Geografi Sosial Ekonomi Hasil dan Pembahasan

31 Di samping pertambahan penduduk akibat faktor kelahiran dan kematian, analisis demografi juga mempertimbangkan faktor migrasi yaitu jumlah penduduk yang datang dan pindah dari wilayah perencanaan. Secara umum, migrasi penduduk di Kabupaten Buleleng berfluktuasi dengan penduduk yang datang lebih banyak dibandingkan penduduk yang pergi.

c. Geografi

Letak secara geografis akan sangat berpengaruh tehadap posisioning rumah sakit yang direncanakan. Karena posisi lahan rumah sakit terhadap kondisi lingkungan sekitar beserta kondisi sarana, prasarana, dan aksesibilitas akan sangat menentukan posisioning rumah sakit yang akan dibangun maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan. Jika dikaji dari dari aspek di atas, maka lokasi lahan rencana RS Kelas D Pratama secara geografis sangat menguntungkan dan akan sangat mendukung dalam pengembangan layanan kesehatan. Dengan kontur lahan yang relatif datar dan aksesibilitas yang mudah dari jalan utama, memberi keleluasaan dalam penataan areal rumah sakit. Demikian juga dengan kondisi lingkungan sekitar serta sarana dan prasarana yang ada akan sangat mendukung operasional rumah sakit.

d. Sosial Ekonomi

Kajian sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah pada lokasi rencana RS Pratama, karena akan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan kelayakan pembangunan secara ekonomis. Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan perkembangan ekonomi pada suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dikatakan semakin baik jika dari waktu ke waktu nilai PDRB daerah yang bersangkutan semakin bertambah. Agar kesejahteraan ekonomi penduduk semakin meningkat, dalam periode yang sama tingkat pertumbuhan PDRB harus lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduknya. Secara lebih nyata peningkatan taraf ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pendapatan perkapitanya. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Buleleng juga semakin tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari materi RTRW Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033, diketahui bahwa pendapatan 32 perkapita penduduk atas dasar harga konstan pada tahun 2006 sebesar Rp 4.505.719,76 dan meningkat sebanyak Rp 194.600,99 menjadi Rp 4.700.320,75 di tahun 2007. Merujuk pada kenyataan di atas, maka secara umum pertumbuhan ekonomi PDRB dan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Buleleng dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan ini kiranya akan sangat mendukung rencana pembangunan RS Kelas D Pratama dan memberi peluang dalam pengembangan pelayanan kesehatan rumah sakit.

e. Sosial Budaya