34 berkembang dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
– sumber yang ada dilingkungannya. Sedangkan menurut Coombs Sudjana, 2004 : 22 pendidikan
nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau melayani peserta didik
tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Definisi lain dikemukakan oleh Soelaiman Joesoef 2004 : 79
menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan
– peraturan yang tetap dan ketat. Undang
– undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional membahas tentang Pendidikan
Nonformal yaitu “jalur pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap kepribadian profe
sional”. Dari beberapa pendapat mengenai pendidikan nonformal diatas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan nonformal adalah pendidikan yang berada diluar sistem pendidikan formal atau dengan kata lain tidak terbatas dengan sebuah
aturan yang mengekang dan memiliki fungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal serta dilaksanakan berdasarkan tujuan pemenuhan
kebutuhan warga belajar atau peserta didik.
35
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Non Formal
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 jelas menyebutkan perihal fungsi, ruang lingkup,
dan satuan pendidikan nonformal, yaitu : a.
Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat b.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. c.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta
pendidikan lain yan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
d. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan kerja, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Sedangkan menurut Sudjana 2004 : 74 sebagai upaya membantu kehidupan masyarakat dalam bidang pendidikan khususnya dan memperoleh
pekerjaan, mengemukakan bahwa pendidikan nonformal berfungsi : a.
Komplement pelengkap pendidikan sekolah, pendidikan nonformal menyajikan seperangkat kurikulum tetap yang dibutuhkan sesuai dengan
situasi daerah dan masyarakat. b.
Suplement tambahan, pendidikan nonformal memberikan kesempatan pendidikan bagi mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan
formal tetapi dalam tempat dan waktu berbeda.
36 c.
Substitusi pengganti pendidikan sekolah, pendidikan nonformal dapat mengganti fungsi sekolah terutama pada daerah-daerah yang belum
dijangkau oleh program pendidikan sekolah.
3. Bidang Garapan Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal memiliki fungsi sebagai penambah dan pelengkap pendidikan formal. Seperti yang diungkapkan pada UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 1 dan 2, menjelaskan bahwa: “Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat, dan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan
dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
professional” Kemudian dalam Pasal 26 ayat 3 menjelaskan bahwa “pendidikan
nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja , pendidikan kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik”. Lalu ditambahkan pada Pasal 26 ayat 6, “satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar PKBM, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standard
nasional pendidikan”.