3. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Reber dalam Muhibbin Syah membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
40
Jadi belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan yang dapat mengubah kemampuan
bereaksi seseorang yang bersifat permanen jika dilakukan dengan suatu latihan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar.
41
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Nasution mengemukakan bahwa: 1
Belajar adalah perubahan-perubahan dalam system urat syaraf. Belajar adalah pembentukan “S-R bond” atau hubungan-hubungan tertentu dalam sistem urat
syaraf sebagai hasil respon-respon terhadap stimulus. Belajar adalah pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat syaraf.
2 Belajar adalah penambahan pengetahuan.
3 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Jadi
belajar diartikan sebagai suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi
juga berbentuk kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri, minat, watak maupun penyesuaian diri.
42
40
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 91
41
Nana Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Falah Production, 2000, h. 5
42
S. Nasution, Didaktik Asas-asas mengajarJakarta: PT Bumi Aksara,2000 h. 32 Siswa
mengidentifikasi kriteria yang
digunakan didiskusikandise-
tujui bersama guru
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
43
Menurut Sardiman
44
belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Sudjana menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan,
pemahaman setiap tingkah laku, kecakapan atau kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang ada pada individu
.
45
Perubahan tersebut dilakukan melalui kegiatan, atau usaha atau praktik yang disengaja atau diperkuat.
Perubahan yang dimaksud menyangkut tingkah laku selama berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Sementara Purwanto mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang bersifat relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman
.
46
Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana
rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental dan tendensi yang belajar. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman, belajar
adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami.
47
Menurut
43
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 3.
44
AM Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Grafindo, 2004, cet. 1, h. 21.
45
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algensindo, cet. 11, 2010, h. 28.
46
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya, cet. 1, 2010, h. 80.
47
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Bandung: Mandar Maju, 2001, h. 27
Hamalik,
48
belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua
potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan itu pada dasarnya merupakan pengetahuan dan kecakapan baru dalam perubahan ini terjadi karena usaha,
sebagaimana firman Allah swt
49
yang berbunyi:
َ نإ َْ س ن بامَا ريغيَى تحَ ْ بامَريغياَه
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaanya sendiri.
Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, dan akan berlangsung
seumur hidup. Dalam pendidikan di sekolah belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu
sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan
lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup survived. Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi
sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu waktu tertentu. Perubahan yang itu harus secara relatif bersifat menetap permanen dan tidak hanya
terjadi pada perilaku yang saat ini nampak immediate behavior tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang potential behavior. Hal lain yang perlu
diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
48
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2003, cet. I, h. 26.
49
Q.S Ar- Ra’du: 11
Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan kematangan.
b. Pengertian Hasil Belajar