Tahap Pra Pementasan 1 Pemilihan Penampil dan Penentuan Tanggal

hambatan dalam penggarapan acara. Hal ini menunjukkan proses dalam pembuatan Lelagu yang fleksibel dan cenderung inkonsisten. Ketika ada komponen-komponen yang hilang maka tidak ada paksaan untuk mengisi atau menggantikan. Keuntungannya adalah, dengan berkompromi dalam kasus-kasus seperti ini panitia dapat mengurangi beban permasalahan dalam pengerjaan acara dan juga meminimalisir konflik. 3 Merancang Pembiayaan Pengelolaan keuangan Lelagu menjadi tanggung jawab Uniph. Lelagu 18 mendapat anggaran dari KKF sebesar Rp150.000,-. Jumlah tersebut digunakan sebesar Rp100.000,- untuk menyewa drum dan sisanya Rp50.000,- diberikan kepada Prihatmoko Moki untuk biaya cetak poster, tiket, dan alat sablon. Selain anggaran yang sifatnya cair, KKF juga menanggung pengeluaran- pengeluaran operasional lain seperti yang terangkum dalam tabel berikut: Tabel 3: Pengeluaran KKF untuk Lelagu Keperluan Jumlah Biaya Total Konsumsi 40 Rp 5.000,- Rp 200.000,- Sewa lahan parkir 1 Rp 80.000,- Rp 80.000,- Uang lembur pegawai KKF 1 Rp 150.000,- Rp 150.000,- Uang lembur pegawai dapur 2 Rp 30.000,- Rp 60.000,- Jasa Dokumentasi 1 Rp 250.000,- Rp 250.000,- Sumber: Uniph, Juni 2016 4 Pembentukan Panitia Tim Lelagu yang hanya berjumlah tiga orang membutuhkan tenaga tambahan saat pelaksanaan acara. Dibentuk panitia Lelagu 18 yang secara keseluruhan berjumlah tujuh orang. Selain tim inti Lelagu Prihatmoko Moki, Gisela Swaragita, dan Uniph, terdapat empat anggota tim tambahan yang terlibat, yaitu Mahamboro, Danang Joedodarmo, Nikolas Nino, dan Margareta Danastri. Deskripsi tugas yang dikerjakan masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut: Tabel 4: Deskripsi Tugas Lelagu 18 Nama Jobdesc Gisela Swaragita Pembawa acara, koordinasi penampil Prihatmoko Moki Mencetak poster dan tiket, koordinasi sablonase, dekorasi panggung Uniph Koordinasi venue dan konsumsi, merancang pembiayaan, menjual tiket Mahamboro Mengatur tata suara panggung dari FOH Danang Joedodarmo Membantu musisi mengeset peralatan tata suara di panggung Nikolas Nino Menjaga pintu masuk Margareta Danastri Mendistribusikan konsumsi dan poster Gisela Swaragita bertugas sebagai pembawa acara dan koordinator penampil. Prihatmoko Moki bertugas mencetak poster, koordinasi dengan pihak sablonase, serta bertanggungjawab pada dekorasi panggung. Uniph memegang peranan sebagai koordinator venue dan konsumsi, merancang pembiayaan, serta menjual tiket pada hari-H. Selain ketiga tim inti, tim tambahan yang terlibat antara lain: Mahamboro berperan sebagai sound engineer di FOH, Danang Joedodarmo bertugas sebagai asisten panggung, Nikolas Nino bertugas di pintu masuk, dan Margareta Danastri bertugas sebagai Liaison Officer. 5 Menghubungi Pihak-Pihak Luar yang Terlibat Dalam edisi ini, Diana Musik menawarkan untuk membantu Lelagu dalam hal peralatan tata suara. Diana Musik terhubung dengan Lelagu berkat bantuan Danang Joedodarmo yang kenal dengan pemilik Diana Musik. Diana Musik meminjamkan speaker out gratis untuk digunakan selama pertunjukan. Timbal balik yang didapatkan oleh Diana Musik adalah promosi acara midnight sale di toko Diana Musik yang diadakan malam setelah pertunjukan berlangsung. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam Lelagu 18 di antaranya adalah: Fatoni pada pembuatan desain poster, Paperjam pada sablonase, Doggyhouse Records pada lapak, Kiki Retake pada dokumentasi video, Anom Sugiswoto pada dokumentasi foto, We Need More Stages yang mengarsipkan foto dan video pertunjukan, PamitYangYangan online radio yang menyiarkan acara secara langsung, serta yesnoshop yang membantu publikasi acara. 6 Technical Meeting Technical meeting Lelagu 18 diadakan pada tanggal 7 April 2016, satu hari sebelum acara dilangsungkan mengingat beberapa pengisi acara berasal dari luar kota dan baru datang sehari sebelum acara. Technical meeting dimulai pukul 19.00, dihadiri oleh seluruh panitia dan pengisi acara Lelagu 18. Materi yang dibahas pada technical meeting adalah rundown soundcheck, rundown acara, spesifikasi teknis yang dibutuhkan, jumlah konsumsi yang perlu disediakan, serta jumlah anggota tim yang dibawa oleh masing-masing penampil. 7 Persiapan Venue dan Soundcheck Persiapan venue dilaksanakan pada hari H sebelum pertunjukan berlangsung, dimulai dari pukul 13.00 setelah ibadah sholat Jumat. Persiapan venue sempat mundur karena terkendala hujan yang cukup deras, tetapi akhirnya semua pos pekerjaan dapat terlaksana dengan lancar. Pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mahamboro bertugas mempersiapkan panggung dan memasang kabel dari mixer, Danang Joedodarmo bertugas mengambil drum set di kantor majalah Warning dan mengambil speaker di Diana Musik, Prihatmoko Moki mengatur tata lampu dan mendampingi seniman yang mempersiapkan dekorasi Fatoni, dan Uniph mengatur kelancaran sirkulasi persiapan acara melalui koordinasi dengan pegawai-pegawai KKF. Margareta Danastri membantu Uniph menghitung dan mengecap tiket, serta mengepak konsumsi yang akan didistribusikan. Persiapan venue berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu sebelum jadwal acara dilangsungkan pukul 19.00. Menurut jadwal, soundcheck semestinya dimulai pukul 14.00 dengan urutan Kavvah, Monohero, lalu Teman Sebangku. Namun karena Kavvah tidak bisa datang sesuai jadwal yang dibuat, pada akhirnya soundcheck baru dimulai pukul 16.00 dengan urutan Monohero, Teman Sebangku, lalu Kavvah. Soundcheck Monohero berlangsung satu jam dari 16.00 sampai dengan 17.00, dilanjutkan oleh Teman Sebangku pukul 17.30 sampai 18.00, kemudian Kavvah pukul 18.20 sampai 18.48. Adanya jeda waktu antar soundcheck disebabkan oleh musisi yang belum datang setelah musisi sebelumnya selesai.

