Proyeksi Pendapatan dan Biaya

77

c. Proyeksi Pendapatan dan Biaya

Perhitungan proyeksi pendapatan yang diharapkan berbasis pada beberapa hal penting yaitu : 1 Luas efektif properti, yaitu luas ruang yang bisa memperoleh pendapatan, misalnya ruang rawat inap, poliklinik dan ruang lainnya serta perbandingannya dengan luas keseluruhan bangunan proyek beserta semua equipment dan requirment sehingga proyek dapat beroperasi secara sempurna sesuai dengan yang diharapkan 2 Komposisi modal antara modal sendiri equity dan modal dari pinjaman loan berikut DRE Discout Rate of Equity dan suku bunga pinjaman interest rate . 3 Lama waktu dikonstruksi pelaksanaan pembangunannya, berkaitan dengan waktu mulai proyek beroperasi, semakin cepat semakin baik karena investasi yang ditanam tidak membengkak sesuai dengan DRC Dicount Rate of Capital . 4 Umur efektif properti proyek yang diperhitungkan. 5 Periode pencairan investasi, yang juga berpengaruh besar terhadap perhitungan pendapatan yang diharapkan. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, akan diperoleh hasil perhitungan dengan matrik seperti terlihat pada Gambar 7. PENDEKATAN HARAPAN PENDAPATAN RS PRATAMA Diasumsikan Pinjaman selama 20 th dengan pengembalian diangsur selama 228 bulan Luas lahan 11,155 M2 Luas Lantai Dasar Bangunan yang diijinkan KDB =60 4,462 M2 Luas Lantai Bangunan 2,666 M2 Luas lantai efektif yang diharapkan memperoleh pendapatan 980 M2 Biaya Rp per M2 luas bangunan Pek. Sipil Arst 4,041,844 M2 Asumsi Terdiri dari 4 tipe ruang Efektif : 42 Klinik 1 = 9 Jumlah Luas M2 = 378 49 R Pwatan = 10 Jumlah Luas M2 = 490 49 R persiapan = 1 Jumlah Luas M2 = 49 63 R Lain = 1 Jumlah Luas M2 = 63 Luas lantai disewakan M2 fasilitas hunian saja = 980 Pendekatan harga sewaunit kamar dicari dari besarnya investasi yang dibutuhkanunit kamar, dengan membagi jumlah total investasi dengan luas yang disewakan dikalikan luas unit kamar : ---- dianggap Investasi per tipe kamar. Diperoleh investasi per M2 luas lantai yang memperoleh pendapatan Rp = 26,242,570 Investasi untuk : Klinik 1 = 1,102,187,921 R Perawatan = 1,285,885,908 R persiapan = 1,285,885,908 R Lain = 1,653,281,881 Dicari Harga pengembalian Annual PMT dengan rumus pengembalian modal : Biaya keseluruhan Property pada akhir thn I setelah masa konstruksi Rp. termasuk pajak dan lain-lain = 29,118,807,983 29,118,807,983 Investasi Harga satuan bangunanM2 menjadi Rp ---- = 29,713,069 78 Shg Investasi utk: Klinik 1 = 1,247,948,914 R Perawatan = 1,455,940,399 641,027,747 R persiapan = 1,455,940,399 R Lain = 1,871,923,370 PMT Capital dengan ROC = 12.56 639,949,853 Komposisi modal pada akhir tahun I : diperhitungkan dari nilai investasi pada akhir tahun I Loan dengan bungainterest 12.00 = 81.28 23,536,885,434 228 PMTangsbln 499,863,682 Modal sendiri dgn rate of equity ROE 15.00 = 18.72 5,581,922,549 228 Pendpt Equitybln 141,164,065 Kapasitas TT RS Pratama direncanakan = 60 Terdiri dari tipe : Luasunit M2 Jumlah unit 42 Klinik 1 42 = 9 Jumlah Luas M2 = 378 49 R Perawatan 49 = 10 Jumlah Luas M2 = 490 49 R persiapan 49 = 1 Jumlah Luas M2 = 49 63 R Lain 63 = 1 Jumlah Luas M2 = 63 Luas lantai yang memperoleh Pendapatan M2 Ruang Efektif saja = 980 Pendekatan harga sewaunit kamar dicari dari besarnya investasi yang dibutuhkanunit kamar, dengan membagi jumlah total investasi dengan luas yang disewakan dikalikan luas unit kamar : ---- dianggap Investasi per tipe kamar. Diperoleh investasi per M2 luas lantai yang disewakan Rp = 29,713,069 Harapan PendapatanHariRuang pada titik impas BEP Investasi untuk satu unit : Harapan PendapatanHariRuang terdiri dari Klinik 1 1,247,948,914 914,214 8 jenis 476,459 R Pwatan 1,455,940,399 1,066,583 7 TT 555,869 R persiapan R tindakan, dll 1,455,940,399 1,066,583 R Operasi 555,869 R Lain 1,871,923,370 1,371,321 dll 714,688 Gambar 7 : Matrik Perhitungan Proyeksi Pendapatan dan Biaya RS Kelas D Pratama Sumber : Hasil Analisis 2015 Dengan memperhitungkan anual pengembalian modal sebesar Rp 639.949.853,- maka diperoleh asumsi besarnya harapan pendapatan untuk setiap ruang efektif adalah sebagai berikut : 1 Klinik sebesar Rp. 914.214,- pada kondisi normal, dan Rp. 476.459,- pada kondisi BEP. Jika menggunakan standar tarif yang tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013, tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan yaitu antara Rp. 8.000,- sampai dengan Rp. 10.000,- maka masing-masing klinik harus dapat melayani paling sedikit 48 orang dalam sehari. 2 Ruang Rawat Inap Rp. 1.066.583,- pada kondisi normal dan Rp. 555.869,-pada kondisi BEP, sehingga jika setiap Ruang Rawat Inap berkapasitas 7 tujuh tempat tidur TT, maka untuk setiap TT hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp. 79.410,-. Jadi masih berada di bawah standar tarif yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 yang besarnya Rp. 100.000,- per hari. 79 3 Ruang PersiapanTindakan diasumsikan sama dengan di atas yaitu sebesar Rp. 1.066.583,- pada kondisi normal dan Rp. . 555.869,- pada kondisi BEP. Biaya yang dibebankan kepada masyarakat pada penanganan di ruang tindakan emergency , operasi dan ruang lainnya biasanya sangat beragam, sehingga tidak dapat diprediksi. Tetapi dalam operasionalnya diharapkan ruang-ruang ini dapat memberikan kontribusi pengembalian investasi sebesar Rp. 1.066.583,- ditambah Rp. 1.371.321,- setiap hari. Jika mengacu pada standar tarif yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 yang rata-rata tarifnya sebesar Rp. 200.000,- pada pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal, maka Ruang PersiapanTindakan diharapkan dapat melayani setidaknya 12 orang pasien setiap hari.

d. Proyeksi