26
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Kondisi Kesehatan di Kabupaten Buleleng
Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur dalam mendukun pencapaian Indeks Pembangunan Manusia IPM, sehingga untuk itu pembangunan sektor kesehatan
mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah.Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Buleleng, pemerintah disamping secara
berkesinambungan melaksanakan pembinaan kesehatan, juga membangun dan menyiapkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun dari
pihak swasta serta menyiapkan tenaga medis maupun non medis. Pembangunan sarana prasana kesehatan ini terus ditingkatkan, khusus dalam meningkatkan
pelayanan RSUD Singaraja, telah dibangun Ruang Bedah Sentral dan ICU. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan RSUD Singaraja dimaksudkan untuk mampu memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat Buleleng yang selama ini sering berobat ke Denpasar, demikian juga untuk menampung pasien-pasien dari perbatasan kabupaten
Karangasem, Bangli dan Tabanan. Adapun data fasilitas kesehatan di Buleleng tersaji pada tabel berikut :
Tabel 2 : Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Buleleng
No Kecamatan
Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit
Puskesmas Puskesmas
Pembantu Poliklinik
1. Gerokgak
- 2
5 -
2. Seririt
1 3
7 -
3. Busungbiu
- 2
9 -
4. Banjar
- 2
9 -
5. Sukasada
- 2
12 -
6. Buleleng
5 3
6 2
7. Sawan
- 2
7 -
8. Kubutambahan
- 2
12 -
9. Tejakula
- 2
8 -
Kabupaten Buleleng 6
20 75
2
Sumber : Buleleng Dalam Angka Tahun 2012
Tenaga Medis dan Para Medis merupakan sumber daya manusia bidang kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan.Sebaran tenaga kesehatan
sangat mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan. Adapun jumlah dan sebaran tenaga kesehatan secara rinci tersaji pada tabel berikut :
27
Tabel 3 : Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Buleleng
Kecamatan Dokter Umum
Dokter Gigi
Paramedis Bidan
Perawat
Gerokgak 3
2 13
23 Seririt
3 3
23 21
Busungbiu 2
1 17
22 Banjar
4 1
22 15
Sukasada 3
2 19
12 Buleleng
5 3
35 35
Sawan 2
2 17
15 Kubutambahan
3 1
13 17
Tejakula 3
2 22
16 Jumlah
28 17
186 173
Sumber :Buleleng Dalam AngkaTahun 2012
Pelaksanaan program kegiatan pembangunan kesehatan ini telah mampu meningkatkan drajatkualitas kesehatan masyarakat, tercermin dari indikator kesehatan masyarakat
seperti : 1.
Angka kematian bayi mencapai 7,9 per 1.000 kelahiran hidup, jauh dibawah angka Provinsi Bali yang sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup.
2. Angka kematian ibu melahirkan hanya 9 orang dari 9.422 kelahiran, sedangkan angka
rata-rata nasional sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. 3.
Jumlah kasus Demam Berdarah rata-rata 200 penderita pertahun secara signifikan belum dapat ditekan, namun Angka Kematian oleh karena Demam Berdarah CFR
dapat ditekan dari tahun ketahun. 4.
Tingkat kesembuhan penyakit TB Paru 89,1 di atas target Nasional 85,71. 5.
Kasus Kurang Energi Protein KEP pada balita dari tahun ketahun dapat ditekan dari 9,17 menjadi 8,32 meskipun masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar 9,34
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan selain diukur dari nilai Angka Usia Harapan Hidup, juga dapat dilihat dari Angka Kelangsungan Bayi Hidup dan Persentase
Balita Gizi Buruk. Nilai indikator-indikator tersebut tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 : Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2007-2011
No. Indikator Kesehatan
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
1 2
3 4
5 6
7 1.
Angka kelangsungan hidup Bayi : -
- -
- -
1.1 Angka kematian bayiInfant Mortality Rate IMR 1000 KH
7,1 5,36
4,96 2,81
5,6 1.2 Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
76 77
68 99
66 1.3 Jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu
3 83
62 51
84 2.
Angka usia harapan hidup thn 68,65
68,78 68,96
69,15 69,34
28
3. Persentase balita gizi buruk
0,4 0,01
0,01 0,02
0,03 3.1 Jumlah balita gizi buruk balita
11 3
7 12
7
Sumber : Dinkes Kab. Buleleng, Tahun 2011
Pada tabel di atas tampak bahwa Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup berfluktuasi selama lima tahun terakhir, dengan kisaran antara 2,81-7,1. Nilai angka
kematian bayi tersebut cukup memprihatinkan.Selain menghadapai pesoalan masih cukup tingginya Angka Kematian Bayi, Kabupaten Buleleng juga masih menghadapi
permasalahan berupa adanya balita menderita gizi buruk. Oleh karena itu dalam lima tahun kedepan, Angka Kematian Bayi dan indikator-indikator kesehatan lainnya akan
diupayakan diperbaiki secara signifikan melalui perbagai upaya promotif, preventif maupun kuratif, dengan mendekatkan pelayanan kesehatan paripurna kepada seluruh
masyarakat dan memaksimalkan upaya kesehatan lingkungan.
4.2. Analisis Situasi