b. Tahap Pementasan

Acara dimulai pukul 20.00, mundur satu jam dari yang sebelumnya dijadwalkan pukul 19.00. Mundurnya acara ini diakibatkan oleh soundcheck yang baru selesai pukul 18.48 dan penonton yang masih sepi ketika acara sudah harus dimulai. Sebelum acara dimulai, pintu ruangan pertunjukan ditutup dan dijaga oleh Uniph yang bertugas menjual tiket dan Nikolas Nino yang bertugas mengecek tiket. Setelah penonton dipersilakan masuk pukul 20.00, acara dibuka oleh Gisela Swaragita selaku pembawa acara. Penampil pertama adalah Kavvah yang berkolaborasi dengan Ayu Desianti. Dilanjutkan oleh Monohero dan Isnain Bahar pukul 20.30, dan diakhiri oleh Teman Sebangku yang tampil pukul 21.05. Selama acara, panitia melaksanakan tugas sesuai jobdesc masing-masing. Posisi-posisi yang berkaitan dengan panggung adalah sebagai berikut: Gisela Swaragita bertugas sebagai pembawa acara, Mahamboro mengatur tata suara di mixer front of house, dan Danang Joedodarmo berjaga di panggung sebagai kru. Posisi-posisi ini krusial karena menyangkut jalannya acara. Jika terjadi kesalahan akan sangat mempengaruhi kualitas pertunjukan serta pengalaman penonton. Di luar urusan panggung, Uniph menjual tiket di luar ruang pertunjukan, Nikolas Nino menjaga pintu masuk, dan Margareta Danastri mendistribusikan konsumsi dan poster. Prihatmoko Moki yang pekerjaannya telah selesai dalam tahap pra-acara tidak lagi bertugas selama pertunjukan berlangsung. Meskipun telah memiliki pos masing-masing, pembagian tugas ini tidak kaku sehingga tidak jarang sesama anggota tim saling menggantikan posisi. Misalnya Gisela Swaragita yang ikut membantu di pintu masuk dan Margareta Danastri yang menggantikan Uniph menjual tiket. Acara berakhir pukul 21.45. Beberapa penonton masih bertahan di venue untuk beramah-tamah dengan sesama penonton, panitia, dan penampil. Setelah diakhiri sesi foto bersama seluruh tim dan penampil, panitia dibantu pegawai KKF membereskan venue sampai dengan pukul 22.30.

