16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Guru
Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja Lembaga
Administrasi Negara 1997:3. Sejalan dengan itu, Smith 1982:214 menyatakan kinerja adalah “…output drive from processes, human or
otherwise” hasil atau keluaran dari suatu proses. Badan Administrasi
Kepegawaian Negara 1980:64 menjelaskan “prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai PNS dalam melaksanakan tugas yang diembannya”.
Berikutnya Bedjo Siswanto 1997:195 mengemukakan “prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang dibebankannya”. Sementara itu Agus Dharma 1991:41 mengemukakan “prestasi kerja adalah suatu yang dikerjakan
atau produkjasa yang dihasilkan atau diberikan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Selanjutnya secara lebih
lengkap Idochi Anwar 1994:86 mengemukakan sebagai berikut. Prestasi kerja yaitu berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang
telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan
pola perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki.
17
Dengan demikian, dalam kaitannya dengan guru, maka kinerja guru adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja
atau unjuk kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya proses belajar mengajar.
Guru yang tampil dalam melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya dituntut untuk memiliki
sejumlah indikator kinerja yang diharapkan. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa “kinerja guru
hendaknya mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Sementara Tim
Khusus 2005:5-6 menyatakan bahwa kinerja guru mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut.
a. Kepribadian, meliputi : intrapersonal dan inter personal b. Keterampilan Proses, meliputi : perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, analisis, perbaikan dan pengayaan serta bimbingan dan Konseling.
c. Penguasaan Pengetahuan, meliputi : pemahaman wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan
potensi peserta didik dan penguasaan akademik.
Sedangkan secara khusus dalam proses pembelajaran Muhammad Rifa’i 1997:174 mengemukakan tentang kinerja guru, meliputi :
a merencanakan kegiatan mengajar, b melaksanakanmenampilkan pengajaran, c menilai tingkah laku murid, d berkomunikasi,
e mengembangkan pribadi murid dan f melaksanakan tugas-tugas administrasi. Lebih lanjut standar-standar kinerja guru tersebut secara lebih
18
khusus dirinci menjadi 10 kemampuan dasar guru, sebagaimana dikemukakan Tim Khusus 2005:12 sebagai berikut.
a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
keilmuannya. b.
Pengelolaan program belajar-mengajar. c.
Pengelolaan kelas. d.
Penggunaan prinsip, materi, metode, media dan sumber pembelajaran.
e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
g. Penilaian prestasi siswa.
h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
j. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat
dikatakan bahwa indikator kinerja guru merupakan potensi atau kesanggupan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan
komitmen yang tinggi atas tugasnya sebagai pengajar, sehingga mampu mewujudkan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai dengan
kompetensi keguruannya. Dalam kaitannya dengan kinerja guru sebagai fokus penelitian ini indikatornya mengacu kepada Undang-undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang meliputi : kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Secara lebih jelasnya
indikator dan sub indikator variabel kinerja guru dapat disajikan dalam tabel 2.1 sebagai berikut.
19
Tabel 2.1 Indikator dan Sub Indikator Variabel Kinerja Guru
No. Variabel Indikator Sub
Indikator 1. Kinerja
Guru Pedagogik
a. Memahami kurikulum pembelajaran
b. Menguasai landasan kependidikan
c. Menyusun tujuan pembelajaran
d. Penggunaan pendekatan pembelajaran
e. Penggunaan strategi pembelajaran
f. Menggunakan metode pembelajaran
g. Menggunakan media pembelajaran
h. Memanfaatkan sumber belajar
i. Ketepatan waktu menyampaikan materi
j. Melakukan pembelajaran remidial
k. Melakukan evaluasi pembelajaran
2. Kepribadian
a. Memiliki motivasi dalam mengajar
b. Tingkat kedisiplinan dalam mengajar
c. Penempatan kepentingan tugas dengan pribadi
d. Kepatuhan terhadap pimpinan
e. Loyalitas terhadap lembaga
f. Moralitas dalam melaksanakan tugas
3. Sosial a.
Melakukan komunikasi dengan peserta didik b.
Memahami karakteristik peserta didik c.
Membantu memecahkan permasalahan siswa d.
Membina hubungan baik 4.
Profesonal a. Menguasai bahan ajar
b. Kesesuaian latar belakang pendidikan dengan
tugas mengajar c.
Pengembangan kualitas diri d.
Pendalaman materi bahan ajar
Sumber : Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Kinerjaprestasi kerja guru yang dicapai dapai dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri maupun faktor-
faktor yang bersal dari ingkungan sendiri. Bedjo Siswanto 1997:195 mengatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai
meliputi kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan pegawai yang bersangkutan”. Demikian pula Nurgiantoro 1992:67 menyatakan
“faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru berdasarkan kesiapan potensi yang dimiliki yaitu: a pengalaman, b pendidikan, c kesesuaian
kerja, dan d kematangan.
