lelagu. Permasalahan ini juga muncul karena bentuk kepanitiaan Lelagu yang tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Tidak ada anggota tim yang memiliki otoritas sehingga fungsi-fungsi manajemen seperti penggerakan dan pengawasan sulit dijalankan. Selain itu adanya ketidakcocokan cara kerja berimbas kepada konflik interpersonal dalam tubuh kepanitiaan Lelagu. Ketidakcocokan cara kerja ini didasari oleh adanya anggota tim yang terlalu mendominasi pengambilan keputusan. Hal ini dirasa tidak sesuai dengan kesepakatan tim untuk membuat kepanitiaan Lelagu tetap bersifat horizontal. Pada akhirnya kepanitiaan terpecah dan menyisakan tim inti Lelagu yang saat ini hanya berjumlah tiga orang. Jumlah tim yang semakin sedikit ini kemudian berujung pada kurangnya tenaga ketika tim akan mengadakan acara. Tantangan kedua yaitu keterbatasan alat produksi. Permasalahan ini kadang terjadi ketika panitia kesulitan menyediakan peralatan penunjang pertunjukan mengingat pembiayaan Lelagu yang terbatas. Meskipun beberapa fasilitas telah disediakan oleh KKF, namun beberapa penampil membutuhkan spesifikasi tata suara, tata lampu, ataupun alat musik yang perlu diwujudkan sendiri oleh panitia. Kesulitan lain yang ditemui adalah semakin terbatasnya pilihan penampil, terutama musisi. Meskipun gelaran ini mengkolaborasikan unsur seni musik dan seni rupa, namun musisi mendapat porsi lebih besar di panggung sebagai tontonan