c. Tahap Pasca Pementasan 1 Publikasi Dokumentasi Acara

Dokumentasi acara yang berupa foto, video, dan tulisan dipublikasikan di media sosial. Materi diperoleh dari pihak-pihak luar yang membantu dokumentasi acara lalu diunggah di media sosial Lelagu Facebook, Twitter, Youtube, website KKF. Dokumentasi acara juga terkumpul dari penonton yang mengunggah dokumentasi acara di media sosial masing-masing. 2 Pembagian Hasil Penjualan Tiket dan Pelaporan Keuangan Dalam gelaran Lelagu 18 ini tiket yang berhasil terjual berjumlah 78 buah. Hasil penjualan tiket tersebut kemudian diberikan kepada soundman dan asisten panggung sebanyak Rp200.000,- dan sisanya dibagi untuk kas Lelagu, musisi, dan perupa. Pembagiannya adalah sebagai berikut: Tabel 5: Pembagian Hasil Penjualan Tiket Lelagu 18 No Keterangan Jml Hrgtiket Debit Kredit 1 Pendapatan Tiketing 78 Rp20.000 Rp1.560.000 2 Soundman Asisten Panggung Rp200.000 - 3 Lelagu Rp1.360.000 Rp272.000 20 4 Musisi Rp680.000 50 a. Teman Sebangku Rp226.666,67 b. Monohero Rp226.666,67 c. Kavvah Rp226.666,67 5 Perupa Rp408.000 30 a. Ayu Desianti Rp136.000 b. Isnain Bahar Rp136.000 c. Caitlin Taguibao Rp136.000 Rp1.360.000 Rp1.360.000 100 sumber: Uniph, Juni 2016

B. Analisis Manajemen Pertunjukan Lelagu 1. Keberlangsungan Lelagu

a. Tantangan dalam Penyelenggaraan Lelagu

Dalam proses perjalanannya, penyelenggaraan Lelagu tidak lepas dari tantangan-tantangan yang cukup berpengaruh terhadap kontinuitas acara. Tantangan tersebut di antaranya: 1 Permasalahan dalam kepanitiaan dan kekurangan Sumber Daya Manusia, 2 Keterbatasan alat produksi, serta 3 Kekurangan penampil. Permasalahan dalam kepanitiaan Lelagu terjadi sejak awal berjalannya Lelagu dan berakibat pada berkurangnya jumlah panitia sampai dengan keluarnya KANALTIGAPULUH dari kepanitiaan Lelagu. Panitia inti Lelagu yang tadinya bisa mencapai lima belas orang di setiap edisi saat ini hanya berjumlah tiga orang. Penyusutan jumlah panitia ini diakibatkan oleh faktor-faktor seperti kesibukan masing-masing anggota tim dan ketidakcocokan cara kerja. Pada awalnya, jumlah anggota tim Lelagu yang banyak tidak dibarengi dengan adanya komitmen anggota tim untuk mengerjakan tugas-tugasnya sesuai kesepakatan. Pada akhirnya banyak pekerjaan yang terbengkalai dan proses