Tinjauan Tentang Hasil Belajar

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar Sudjana 2005: 28 menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dipandang sebagai proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Ini sejalan dengan pendapat Sudjana Rusman,2011: 14 tentang belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Seorang anak belajar melalui melihat apa yang diindera dengan penglihatan, kemudian diamati dengan pengetahuan awal yang dimiliki, dan sampai pada tahap memahami sesuatu. Siswa sekolah dasar belajar harus didorong rasa ingin tahu siswa sehingga bisa belajar secara positif dan efektif. Slameto 2003 : 2 berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik 2001: 27 mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparwoto 2004: 41 yang menyebutkan bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi 13 dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang yang sengaja dilakukan berdasarkan pengalaman sendiri dan hasil interaksi dengan lingkungannya. 2. Ciri-ciri Belajar Djamarah 2011: 15 menyebutkan bahwa jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar. Adapun ciri-ciri belajar tersebut antara lain: a. Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. c. Perubahan dalam belajar bersifat pasif dan aktif 14 Dalam belajar, perubahan-perubahan selalu bertambah dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan- perubahan itu terjadi akibat dari usaha individu sendiri. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan dalam peruabahan dalam belajar. Hal ini karena perubahan dalam belajar bersifat menetap atau permanen. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar terjadi. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya berbagai perubahan, yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat pasif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, dan perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 3. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang akan membuahkan hasil. Diperolehnya hasil belajar merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran. Hasil belajar diperoleh jika terjadi perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan perkembangan lebih baik dari 15 sebelumnya. Purwanto 2010: 54 menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang tejadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Apabila belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilaku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. a. Ranah Kognitif Anderson Krathwol 2015: 99 menjelaskan bahwa kategori aspek penguasaan materi atau yang sering disebut aspek kognitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: 1 Mengingat Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Mengingat sangat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan untuk menyelesaikan masalah karena pengetahuan dipakai dalam tugas yang kompleks. Proses mengingat ada 2 yaitu mengenali dan mengingat kembali. Mengenali merupakan mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang untuk membandingkan dengan informasi yang baru saja diterima. Contoh penerapan proses mengenali terdapat dalam soal benar salah, menjodohkan dan pilihan ganda. Sementara. mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soal menghendaki demikian. Contoh proses mengingat kembali pada pelajaran IPS adalah tes dengan pertanyaan “Apa barang ekspor utama dari Indonesia?”. 2 Memahami 16 Memahami adalah mengkontruksikan makna materi pembelajaran, yang bersifat lisan, tulisan atau grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami ada 7, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3 Mengaplikasikan Mengaplikasikan dalam prosesnya melibatkan pengguanaan prosedur- prosedur tertentu untuk mengerjkan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dengan menerapkan sesuatu prosedur pada tugas yang familier dan mengimplementasikan dengan memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familier. 4 Menganalis Menganalisis adalah proses memecahkan materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap sebagian dan struktur keseluruhannnya. Tujuan dari menganalisis yaitu menentukan potongan informasi yang relevan atau penting, menentukan cara untuk menata potongan-potongan informasi tersebut, dan menentukan tujuan dibalik informasi tersebut. Kategori proses menganalisis yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5 Mengevaluasi Mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektifitas, efektivitas, 17 efisien, dan konsisten. Sementara standarnya bersifat kuantitatif kategori proses mengevalusi yaitu memeriksa dan mengkritik. 6 Mencipta Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan mencipta adalah siswa membuat produk baru dengan mengreoganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi sebuah pola yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam mencipta terdapat tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu: menerima receiving; menjawab responding; menilai valuing; organisasi organize. 1 Menerima receiving Dalam tingkatan menerima, diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, menyebutkan. 2 Menjawab responding 18 Dalam hal ini siswa tidak hanya peka pada satu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan. 3 Menilai valuing Melalui tingkatan menilai, diharapkan siswa dapat menilai suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti. 4 Organisasi organize Pada tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan atau memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan. c. Ranah psikomotor Ranah psikomotor tercerminkan dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak seorang individu. Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: 1 Imitasi Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yangdilihat atau diperhatikan sebelumnya. 2 Manipulasi 19 Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. 3 Presisi Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan- kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. 4 Artikulasi Kemampuan ini adalah kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan suatu yang utuh. 5 Naturalisasi Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleks, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu hasil belajar afekif, kognitif dan psikomotor. Masing-masing memiliki tingkatan, kriteria, dan tahapan yang berbeda. 4. Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar Sudjana 2011: 3 menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Fungsi penilaian hasil belajar Penilaian hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tujuan pembelajaran. Dengan melakukan penilaian maka guru dapat mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Jika terdapat tujuan yang belum 20 tercapai maka akan dilakukan analisis terhadap penyebab tidak tuntasnya hasil dari penilaian yang dilakukan. Untuk mengatasinya selanjutnya dapat dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran merupakan umpan balik dari penilaian yang dilakukan. Perbaikan dapat dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan belajar siswa, strategi atau cara mengajar guru dan lain-lain. Perbaikan ini yang kemudian akan menjadikan hasil penilaian belajar akan selaras dengan tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, fungsi dari penilaian hasil belajar adalah sebagai tolak ukur kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa dan guru selama periode tertentu. Penilaian hasil belajar juga berfungsi sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa yang akan ditunjukan kepada wali murid. Dengan adanya laporan hasil belajar, guru dapat memberikan informasi kepada wali murid dalam kemampuan belajar siswa pada masing-masing bidang mata pelajaran. Laporan belajar disajikan dalam bentuk nilai prestasi yang dicapai siswa. Dengan sampainya laporan nilai siswa kepada orang tua atau wali murid, diharapkan akan ada pengawasan yang baik atas disiplin belajar anak dirumah, sehingga terjalin kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua atau wali siswa. b. Tujuan penilaian hasil belajar Tujuan penilaian hasil belajar yaitu untuk mendeskripsikan kecakapan belajar siswa. Dalam hal ini dapat diketahui kelebihan serta kekurangan mata pelajaran yang ditempuh dari nilai yang diperoleh siswa. Tujuan lain dari 21 penilaian belajar untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah juga dapat diperoleh dari hasil penilaian, jika nilai siswa tinggi serta tujuan pembelajaran tercapai maka dapat dikatakan proses pembelajaran berhasil. Tujuan penilaian hasil belajar dijadikan dalam menentukan tindak lanjut penilaian. Jika ditemui hasil belajar yang belum mencapai tujuan pembelajaran maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam program pendidikan. Guru dapat menerapkan strategi baru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu tujuan penilaian hasil belajar dijadikan sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat dan wali murid. Hasil belajar menjadi penting karena ini merupakan cerminan atas apa yang sudah dipelajari selama pembelajaran berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Dari hasil belajar yang diperoleh akan diketahui seberapa baik pencapaian yang didapat. Permasalahan-permasalahan seperti ketidakmampuan siswa menerima dan menelaah materi yang dipelajari akan terungkap dengan melihat hasil belajar. Dari uraian tersebut menjadikan hasil belajar penting sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan sebagai acuan dalam perencanaan langkah pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, dan sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa yang akan ditunjukan kepada wali murid. Sementara tujuan penilaian hasil 22 belajar adalah untuk mendeskripsikan kecakapan belajar siswa, untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, dapat dijadikan acuan dalam menentukan tindak lanjut penilaian, dan sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat dan wali murid.

B. Tinjauan Tentang IPS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101783 SAENTIS.

0 2 22

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN 2 RAHTAWU GEBOG KUDUS

0 0 24

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

0 2 10

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 13