keterbatasan waktu dan belum terbiasanya siswa dalam melakukan penilaian, maka hal-hal yang diharapkan belum tercapai secara maksimal. Namun desain pembelajaran yang telah
dirancang telah berjalan dengan baik, dan hasil belajar kognitif siswa dalam materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu, telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM. Secara klasikal pembelajaran dengan menggunakan teknik self dan peer assessment
di kelas XI Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan sudah mencapai ketuntasan belajar 100. Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini seluruh siswa telah menguasai materi
pelajaran yang disajikan oleh peneliti yaitu pada materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penerapan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik self dan peer
assessment. Diantaranya adalah faktor waktu dan keterbatasan peneliti dalam mengamati sejumlah siswa di kelas XI tersebut. Kendala pertama masalah alokasi waktu yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan alokasi waktu pembelajaran yang sudah ditetapkan di sekolah, sehingga peneliti sering merasa kekurangan waktu. Kekurangan
waktu ketika pelatihan self dan peer assessment dilaksanakan, keterbatasan waktu juga dirasakan terutama pada saat pelaksanaan diskusi hal ini terlihat ketika presentasi di depan
kelas. Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini, adalah pada saat
peneliti melakukan pengamatan, peneliti mengamati 34 orang siswa dalam interval waktu 10 menit secara bergantian, sehingga kemungkinan siswa yang diamati tidak dapat teramati
semua dengan maksimal.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, secara umum
dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan teknik self dan peer assessment pada materi akhlak berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu, dan menerima tamu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus, hasil penelitian ini dapat menjawab semua masalah penelitian pada
bab I sebagai berikut: 1.
Pada tahap pra tindakan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan memperoleh nilai tes belajar pada materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu, dan menerima tamu dengan perolehan nilai yang tertinggi 87 dan terendah 57. Nilai yang diperoleh siswa relatif belum mampu mencapai batas minimal kriteria yang
telah ditetapkan, kriteria ketuntasan minimal untuk kelas XI semester II adalah ≥ 72
sementara hasil belajar siswa yang belum mencapai batas ketuntasan yaitu nilainya ≤
72 sebanyak 20 siswa 58,82, sedangkan yang mencapai dan melampaui kriteria ketuntasan minimal hanya 14 siswa 41,18 dari 34 siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran teknik self assessment dan peer assessment siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Medan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak dilakukan sebanyak 2 dua siklus. Pada pelaksanaan
siklus I pertemuan pertama dilaksanakan dengan menggunakan teknik self assessment, pertemuan kedua dengan menggunakan teknik peer assessment, dan pertemuan ketiga
dilaksanakan dengan menggunakan self assessment dan peer assessment pada materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu dengan kegiatan
pendahuluan, pembukaan, dan penutup. Pelaksanaan siklus II pada pembelajaran teknik self assessment dan peer assessment masih dengan tema yang sama dengan
siklus I yaitu dengan materi akhlak berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan menerima tamu, pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan dengan
menggunakan teknik self assessment, pertemuan kedua dengan menggunakan teknik peer assessment, dan pertemuan ketiga dilaksanakan dengan menggunakan self
177