Menghormati tamu juga berarti membahagiakan tamu, jangan sampai memaksakan diri meminjam atau menghutang kepada orang lain, karena hanya berharap pujian, sebab hal
yang demikian itu tidak dibolehkan dalam ajaran gama Islam.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukamto 2009 yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui Metode Active Learning pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas 2B MI Islamiyah Geluran Taman Sidoarjo, Dari hasil pembelajaran yang sudah
dilakukan sebanyak 2 siklus, dan pembahasan seluruh proses serta analisis yang sudah dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran active learning memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar secara kualitatif dan
kuantitatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,56, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 78 atau sebanyak 39 siswa
yang tuntas belajar. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata 83,68, ketuntasan belajar secara klasikal 92 atau sebanyak 46 siswa yang tuntas belajar.
Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada materi pembelajaran yaitu Akhlak, sedangkan perbedaannya terletak pada pemilihan modelmetode
pembelajaran yang dipilih, di mana peneliti memakai teknik Self dan Peer Assessment, sementara dalam penelitian terdahulu menggunakan
Metode Active Learning. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Khoiro Ilmah 2009 yang berjudul Penerapan
Pendekatan Contextual Teaching Learning Dengan Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X B Di
MAN Malang II Batu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus, data di lapangan menunjukkan bahwa: Hasil penerapan pendekatan Contextual
Teaching Learning dengan metode inkuiri pada mata pelajaran Akidah Akhlak dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X B di MAN II Kota Batu.
Peningkatan motivasi ditandai dengan meningkatnya: kemampuan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan senang, tidak merasa jenuh dengan pelajaran, bertanya
untuk mencari tahu, mempunyai keinginan kuat terhadap sesuatu, tergerak untuk selalu belajar, bersemangat terhadap tugas yang dikerjakan. Peningkatan hasil belajar ditandai
kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan di kelas, data empiris juga menunjukkan peningkatan jumlah nilai rata-rata peningkatan motivasi siswa yang semula dalam pre
test sebesar 1,7 meningkat menjadi 2,3 atau sebesar 35,29 pada siklus I. Pada siklus II, lebih meningkat menjadi 2,5 atau sebesar 8,69. Sedangkan pada siklus III, semakin
meningkat menjadi 3,0 atau sebesar 20 dan dari pre test kesiklus III meningkat 76,47 Jumlah nilai rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa yang semula dalam pre test
sebesar 79,3 meningkat menjadi 81 atau sebesar 2,14 pada siklus I. Pada siklus II, lebih meningkat menjadi 87,5 atau sebesar 8. Pada siklus III, semakin meningkat
menjadi 93,9 atau sebesar 7,31 dan dari pre test kesiklus III meningkat 18,41. Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada materi pembelajaran
yaitu akhlak, sedangkan perbedaannya terletak pada pemilihan modelmetode pembelajaran yang dipilih, di mana peneliti memakai teknik Self dan Peer Assessment,
sementara dalam penelitian terdahulu menggunakan Pendekatan Contextual Teaching
Learning. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Mislaina Panjaitan 2010 yang berjudul Efektifitas Strategi Critical Incident Didukung Alat Media Visual Untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Akhlak di SMAN 4 Langsa, menyimpulkan bahwa penerapan strategi Ctitical Incident didukung media visual dapat
pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas XII IPS SMAN 4 Langsa dari 21,6 tuntas pra-tindakan,
menjadi 67,6 tuntas siklus I, dan menjadi 89,2 tuntas siklus II. Persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada materi
pembelajaran yaitu Akhlak, sedangkan perbedaannya terletak pada pemilihan modelmetode pembelajaran yang dipilih, di mana peneliti memakai teknik Self dan Peer
Assessment, sementara dalam penelitian terdahulu menggunakan strategi Critical Incident.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas Classroom Action Research, dengan jenis kolaboratif partisipatoris yaitu partisipasi antara guru sebagai
peneliti, dan siswa dalam proses pembelajaran, Dalam hal ini berarti dengan melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran
sehingga lebih efektif.
157
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan siswa.
158
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, 4 refleksi.
159
Hal ini diperkuat juga menurut Soedarsono,
160
bahwa tahap-tahap penelitian meliputi 4 komponen, yaitu: 1. Rencana yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan
perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Tindakan, sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi, yaitu sebagai proses, hasil atau dampak dari pengembangan tindakan, baik terhadap kinerja guru dan siswa, serta frekuansi bertanya dan mengemukakan
pendapat secara keseluruhan. 4. Refleksi, yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan proses, hasil dan dampak
dari tindakandari berbagai kriteria. Hasil refeksi ini menjadi bahan kajian bersama peneliti dan guru Agama Islam sebagai partisipator dalam melakukan perbaikan
terhadap rencana awal dalam siklus berikutnya.
Menurut Soedarsono penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
161
Dengan demikian penelitian tindakan kelas diartikan sebagai upaya guru yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran.
157
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: bumi aksara, 2008, h. 102.
158
Ibid, h. 3
159
Ibid, h.16.
160
FX. Soedarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001, h. 2
161
Ibid
78