66
keseluruhan, volume, harga, keawetan, pengerjaanpelaksanaan, pemeliharaan dari bahan-bahan tersebut. Tetapi evaluasi tersebut tidak akan dibahas dalam analisis ini.
d Penutup atap menggunakan bahan genteng lokal, bahan dinding dari batako
concrete block
dan di beberapa bagian dapat digunakan partisi dari kayu dengan penutup asbes semen atau
plywood
di-
finishing
dengan cat, kecuali dinding pada tempat yang selalu basah dapur, ruang cuci, kamar mandiWC menggunakan keramikporselin
forceline
. e
Lapisan penutup lantai digunakan ubin keramik dari kelas yang lebih rendah asalkan toleransi presisinya masih dapat dipenuhi. Pada dasarnya penentuan pemakaian bahan,
dapat dilakukan dengan mengadakan evaluasi terhadap alternatif bahan melalui beberapa faktor yaitu :
fungsi; umurkeawetan;
kekuatan; pengerjaan;
pengadaan; dan estetika.
e. Prasarana dan Utilitas
Bangunan RS Kelas D Pratama tidak menuntut adanya prasarana dan sistem utilitas bangunan yang rumit, karena sifatnya yang sangat sederhana. Tetapi bagaimanapun sistem
dan jaringan instalasinya harus dikerjakan secara benar dan cermat sesuai peraturan yang ada, untuk memudahkan operasional, dan menekan biaya pemeliharaan serta perbaikannya.
Bangunan RS Kelas D Pratama dilengkapi dengan prasarana dan sistem utilitas sebagai berikut :
a Sistem tata udara.
b Sistem kelistrikan.
c Sistem pencahayaan.
d Sistem proteksi kebakaran.
e Sistem komunikasi.
f Sistem Gas Medik dan Vakum Medik.
g Sistem sanitasi terdiri atas :
Sistem air bersih dan air minum. Sistem pembuangan air kotor danatau air limbah.
67
Sistem pembuangan kotoran dan sampah medis dan non medis. h
Sistem pengendalian terhadap kebisingan. i
Aksesibilitas penyandang cacat
disable
.
f. Tampilan Bangunan
Sosok bangunan RS Kelas D Pratama harus tampil sebagai sebuah bangunan fasilitas kesehatan pada umumnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
selaras dengan bangunan-bangunan yang telah ada di sekitarnya. Secara khusus, konsep tampilan bangunan diarahkan sebagai berikut :
a RS Kelas D Pratama tampil sebagai bagian komunitas fasilitas sosial di Kecamatan
Seririt, sehingga sosok bangunannya dibuat dengan menampilkan bentuk, proporsi, skala, ornamen, dan dekorasi bangunan yang selaras, serasi, dan bernuansa yang sama
dengan bangunan di sekitarnya. b
Bentuk bangunan dibuat sederhana, sebagaimana halnya bentuk bangunan tradisional Bali. Bentuk dasar segi empat sangat tepat untuk mencapai kesederhanaan bentuk,
dengan berbagai variasi penataannya. Hampir semua bahan bangunan yang ada pabrikasi, mempunyai bentuk dasar segi empat, sehingga sangat sejalan dengan
pemakaian bahan. Bentuk
furniture
yang dipakai kebanyakan bentuk standar pabrikasi yang hampir semuanya memiliki bentuk dasar segi empat. Sehingga ruang-dalam yang
terbentuk pun merupakan bentuk dasar segi empat. Dengan bentuk dasar yang persegi empat, ruang terbuang
useless space
dapat diminimalkan. c
Skala dan proporsi bangunan dibuat tidak mendominasi bangunan-bangunan yang telah ada, karena RS Kelas D Pratama yang dibangun di Kecamatan Seririt merupakan
fasilitas sosial yang disediakan oleh negarapemerintah. Ornamen dan dekorasi ditampilkan secara sederhana, sehingga RS Kelas D Pratama tetap memiliki
karakteristik yang kuat, sebagai pencerminan arsitektur lokal.
g. Ruang Dalam