3. Interview Interview wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.
171
Dalam penelitian ini menggunakan interview untuk mendapatkan data tentang:
a. Sejarah perkembangan Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan. b. Upaya implementasi self dan peer assessment untuk meningkatkan hasil belajar
Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan. c. Tanggapan siswa terhadap implementasi self dan peer assessment untuk
meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan.
Pengumpulan data melalui wawancara, digunakan untuk mendapatkan data dan tingkat keberhasilan implementasi self dan peer assessment untuk meningkatkan hasil
belajar Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan. 4. Dokumen
Dokumen adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen dapat berupa secarik kertas yang
berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti, ataupun informasi, dapat pula berupa foto, pita- kaset atau pita recording, slide, mikro film, dan film. Oleh sebab itu dokumen dalam hal ini
dapat berupa arsip
172
Sedangkan data-data yang ingin diperoleh melalui teknik ini antara lain: sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan, data siswa dan guru
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan, dan struktur organisasi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode
173
Sedangkan menurut Kountur
174
yang dimaksud dengan instrumen pada suatu
171
M. Iqbal Hasan, Pokok Materi Metodologi penelitian Aplikasinya Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h
.
85.
172
M. Iqbal Hasan, Pokok Materi Metodologi penelitian Aplikasinya Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 87.
173
Arikunto, Prosedur Penelitian, h.126.
174
Ronny Kountur, Metodologi Penelitian, Jakarta: PPM, 2004, h. 151
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau achievement test,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
175
Dalam penelitian ini tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Tes dilakukan pada akhir pertemuan post-test.
Kriteria ketuntasan minimal pelajaran Akidah Akhlak untuk kelas XI semester II adalah 70. Setiap jumlah soal yang benar dijawab dikalikan dengan bobot nilai dan hasilnya yang
dijadikan sebagai nilai hasil belajar. 2. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
176
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan teknik self dan peer assessment pada materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.
G. Uji coba instrumen
1. Tes hasil belajar
a. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan rendahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 s.d 1,0 indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0
menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah
.
175
Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 128.
176
Ibid, h. 133.
0,0 1,0 Sukar Mudah
Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi symbol P p besar, singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P=0.70 lebih mudah jika
dibandingkan dengan P=0,20. Sebaliknya soal dengan P=0,30 lebih sukar daripada soal dengan P= 0,80.
Melihat besarnya bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan disebut sebagai indeks kesukaran tetapi indeks kemudahan atau indeks fasilitas, karena semakin mudah soal
itu, semakin besar pula bilangan indeksnya. Akan tetapi telah disepakati bahwa walaupun semakin tinggi indeksnya menunjukkan soal yang semakin mudah, tetapi tetap disebut
indeks kesukaran. Rumus mencari P adalah:
Dimana : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :
- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
177
b. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D d besar seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran
177
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, cet. II Jakarta: Bumi Aksara 2006, h.207.
tidak mengenal tanda negatif -, tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negat
if pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbaik” menunjukkan kualitas test. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut
pandai.Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus yaitu :
Di mana : D = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00 sampai 0,20 = jelek poor D : 0,21 sampai 0,40 = cukup satisfactory
D : 0,41 sampai 0,70 = baik good D : 0,71 sampai 1,00 = baik sekali excellent
D : negatif, semua tidak baik jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
178
c. Validitas tes
Pengujian validitas menggunakan kiofisien korelasi pearson Pearson’s product
moment coefficients of correlation yang diolah dengan menggunakan program SPSS 13.0. dasar keputusan uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan
membandingkan koefisien korelasi dengan angka kritis r-tabel = 0,349. Jika koefisien korelasi lebih besar dari r-tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid.
179
178
Ibid, h.207
179
Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis Bandung: Alfabeta,2008, h.109.
d. Reliabilitas tes
Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach untuk mengetahui reliabilitas. Dengan kata lain, uji reliabilitas akan mengindikasikan apakah
instrument-instrument yang digunakan dalam penelitian memiliki tingkat konsistensi yang baik atau tidak.
Dalam metode alpha cronbach telah ditentukan bahwa jika nilai alpha cronbach mendekati 1, maka hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan sudah sangat baik
reliable atau jawaban responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada responden tersebut dalam bentuk pertanyaan yang berbeda konsisten, sedangkan jika
berada diatas 0,8 adalah baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik atau tidak reliable.
180
H. Hasil Uji Coba Instrumen