58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Arikunto, dkk 2015: 196 menyebutkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya guru dalam memperbaiki mutu proses belajar-mengajar, yang akan berdampak pada hasil pelajaran. Oleh
sebab itu, dalam pelaporan Penelitian Tindakan Kelas harus tampak adanya perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Masalah yang dikaji
dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah masalah yang dihadapi guru saat
melakukan pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk memperbaiki masalah dalam proses pembelajaran yang ditemukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang maksimal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya 2009: 33 tujuan utama dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Berdasarkan definisi Penelitian Tindakan Kelas di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya yang dilakukan
guru secara sengaja dan sistematis guna memperbaiki kualitas pembelajaran. Pada penelitian ini, hasil akhir yang diharapkan adalah dapat meningkatkan
hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together NHT di kelas V SD Negeri Petir I Rongkop Gunungkidul.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kolaborasi. Penelitian Tindakan kelas kolaborasi yaitu antara guru
59 kelas dan peneliti bekerja sama dalam proses pembelajaran. Arikunto dkk
2009:17 menyebutkan bahwa dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru sedangkan yang melakukan pengamatan
terhadap proses tindakan adalah peneliti. Penelitian ini akan menciptakan kolaborasi atau partisipasi antara guru kelas dengan peneliti untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.
Arifin 2011: 106 menjelaskan bahwa penelitian kolaborasi sangat penting dilakukan dalam penelitian tindakan kelas agar diperoleh hasil yang
lebih baik serta manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan perseorangan. B.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Petir I Rongkop Gunungkidul tahun pelajaran 20162017 yang berjumlah 24 siswa
terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS pada KD 2.2
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia dan 2.3 Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam
Memproklamasikan Kemerdekaan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT. C.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
60 Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri Petir I. Sekolah
ini beralamat di Dusun Dadapan, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.
SD Negeri Petir I Rongkop Gunungkidul dipilih sebagai tempat penelitian karena: 1 lokasi sekolah tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
peneliti, 2 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah dibandingkan
dengan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2017. D.
Desain Penelitian
Arikunto 2006: 92 mengemukakan bahwa ciri utama penelitian tindakan adalah harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu
kali intervensi saja. Desain penelitian secara luas berarti semua proses yang diperlukan
peneliti untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sedang dilakukan Sukardi, 2013:27. Sedangkan secara sempit, desain penelitian adalah
penggambaran penelitian penelitian secara jelas, sehingga orang lain yang berkepentingan misalnya guru mempunyai gambaran tentang bagaimana
keterkaitan permasalahan dengan ubahan yang ada dalam konteks penelitian, dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan
penelitian tindakan Sukardi, 2013:28. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan
61 peneliti untuk memecahkan masalah penelitian, sehingga orang lain yang
berkepentingan dapat mengetahui tentang gambaran jelas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi desain
penelitian menjadi dua yaitu rancangan penelitian dan rancangan tindakan yang diuraikan sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Hal itu menyebabkan penelitian ini
membutuhkan model atau desain penelitian yang dapat diterapkan. Kasbolah 1998: 112 menyebutkan empat model Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1
model Ebbut 1985, 2 model Kemmis dan Mc Taggart 1988, 3 model Elliot 1991, dan model Mc Kernan 1991.
Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis Mc. Taggart. Kemmis mengembangkan
modelnya berdasarkan konsep ahli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pertimbangan Kasbolah, 2011: 113. Dalam perencanaan, Kemmis
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk
pemecahan masalah. Adapun skema alur tindakan model Kemmis Mc. Taggart dalam Kasbolah 2011: 113 adalah sebagai berikut.
62 Gambar 2. Model Penelitian Kemmis Mc. Taggart
Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang peneliti lakukan adalah dengan dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Penelitian
ini akan diakhiri apabila hasil belajar IPS siklus kedua sudah mengalami peningkatan, namun apabila belum terjadi peningkatan akan dilanjutkan
dengan siklus ketiga. 2.
Rancangan Tindakan Secara garis besar ada 3 tahap yang harus dilalui yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan pengamatan, dan tahap refleksi. Adapun penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan planning
Tahap perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk merancang penelitian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: 1
Sebelum melakukan observasi di SD Negeri Petir I Rongkop Gunungkidul peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah. Kemudian
peneliti merumuskan masalah penelitian setelah melakukan observasi awal pada bulan November 2016.
63 2
Peneliti bekerja sama dengan guru kelas V mengenai Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang akan digunakan dalam penelitian.
3 Peneliti bekerja sama dengan guru menentukan waktu pelaksanaan
penelitian. 4
Peneliti bekerja sama dengan guru menyusun RPP, menentukan sumber belajar, materi pokok, lembar kerja siswa, media, dan alat bantu.
5 Peneliti bekerja sama dengan guru menyiapkan lembar catatan lapangan
dan menyusun soal tes. b.
Tahap pelaksanaan acting pengamatan observing Dalam tahap ini, guru berperan sebagai pelaksana dan peneliti sebagai
pengamat. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam RPP yang sebelumnya sudah disiapkan. Di akhir siklus akan diadakan
pengambilan data dengan menggunakan instrumen tes tertulis. Tindakan yang dilakukan peneliti yang bekerja sama dengan guru berupaya untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Petir I Rongkop Gunungkidul.
Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar
catatan lapangan dan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya serta melakukan dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi reflecting
Refleksi merupakan bagian akhir dari siklus yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran
64 yang terjadi. Tujuan refleksi adalah untuk mengkaji, merenungan kembali
merefleksi untuk mengetahui apakan proses dan hasil pembelajaran pada siklus I telah sesuai dengan harapan. Apabila ada yang kurang sesuai atau
kriteria keberhasilan belum tercapai maka harus ada yang diperbaiki. Ketiga tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus,
yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi. Informasi yang diperoleh dari langkah refleksi
merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan siklus berikutnya Arikunto, 2006: 100.
E. Teknik Pengumpulan Data