Proses Produksi Manajemen Pertunjukan 1 Tahap Pra Pementasan

Diperlukan ketelitian yang tinggi dan prediksi yang tepat untuk menghindarkan terjadinya defisit dalam pembiayaan. Murni 2013: 10 mengemukakan dalam biaya produksi yang baik hanya diperbolehkan terjadi defisit atau kelebihan biaya sebesar 5. Untuk itu biasanya pimpinan produksi memiliki cadangan dana atau kas sebesar 5 dari jumlah biaya produksi yang diperlukan yang nantinya berfungsi sebagai penyeimbang biaya Murni, 2013: 10. Dalam pengelolaan yang baik, hal ini jarang dilakukan. Sekiranya ada, biasanya kelebihan biaya ini banyak digunakan untuk kebutuhan artistik yang sering berkembang seiring dengan perkembangan kreativitas seniman. Apabila tidak digunakan maka dana ini akan dikembalikan ke kas organisasi Murni, 2013: 10. e Pembuatan run down Run down adalah detail susunan acara pada saat pertunjukan dilangsungkan. Run down memuat seluruh rangkaian kegiatan lengkap dengan keterangan waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut Beatrix, 2007: 27. Run down diperlukan untuk membuat gambaran konkret mengenai bagaimana pertunjukan akan dilaksanakan pada hari-H, guna merencanakan alur dan tata kerja masing-masing divisi pada saat pelaksanaan pertunjukan. f Pelaksanaan gladi resik Gladi resik adalah latihan terakhir sebelum pelaksanaan pertunjukan yang berfungsi sebagai simulasi pementasan untuk mematangkan kesiapan panitia dalam melaksanakan pertunjukan Wibisono, 2014: 3. Dalam gladi resik seluruh rangkaian pertunjukan dipentaskan sebagaimana pertunjukan sebenarnya akan berlangsung, agar panitia dapat menemukan dan mengatasi kendala yang kiranya akan dihadapi dalam pertunjukan sesungguhnya Wibisono, 2014: 3. Pertunjukan yang tidak melangsungkan gladi resik biasanya tetap melakukan pengecekan teknis terkait multimedia dan tata suara, sehingga pada saat pertunjukan output yang ditampilkan tetap maksimal. 2 Tahap Pementasan Pada tahap ini seluruh panitia melaksanakan pementasan sesuai dengan yang telah direncanakan dan dilatih sebelumnya Wibisono, 2013: 3. Stage manager memegang tanggung jawab penuh atas koordinasi seluruh tim baik di belakang maupun di atas panggung Beatrix, 2007: 77. Stage manager yang bertugas untuk memastikan acara berjalan sesuai dengan run down. 3 Tahap Pasca Pementasan a Evaluasi Setelah pementasan berakhir, panitia maupun pengisi acara mengadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pertunjukan Beatrix, 2007: 90. Evaluasi diperlukan untuk mengecek apakah kinerja masing-masing divisi sudah sesuai dengan yang direncanakan. Kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pertunjukan dapat dikoreksi guna menjadi bahan pembelajaran bagi panitia dan pengisi acara dalam mengadakan pertunjukan-pertunjukan yang akan datang. b Pembuatan LPJ LPJ atau Laporan Pertanggung Jawaban dibuat untuk memastikan apakah perencanaan yang telah dibuat pada awal kepanitiaan telah berjalan sebagaimana mestinya Wibisono, 2014: 3. LPJ berguna sebagai bentuk pertanggungjawaban atas rencana kegiatan yang telah dibuat oleh panitia sebelumnya. Laporan pertanggung jawaban kemudian diserahkan pada pihak-pihak yang berkontribusi dalam pelaksanaan acara, terutama yang telah membantu dalam pembiayaan, sebagai wujud transparansi finansial.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Skripsi yang berjudul Analisis atas Manajemen Konser Light Keroncong Orchestra Singgih Sanjaya yang diteliti oleh Dian Kurniawati dari Program Studi S1 Seni Musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Fokus dalam penelitian ini adalah bentuk struktur dalam manajemen pertunjukan konser Light Keroncong Orchestra, faktor-faktor yang mempengaruhi berjalannya manajemen dalam mempersiapkan suatu pertunjukan konser Light Keroncong Orchestra, serta seberapa penting perencanaan strategi dalam manajemen pertunjukan Light Keroncong Orchestra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen organisasi seni sangat dibutuhkan untuk memberi hiburan pada masyarakat luas, menjadi tempat para seniman berekspresi maupun mencari penghidupan, melestarikan kesenian, serta mendukung sektor wisata. 2. Skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif Manajemen Pertunjukan “Vita Mahaswari Production Orchestra” di Semarang yang diteliti oleh Andreas Wulandoro dari Program Seni S1 Seni Musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Penelitian ini memfokuskan permasalah pada bagaimana “Vita Mahaswari Production Orchestra” dapat bertahan selama dua belas tahun meskipun pemiliknya tidak memiliki latar belakang pendidikan musik. Penelitian ini juga mengemukakan peranan Vita Maheswari Production dalam pertunjukan orkestra. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa tanpa pendidikan akademik dan hanya berdasarkan pengalaman, subjek dalam penelitian ini yaitu Vita Maheswari mampu mengelola manajemen pertunjukan. Dari kedua penelitian tersebut relevansi penelitian terdapat pada objek dan metode penelitian yang digunakan. Objek penelitian berupa manajemen pertunjukan musik, sementara metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Dijelaskan oleh Moleong 2014: 6 pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Metode kualitatif dipilih oleh peneliti karena permasalahan yang dikaji menyangkut perilaku dan hubungan antar manusia secara sosial dan dinamis. Fungsi metode penelitian kualitatif sejalan dengan tujuan penelitian yakni meneliti proses yang dialami oleh subjek penelitian. Sedangkan jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang saat ini ada atau sedang terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Mardalis, 2010: 26. Sehingga penelitian kualitatif deskriptif memiliki hasil akhir berupa data deskriptif berupa data lisan atau tulisan sebagai hasil dari analisis dan interpretasi dari permasalahan yang dikaji. Dalam hal ini permasalahan yang dikaji adalah