Rancangan Pembelajaran Madrasah Diniyah Al-Qur’an ‘Aisyiyah
68 “Kalau aku, sebenernya campur, mix. Disiplin iya, ngasih hadiah juga
itu salah satu strategi buat anak ini ya, maksudnya kemotivasi buat berbuat baik gitu mba. Terus kalau menurutku anak contoh akhir-akhir
ini anak bener-bener di luar kendali jadi penegakan disiplin contohnya aku tanyain, dek mau pilih di hukum atau ketemu sama pak Sadiran?
Maksudnya gini, biar anak itu sadar sama kesalahannya dikasih
nasihat sama pak Sadiran atau aku kasih hukuman hafalan”CW:2, hal:119.
Strategi pujian dan hadiah yang digunakan oleh ustadzah “NAI” selaku wali kelas dalam pendidikan karakter di kelas TPA ialah dengan cara
memberikan kupon prestasi yang bertuliskan “Selamat Kamu telah berhasil mendapatkan kupon prestasi kar
ena akhlak baik dan prestasimu”. Kupon prestasi ini diberikan kepada para santri diakhir pembelajaran setiap satu
minggu sekali bagi santri yang memenuhi syarat yaitu rajin berangkat, memiliki nilai atau prestasi yang baik dan berbuat beramal baik setiap
harinya. Setiap santri yang mengumpulkan kupon sejumlah target yang telah disetujui bersama yaitu 20 kupon prestasi, para santri akan memperoleh
hadiah dari ustadzah berupa alat tulis ataupun hadiah yang lain. Kemudian berdasarkan temuan dilapangan diperoleh data bahwa di
kelas TPA juga digunakan strategi definisikan dan latihkan. Strategi definisikan dan latihkan terlihat pada observasi Tanggal 9 Februari 2016:
“para santri diberikan tugas untuk memberikan contoh nyata tentang nilai
–nilai pendidikan karakter seperti kasih sayang, disiplin, jujur, adil, rendah hati, dan sopan santun dan di ajak untuk memahami
makna dari masing- masing nilai ”CL:12, hal:190
69 Santri diajak untuk dapat memahami apa arti dari masing
– masing nilai kasih sayang, disiplin, jujur, adil, rendah hati dan sopan santun disertai
dengan menuliskan contoh nyata sesuai dengan perkembangan kognitif dan keputusan moral masing
– masing anak. Dalam pemberian tugas ini, anak dibebaskan untuk berfikir sebebas mungkin sesuai dengan pemikirannya
sendiri. Berdasarkan observasi di lapangan yang dilaksanakan secara kontinyu,
strategi penegakan disiplin dikelas TPA terlihat dari penegakan disiplin dengan pembiasaan santri untuk menata sandal sebelum masuk ke dalam
kelas, tidak membuang sampah di dalam kelas, tidak makan pada saat pembelajaran sedang berlangsung, mengantri pada saat setoran intensif
membaca Iqro‟ Al-Qur‟an, dan mengucapkan salam sembari bersalaman pada saat melihat ustadzah datang dan ketika akan pulang.
Observasi di lapangan pada tanggal 2 Februari 2016 terkait dengan strategi penegakan disiplin:
“pada saat selesai materi pembelajaran, ustadzah mewajibkan para santri untuk memungut sampah yang berada disekitar mereka untuk
dibuang ke tempat sampah”CL:8, hal:182 Hal serupa juga terlihat pada tanggal 21 Januari 2016 terkait dengan
strategi penegakan disiplin: “Ustadzah mengkondisikan para santri untuk duduk rapi dan tenang
pada saat akan dimulai berdo‟a dan tidak akan memulai do‟a jika masih ada santri yang berbicara atau bermain sendiri serta menyuruh
70 santri untuk menyimpan jajan yang dibawa oleh santri pada saat waktu
pembelajaran akan dimulai”CL:2, hal:180 Sedangkan
strategi pembelajaran
pendidikan karakter
yang dilaksanakan yang digunakan pada kelas TKAL ialah dengan strategi
penegakan disiplin yaitu dengan pembiasaan penegakan tata tertib dimulai dari masuk ke dalam kelas harus menata sandal terlebih dahulu, tidak akan
memulai do‟a bersama jika masih ada anak yang bermain sendiri, menulis materi pelajaran pada waktunya, mewajibkan pemakaian kopiah untuk
santriwan, membuang sampah pada tempatnya, dan makan jajan hanya diperbolehkan di luar kelas. Seperti ya
ng diungkapkan oleh ustadzah “Y” selaku wali kelas TKAL mengungkapkan wawancara tanggal 15 Februaari
2016 bahwa: “Strateginya kalau dikelas saya sendiri, permainan sama itu ya disiplin
kayak contoh sebelum belajar, berdoa dulu bareng – bareng tapi nanti
kalau ada yang main sendiri nanti yang main saya suruh ngulang lagi sendiri. Terus kalau makan jajanan saya suruh diluar nggak boleh
makan di
dalam kelas,
sampahnya dibuang
ketempat sampah”.CW:17, hal:145
Terkait dengan hal tersebut, strategi penegakan disiplin terlihat pada
observasi Pada Tanggal 9 Maret 2016: “ketika akan memulai pembelajaran, Ustadzah menggunakan tepuk 1
dan tepuk dua untuk menarik perhatian para santri agar siap untuk mengawali pembelajaran dengan do‟a. Namun demikian, masih ada
saja santri yang sibuk bermain sendiri sehingga ustadzah tidak m
emulai berdo‟a sampai santri tersebut diam. Tidak hanya itu, pada saat berdo‟a sudah dimulai dan ada salah seorang santriwan yang tidak
berdo‟a karena sibuk bercerita dengan teman, pada saat do‟a bersama sudah selesai ustadzah menegur dua santriwan tersebut dan menyuruh
untuk mengulangi doa”. Kemudian, para santri dibagikan buku catatan