20
Selanjutnya menurut Tim Khusus 1997:7 dikemukakan “faktor yang turut mempengaruhi kompetensi guru adalah : a kepala sekolah
dengan segala fungsinya, b fasilitas pendidikan, c latar belakang pendidikan, e pengalaman serta f kemampuan dan kemauan dari guru
sendiri. Secara lebih jelasnya faktor-faktor tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut.
Kepala sekolah dengan segala fungsinya, terutama sebagai supervisor pengajaran memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap
kinerja guru. Kepala sekolah yang memiliki visi, misi dan kepentingan terhadap kemajuan sekolah tentu akan lebih memperhatikan kinerja guru
dibandingkan dengan yang biasa-biasa saja. Selanjutnya fasilitas pendidikan juga menentukan terhadap kinerja guru, artinya fasilitas
pendidikan yang lengkap memungkinkan guru lebih lancar dalam meningkatkan kinerjanya. Latar belakang pendidikan juga memberikan
pengaruh terhadap kinerja guru, artinya guru yang berlatar belakang pendidikan tinggi akan memiliki dasar yang kuat untuk lebih baik dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Demikian juga pengalaman, artinya guru yang telah lama melaksanakan profesi keguruan tentunya kinerjanya
lebih profesional dibandingkan dengan yang masih baru. Kemauan dan kemampuan guru juga merupakan aspek dominan yang tumbuh dari dalam
diri guru yang mempengaruhi kinerjanya, artinya guru yang memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan sekolah tentu akan berupaya
meningkatkan kualitas diri dan memperkuat kemauan untuk meningkatkan
21
kinerjanya. Dengan demikian faktor-faktor yang turut mempengaruhi kinerja guru tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal
berasal dari dalam diri guru itu sendiri, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan kemauan dari guru sendiri,
sedangkan faktor eksternal, misalnya kepala sekolah, fasilitas pendidikan dan lingkungan sekolah.
Peningkatan kinerja guru hendaknya dikelola dengan baik untuk mewujudkan hasil yang baik pula. Peningkatkan kinerja guru ini pada
dasarnya diarahkan kepada peningkatan kegiatan belajar mengajar, agar guru lebih mampu menciptakan iklim proses belajar-mengajar yang
kondusif, sehingga mampu mewujudkan produktivitas pendidikan yang bermutu. Kinerja guru untuk mampu mewujudkan peningkatan kegiatan
belajar-mengajar yang kondusif demikian, tentunya memerlukan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kesemuanya harus
dikembangkan dan ditingkatkan melalui suatu peningkatan yang kontinyu. Menurut Tim Khusus 1997:10 bahwa komponen-komponen yang terkait
dalam sistem peningkatan kinerja guru adalah sebagai berikut. a.
Ketenagaan : pembinaan pengawas, kepala sekolah, tutor inti dan Gugus pemandu Mata Pelajaran.
b. Perangkat gugus : PKG dengan KKG KKKS dan KKPS.
c. Program : penataran, diskusi, seminar, tutorial, isuepokok-pokok
masalah, kebutuhan-kebutuhan nyata dan praktis dalam proses kegiatan belajar mengajar, jadwal dan pelaksanaan program.
22
d. Manajemen : organisasi, struktur kepengurusan, mekanisme kerja,
disiplin, komunikasi, motivasi pencatatan dan pelaporan. e.
Dana : sumber penggunaan dan pertanggungjawaban. f.
Monitoring dan evaluasi : pemantauan rutin, penampungan masalah dan keluhan serta test hasil belajar.
Sistem dan bentuk peningkatan kinerja guru yang harus diterapkan hendaknya dilakukan dengan berupa bantuan dan pelayanan. Sistem
bantuan yang dimaksud merupakan proses peningkatan yang dilakukan dengan cara para pembina membantu para guru untuk mampu melakukan
tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, misalnya dengan cara memberi contoh atau mendemonstrasikannya. Sistem pelayanan yang dimaksud
dalam peningkatan merupakan proses yang dilakukan dengan cara kepala sekolah menerima dan berupaya membantu guru apabila dihadapkan pada
berbagai permasalahan yang ditemui di sekolahnya. Bantuan dan layanan yang diberikan oleh kepala sekolah merupakan kunci dari keberhasilan
guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar secara kompeten. Keadaan ini tentunya dapat diwujudkan apabila dalam
pelaksanaannya mampu dikelola dengan baik dan terdapat adanya sistem kerjasama antara guru dan kepala sekolah.
2. Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah