Teknologi SDMKetenagakerjaan Rumah Sakit

42 Data-data di atas menunjukkan jenis penyakit dominan yang diderita masyarakat Kabupaten Buleleng termasuk kasus HIVAIDS. Kondisi ini merupakan dasar dalam menentukan jenis pelayanan yang akan dikembangkan di RS Kelas D Pratama yang direncanakan. Dengan demikian, rencana pengembangan jenis-jenis pelayanan dalam RS Kelas D Pratama akan memberi manfaat lebih besar dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat Kabupaten Buleleng.

c. Teknologi

Dalam rangka pengembagan layanan kesehatan dan kesiapan SDM bidang kesehatan di RS Kelas D Pratama, maka kajian terhadap aspek kemajuan teknologi mutlak diperlukan terutama terkait dengan peralatan kesehatan Alkes yang terus menerus mengalami perkembangan. Dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Kabupaten Buleleng Tahun 2013, upaya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek kesehatan dijelaskan sebagai berikut : 1 Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan akan terus dikembangkan secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi kendala dalam pelaksanaan program kesehatan. 2 Penelitian dan pengembangan kesehatan akan terus dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan didesentralisasikan sehingga menjadi bagian penting dari pembangunan kesehatan daerah. 3 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunaan obat dan pengembangan obat asli Indonesia, pemberantasan penyakit dan perbaikan lingkungan. 4 Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta. 5 Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada. Upaya peningkatan Iptek kesehatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng memberi peluang dalam pembangunan RS Kelas D Pratama khususnya pengembangan Alkes yang akan digunakan. Sejalan dengan perkembangan Iptek kesehatan dan kecenderungan pola penyakit, maka penggunaan Alkes di RS Kelas D Pratama tentunya harus terus dikembangkan termasuk SDM bidang kesehatan yang akan mengoperasikannya. 43

d. SDMKetenagakerjaan Rumah Sakit

Kajian keberadaan SDMketenagakerjaan di bidang kesehatan secara eksternal telah menyimpulkan, bahwa di Kabupaten Buleleng secara umum kondisinya masih kurang. Hal ini menjadi tantangan dalam pembangunan RS Kelas D Pratama khususnya penyediaan SDM bidang kesehatan sesuai standar yang ditetapkan, baik untuk menunjang operasional rumah sakit yang direncanakan maupun membantu kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Buleleng. Kajian terhadap SDMketenagakerjaan di rumah sakit secara internal dimaksudkan untuk mengkaji kesiapan SDMketenagakerjaan khususnya di RS Pratama. Hasilnya diharapkan dapat menentukan jenis layanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning rumah sakit. Merujuk kepada Pedoman Penyelenggaraan RS Kelas D Pratama, maka ketentuan ketenagaan di RS Kelas D Pratama ditetapkan sebagai berikut : 1 Tenaga Dokter paling sedikit 4 empat orang dan 1 satu orang Dokter Gigi. 2 Tenaga Keperawatan paling sedikit 11 orang. 3 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan paling sedikit 3 tiga orang. 4 Tenaga Penunjang paling sedikit 10 orang. 5 Tenaga ManajerialAdministrasi terdiri dari paling sedikit 1 satu orang Direktur, 2 orang orang Seksi, 1 satu orang Subbag TU, dan 2 dua orang tenaga administrasi. Berdasarkan data dan ketentuan di atas, penyediaan SDM ketenagakerjaan pada rencana pembangunan RS Kelas D Pratama akan ditetapkan berdasarkan ketentuan minimal jenis dan jumlah tenaga, jenis layanan kesehatan yang diberikan, serta jumlah tempat tidur yang akan disediakan. Jenis dan jumlah tenaga di RS Kelas D Pratama ini akan terus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kubutuhan pelayanan masyarakat, perkembangan jenis penyakit, dan perkembangan Iptek kesehatan.

e. Organisasi