Indikator Tujuan Pembelajaran PENUTUP

126 atau mempunyai makna bagi pembaca Barus, 2010: 26. Eric C. Hepwood juga menyatakan bahwa berita merupakan laporan pertama dari kejadian penting yang dapat menarik perhatian umum. Oramahi 2012: 2 juga memperkuat pendapat- pendapat tersebut bahwa berita yang merupakan suatu informasi baru yang mengandung makna penting, memiliki pengaruh terhadap siapapun yang mendengar atau membacanya, dan menarik bagi si pendengar radio, pemirsa TV, dan pembaca media cetak. Berita biasanya dapat berupa suatu peristiwa event, gagasan idea, atau pendapat opinion yang sudah diucapkan. Jadi, berita adalah informasi atau pemberitahuan mengenai fakta, gagasan, peristiwa, keadaan atau fenomena yang dapat menarik perhatian umum dan disampaikan secara tertulis atau lisan. C. Struktur 5W+1H dalam Berita MacDougall menyebutkan bahwa struktur penulisan berita berbentuk piramida terbalik Barus, 2010: 87. Bentuknya adalah sebagai berikut. Sumber: Barus, 2010: 87 Oramahi 2012: 44 juga menyebutkan bahwa cara penulisan berita berbentuk piramida terbalik inverted pyramid. Bentuknya adalah sebagai berikut. Sumber: Oramahi, 2012: 44 Unsur „apa‟ what selalu ditempatkan di bagian awal. Paragraf kedua biasanya berisi tentang „siapa‟ who yang melakukan „apa‟ tadi, selanjutnya „di mana‟ where berisi kejadian atau peristiwa yang berlangsung, dan „kapan‟ 127 when berhubungan dengan waktu ketika kejadian atau peristiwa berlangsung. Unsur „mengapa‟ why melakukan hal itu, dan „bagaimana‟ how dia melakukannya Oramahi, 2012: 44.

D. Unsur-unsur Berita

Barus 2010: 36 menyebutkan bahwa pedoman dalam menulis berita dengan menggunakan formula rumusan 5W + 1H. Pedoman tersebut biasanya juga disebut sebagai syarat kelengkapan sebuah berita. Berikut adalah formula rumusan yang telah disebutkan di atas. 1. Who Siapa yang menjadi bahan berita Berita harus mempunyai sumber yang jelas. „Who‟ atau „siapa‟ biasanya mengacu pada individu, kelompok, atau lembaga. 2. What Apa yang terjadi „What‟ atau „apa‟ biasanya mengacu pada hal yang menjadi topik berita. Apabila berita itu menyangkut suatu peristiwa atau kejadian, yang menjadi „apa‟ adalah kejadian atau peristiwa itu. 3. Where Di mana peristiwa itu terjadi „Where‟ atau „dimana‟ mengarah pada tempat kejadian atau „dimana‟ terjadinya peristiwa atau fakta itu. „Dimana‟ menyangkut tentang masalah jauh dekatnya jarak peristiwa dalam arti geografis. 4. When Kapan peristiwa itu terjadi „When‟ atau „kapan‟ berhubungan dengan waktu. Unsur „kapan‟ menyangkut dengan unsur baru terjadinya timeliness. 5. Why Mengapa hal itu terjadi „Why‟ atau „mengapa‟ berhubungan dengan penyebab terjadinya suatu peristiwa. 6. How Bagaimana jalannya peristiwa itu „How‟ atau „bagaimana‟ berhubungan dengan gabungan unsur-unsur berita seperti daya tariknya, cuatannya, akibat yang ditimbulkannya, kedekatan emosi, pengalaman pribadi atau kelompok yang mengetahui berita yang dimaksud.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

0 10 222

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP

0 20 259

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL AUDITORY Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Model Auditory Intellectually Repetition (Air) Dan Direct Instruction (Di) Ditinjau Dari Self-Efficacy Matematis Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta 2015/

0 3 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Prestasi Belajar Matematika Si

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Prestasi Belajar Matematika Si

0 1 13

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DAN TIPE AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI GOWA

0 0 159

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 AJIBARANG KELAS VII MELALUI PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 16