Organisasi Hasil dan Pembahasan

43

d. SDMKetenagakerjaan Rumah Sakit

Kajian keberadaan SDMketenagakerjaan di bidang kesehatan secara eksternal telah menyimpulkan, bahwa di Kabupaten Buleleng secara umum kondisinya masih kurang. Hal ini menjadi tantangan dalam pembangunan RS Kelas D Pratama khususnya penyediaan SDM bidang kesehatan sesuai standar yang ditetapkan, baik untuk menunjang operasional rumah sakit yang direncanakan maupun membantu kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng. Kajian terhadap SDMketenagakerjaan di rumah sakit secara internal dimaksudkan untuk mengkaji kesiapan SDMketenagakerjaan khususnya di RS Pratama. Hasilnya diharapkan dapat menentukan jenis layanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning rumah sakit. Merujuk kepada Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama, maka ketentuan ketenagaan di RS Kelas D Pratama ditetapkan sebagai berikut : 1 Tenaga Dokter paling sedikit 4 empat orang dan 1 satu orang Dokter Gigi. 2 Tenaga Keperawatan paling sedikit 11 orang. 3 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan paling sedikit 3 tiga orang. 4 Tenaga Penunjang paling sedikit 10 orang. 5 Tenaga ManajerialAdministrasi terdiri dari paling sedikit 1 satu orang Direktur, 2 orang orang Seksi, 1 satu orang Subbag TU, dan 2 dua orang tenaga administrasi. Berdasarkan data dan ketentuan di atas, penyediaan SDM ketenagakerjaan pada rencana pembangunan RS Kelas D Pratama akan ditetapkan berdasarkan ketentuan minimal jenis dan jumlah tenaga, jenis layanan kesehatan yang diberikan, serta jumlah tempat tidur yang akan disediakan. Jenis dan jumlah tenaga di RS Kelas D Pratama ini akan terus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kubutuhan pelayanan masyarakat, perkembangan jenis penyakit, dan perkembangan Iptek kesehatan.

e. Organisasi

Organisasi dan tata kerja RS Kelas D Pratama disusun berdasarkan prinsip hemat struktur dan kaya fungsi, menggambarkan kewenangan, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan administrasi manajemen sesuai kebutuhan. 44 Dalam Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama ditetapkan bahwa struktur organisasi RS Kelas D Pratama paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan medis serta administrasi umum dan keuangan. Penetapan organisasi dan tata kerja rumah sakit menjadi wewenang pemilik rumah sakit dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Kajian terhadap organisasi rumah sakit tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional yang berdampak terhadap kinerja rumah sakit. Bentuk organisasi RS Kelas D Pratama akan disesuaikan dengan ketentuan dan jenis layanan yang disediakan. Terkait dengan organisasi rumah sakit, maka hal yang perlu digarisbawahi dari Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama adalah ketentuan tentang pengelompokan kelas pelayanan RS Kelas D Pratama diklasifikasikan pada kelas D Pratama. Dalam proses pengembangan pelayanan rumah sakit, RS Kelas D Pratama dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit umum kelas D atau kelas yang lebih tinggi. Untuk itu, kajian terhadap organisasi RS Kelas D Pratama akan didekati dari Permenkes No. 1045MenkesPerXI2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan Bab IV Bagian Kelima Pasal 14 yang mengatur Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum RSU Kelas D yaitu : 1 RSU Kelas D dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur. 2 Direktur membawahi 2 dua Seksi dan 3 tiga Subbagian. 3 Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 tiga Seksi 4 Bagian terdiri dari paling banyak 3 tiga Subbagian. Struktur organisasi RSU Kelas D sesuai Permenkes di atas dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas D Sumber : Permenkes No. 1045MenkesPerXI2006 45 Melalui pendekatan struktur organisasi ini, diharapkan kegiatan operasional RS Kelas D Pratama yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan secara bertahap dapat ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D.

f. Kinerja dan Keuangan