e. Pengkarcisan Lelagu
Pada tahun 2015 muncul inisiatif dari Agung Kurniawan untuk membuat Lelagu menjadi acara yang menerapkan tiket masuk berbayar. Penerapan tiket
masuk berbayar ini oleh tim Lelagu disebut sebagai “pengkarcisan”. Gagasan pengkarcisan ini dipicu oleh semakin maraknya gelaran seni gratis di Yogyakarta,
dari yang berskala kecil hingga besar. Pertunjukan-pertunjukan gratis ini dianggap membiasakan penonton untuk mengecilkan nilai seni yang ditampilkan. Padahal
agar mampu membuat pertunjukan yang berkualitas dibutuhkan waktu, tenaga, serta biaya yang tidak sedikit. Demikian penarikan biaya tiket masuk dilakukan
sebagai upaya membangun kesadaran penonton untuk mengapresiasi karya seni serta kerja keras orang-orang di balik pertunjukan catatan peneliti dalam Forum
Diskusi Lelagu, 3 Agustus 2015. Penarikan biaya masuk juga dipandang telah selayaknya dilakukan di
Lelagu, dilihat dari perkembangan popularitas acara dan penampil yang dihadirkan. Adanya tiket masuk pun mendorong panitia untuk terus menampilkan
pertunjukan yang berkualitas sebagai timbal balik dari tiket yang dibayarkan penonton catatan peneliti dalam Forum Diskusi Lelagu, 3 Agustus 2015. Melalui
diskusi terbuka yang diselenggarakan di KKF pada tanggal 3 Agustus 2015 bersama Agung Kurniawan dan Risky Sasono musisi, diputuskan bahwa Lelagu
selanjutnya akan menerapkan tiket masuk sebesar Rp20.000,-. Lelagu 16 menjadi edisi pertama yang menarik tiket masuk.
f. Focus Group Discussion FGD Lelagu
Focus Group Discussion FGD atau diskusi kelompok terfokus adalah suatu diskusi yang dilakukan dalam suatu kelompok secara terarah yang bertujuan
membahas suatu permasalahan tertentu. FGD dipimpin oleh seorang moderator dan dilangsungkan dalam suasana yang informal dan santai. FGD merupakan
salah satu agenda yang menjadi bagian dari penyelenggaraan Lelagu sejak Februari 2015.
Penyelenggaraan FGD Lelagu dilatarbelakangi adanya jeda yang cukup lama antar gelaran Lelagu. Meskipun pada mulanya Lelagu dicanangkan sebagai
perhelatan bulanan, pada praktiknya tidak mudah bagi panitia untuk dapat mempertahankan pertunjukan tetap berjalan sebulan sekali. Akhirnya frekuensi
diadakannya Lelagu semakin lama semakin berkurang. Tabel di bawah ini memuat secara lengkap judul dan tanggal Lelagu yang
pernah diadakan:
Tabel 1: Daftar Judul dan Tanggal Gelaran Lelagu Edisi
Tanggal Judul
1 17 Mei 2013
- 2
14 Juni 2013 -
3 13 September 2013
Terlambat Tobat 4
11 Oktober 2013 Ode Buat Kota
5 16 November 2013
Garis Khatulistiwa 6
23 Desember 2013 Komikal
7 15 Februari 2014
Ekspresimental 8
14 Maret 2014 Vakum Nestakum
9 16 Mei 2014
Hiruk Pikuk 10
13 Juni 2014 Mendua
11 25 September 2014
Belantara Berharta 12
29 November 2014 Penghujan
13 16 Januari 2015
Folking You 14
3 April 2015 Si Kancil Kurcaci Raksasa
15 12 Juni 2015
Dunia dalam Kristal 16
14 Agustus 2015 Meruas
17 2 November 2015
Leren 18
8 April 2016 Mendewasa
sumber: dokumentasi Lelagu Lelagu sempat dihelat secara cukup konsisten satu bulan sekali sejak edisi
ketiga bulan September 2013 sampai dengan edisi ke-10 pada Juni 2014. Hanya ada beberapa bulan yang kosong dengan jeda waktu 1-2 bulan antar pertunjukan.
Kemudian memasuki edisi ke-11 bulan September 2014, mulai terlihat jeda yang cukup panjang antar pertunjukan, dan setelahnya Lelagu tidak pernah lagi
diadakan secara rutin. Untuk menjaga persistensi diadakannya Lelagu, panitia memutuskan untuk
membuat program sampingan Lelagu dengan penggarapan yang tidak serumit pertunjukan. Muncullah ide untuk mengadakan FGD. Ide ini didukung oleh
Yustina Neni dan Agung Kurniawan yang ingin agar Lelagu memiliki forum untuk mendiskusikan upaya di balik pertunjukan. Setelah diadakan dua FGD
dengan tema pembuatan pertunjukan berskala kecil serta komunitas lapak musik, tim Lelagu mendapat masukan dari Yustina Neni dan Agung Kurniawan agar
FGD berfungsi sebagai rapat besar yang akan menghasilkan output atau keluaran bagi gelaran Lelagu selanjutnya. Sehingga fungsi FGD dalam Lelagu adalah
sebagai rapat evaluasi sekaligus forum diskusi bagi tim Lelagu dan pihak-pihak