50 Guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap
kelompok. Kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini dilakukan
terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing- masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan
guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban
pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. 5.
Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok lebih berorientasi kepada kelompok daripada
individu. Penghargaan ini diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan yaitu setelah kelompok menyelesaikan tugasnya pada hari itu.
F. Relevansi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together NHT terhadap Materi IPS SD
Model pembelajaran
NHT merupakan
proses pembelajaran
berkelompok yang bertujuan untuk mengecek pemahaman siswa, di mana setiap anggota kelompoknya memiliki tanggung jawab sendiri dan harus
saling menghormati pendapat orang lain. Dalam proses pembelajaran siswa akan melalui empat tahapan, yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama, dan menjawab. Sementara itu, Gunawan 2013: 82 mengemukakan bahwa materi IPS
SD penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan continuity, arah mata angin, lingkungan,
51 ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau
kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa. Guru mencoba menerapkan berbagai model
pembelajaran agar mampu menyampaikan konsep-konsep abstrak itu menjadi hal yang mudah dipahami bagi anak.
Berdasarkan uraian di atas, untuk menyampaikan materi IPS kelas V semester II pada KD 2.2 Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan
dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia dan 2.3 Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh dalam Memproklamasikan Kemerdekaan, salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini karena NHT dapat merangsang siswa untuk mampu
menelaah suatu materi yang banyak secara berkelompok. NHT juga mengajarkan siswa untuk mampu bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
Hal ini diperkuat oleh teori dari Kagan Trianto, 2014: 131 yang menyebutkan bahwa NHT dapat melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
G. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Rohmawati Restu Nurjanah pada tahun 2011 yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Kendonmiri I Rongkop Gunungkidul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together NHT ”.
52 Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatkan hasil belajar IPS
siswa. Peningkatkan ini dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Untuk ranah kognitif yang mencapai KKM pada siklus I
sebesar 71, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 100. Untuk ranah psikomotorik 100 siswa mempunyai keterampilan kerjasama
yang cenderung meningkat, sedangkan untuk ranah afektif pada siklus I, siswa yang mempunyai kategori sangat baik sebesar 79 dan pada siklus II
meningkat menjadi 93. Persamaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian ini
adalah jenis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, dan teknik analisis data yang akan digunakan. Pertama, jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas. Kedua, variabelnya adalah hasil belajar IPS dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
Ketiga, subjek penelitiannya di kelas V SD. Keempat, teknik analisis data yang akan digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian ini adalah pada jumlah siswa, ranah variabel penelitian, instrumen penelitian,
dan rumus yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen soal. Pertama, penelitian ini jumlah siswanya ada 14 anak yang terdiri dari 5 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti jumlah siswanya ada 24 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
7 siswa perempuan. Kedua, penelitian ini peningkatan belajar yang dilihat adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik namun pada penelitian yang
53 akan dilakukan peneliti hanya ranah kognitif dan afektif saja. Ketiga, pada
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes dan lembar observasi sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan instrumen
soal, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumen. Keempat, pada penelitian ini rumus yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen
soal adalah Product Moment sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah Point Biserial dengan bantuan komputer program SPSS 17 for
windows. 2.
Penelitian Anggi Arin Retnaningsih pada tahun 2012 yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together NHT Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purbalingga Lor
”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Peningkatan tersebut dibuktikkan dengan
hasil tes pra tindakan ada 18 siswa atau 64,3 dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ 65. Setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran NHT di
siklus I, hasil tes pada siklus I ada 21 siswa atau 75 dari seluruh siswa yang me
ndapat nilai ≥ 65. Demikian pula setelah dilakukan perbaikan dengan menvariasi model pembelajaran NHT di siklus II dengan pembentukkan
kelompok yang heterogen, penomoran, pemanggilan nomor acak secara terencana, dan pemberian rewards pada siklus II, dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa, ditandai ada 23 siswa atau 82,1 dari seluruh siswa yang
54 mendapat nilai ≥ 65. Nilai rata-rata hasil tes meningkat, pada siklus I yaitu
75,6 sedangkan pada siklus II yaitu 84,7. Persamaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian ini
adalah jenis penelitian, variabel penelitian, teknik analisis data yang akan digunakan, dan rumus yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen
soal. Pertama, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Kedua, variabelnya adalah hasil belajar IPS dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT. Ketiga, teknik analisis data yang akan digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Keempat, rumus yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen soal adalah Point Biserial dengan bantuan komputer program SPSS 17 for
windows. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian ini
adalah pada subjek penelitian, dan metode pengumpulan data,. Pertama, subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 anak, terdiri
dari 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang
berjumlah 24 anak, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Kedua, metode pengumpulan data penelitian ini melalui observasi, tes,
wawancara, dan dokumentasi sedangkan metode pengumpulan data pada penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tes, observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi.
H. Kerangka Pikir