Identifikasi Masalah Batasan Masalah

13 Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan. Pernyataan tersebut dapat diperkuat dengan pernyataan Muhammad AR dalam Agus Wibowo, 2012:36 bahwa “…tidak membedakan antara pendidikan moral dan pendidikan karakter. Dikatakan, semua keyakinan atau agama memiliki nilai moral atau yang sering disebut adab etika akhlak. Bagi agama Islam, pendidikan akhlak adalah yang utama setelah pendidikan tauhid”. Sedangkan menurut agama Islam, karakter berarti akhlak yang terbentuk atas dasar prinsip “ketundukan, kepasrahan, dan kedamaian” sesuai dengan makna dasar kata Islam. Nabi Muhammad adalah figure suri tauladan. Menurut salah satu hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda “ Aku tidak diutus oleh Allah SWT kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. Agus Wibowo, 2012: 27-28. Istilah karakter juga memiliki kedekatan dan titik singgung dengan etika. Karena umumnya orang dianggap memiliki karakter yang baik setelah mampu bertindak berdasarkan etika yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Zubaedi, 2013 : 21 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, karakter adalah tabiat , sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter 14 seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat atau sikap yang dimiliki oleh setiap individu yang dapat dibentuk dan di pengaruhi oleh banyak faktor sehingga karakter pada masing – masing individu berbeda satu sama lain.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Stenrberg dalam Saptono, 2011: 23 pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik good character berlandaskan kebajikan-kebajikan inti core virtues yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Sedangkan pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah “sebuah usaha untuk mendidik anak- anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya ”. Dharma Kusuma, 2013:5. Jarolimek dalam Nurul Zuriah 2011: 19 menjelaskan, pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral yang terbaik bagi diri dan masyarakat.