48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan rancangan non eksperimen. Dalam proses
penelitian ini tidak menggunakan perlakuan terhadap penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan
oleh subjek penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto dari sebuah fakta, artinya peristiwa yang diteliti sudah terjadi secara
alami ialah dengan cara menelusuri dan mengumpulkan data serta fakta- fakta yang ada sekarang tanpa memberi perlakuan Jacobs dan Razaveih
1982:122. Di sini peneliti akan menggali fakta-fakta dengan menggunakan
angka yang berisi sejumlah pernyataan yang merefleksikan keefektifan komunikasi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kinerja guru.
Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah mencari hubungan antar variabel bebas independent variable dengan variable terikat dependent
variable.
2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas independent variable
yaitu : adalah keefektifan komunikasi kepala
49
sekolah X
1
dan iklim organisasi X
2
, kemudian variabel terikat dependent variable
yaitu : kinerja guru Y.
3. Paradigma Penelitian
Hubungan antara variabel bebas independent variable dengan variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini digambarkan
dalam paradigma penelitian sebagai berikut. Variabel bebas
Variabel terikat rx
1
y
rx
1
x
2
y
rx
2
y
Gambar 3.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Dalam paradigma tersebut menggambarkan hal-hal sebagai berikut.
a. Hubungan murni X
1
dengan Y, jika X
2
dikendalikandibuat sama. b.
Hubungan murni X
2
dengan Y, jika X
1
dikendalikandibuat sama. c.
Hubungan murni X
1
dengan X
2
, jika Y dikendalikandibuat sama. Dengan rumus korelasi gandaregresi hasil perhitungan SPSS versi 10.0
penelitian tersebut dapat dirancang dengan paradigma tersebut.
Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah X
1
Iklim Organisasi X
2
Kinerja Guru Y
50
4. Definisi Operasional
a. Keefektifan Komunikasi Kepala Sekolah
Keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah kemampuan yang bersifat informatif dan persuasif dalam melaksanakan peranan
interpersonal interpersonal role, informasional informasional role dan peranan memutuskan decissional role untuk
mengkoordinasikan guru dan karyawan agar bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, indikator yang akan
digunakan untuk mengetahui keefektifan komunikasi kepala sekolah adalah sebagai berikut.
1 Kejelasan dalam bentu volume suara dan media yang digunakan;
2 Ketepatan dalam bentuk sasaran komunikasi dan iIsi pesan yang
disampaikan; 3
Kecukupan dalam bentuk mengakhiri komunikasi; 4
Mengadakan tindak lanjut dalam bentuk mengecek pesan; 5
Mengatur arus informasi dalam bentuk pengendalian pesan; 6
Pengulangan dalam bentuk mengulangi pesan; 7
Penghayatan dalam bentuk memaknai pesan yang disampaikan; 8
Saling mempercayai dalam bentuk kesadaran melaksanakan pesan dan kejujuran penerima pesan;
9 Penetapan waktu dalam bentuk ketepatan waktu;
51
10 Mendengarkan secara efektif dalam bentuk memahami makna
pesan; dan 11
Menggunakan selentingan dalam bentuk melaksanakan pesan tidak langsung
b. Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah seperangkat prioritas lingkungan kerja, yang dipersepsikan pegawai secara langsung atau tidak langsung, yang
dianggap sebagai faktor utama dalam mempengaruhi perilaku pegawai. Lebih khusus lagi kaitanya dengan sekolah, maka iklim
organisasi sekolah dapat diartikan sebagai keseluruhan harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan
dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah, harapan
pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertibandisiplin sekolah. Iklim organisasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
harapan, pendapat, dan pengalaman yang dirasakan oleh guru pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Margadana, Kota Tegal yang
berkenaan dengan situasi kerjanya yang meliputi; kondisi fisik dan fasilitas sekolah, cara kerja dan gaya kepemimpinan kepala sekolah,
harapan pada prestasi sekolah, hubungan kerja, dan ketertibandisiplin sekolah. Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mengetahui
iklim organisasi adalah sebagai berikut. 1
Kualitas pimpinan dalam bentuk pelaksanaan tugas dan ketertiban;
52
2 Penghargaan pekerjaan dalam bentuk kompetensi dan kerjasama;
3 Kepercayaan dalam bentuk kemampuan, keterlibatan dan
perhatian; 4
Komunikasi dalam bentuk pembahasan masalah; 5
Manfaat dalam bentuk ukuran keberhasilan; 6
Tanggung jawab dalam bentuk menyusun prota, promes dan PSP; 7
Imbalan dalam bentuk keamanan dan kesejahteraan; 8
Tekanan pekerjaan dalam bentuk keterlibatan; 9
Kesempatan dalam bentuk waktu luang; 10
Pengendalian dalam bentuk penunjang; 11
Keterlibatan dalam bentuk pengembangan karier; 12
Kondisi fisik dalam bentuk lingkungan sekolah; 13
Prestasi dalam bentuk keputusan; 14
Hubungan kerja dalam bentuk kondisi konduktif; dan 15
Disiplin sekolah dalam bentuk Ketertiban c.
Kinerja Guru Kinerja guru sebagaimana dimakusd dalam penelitian ini adalah prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya di SD Negeri se-
Kecamatan Margadana Kota Tegal. Kemudian, yang menjadi indikator kinerja guru dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Pedagogik, meliputi : menguasai kurikulum pembelajaran,
menguasai landasan kependidikan, menyusun tujuan pembelajaran,
53
penggunaan pendekatan pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran, menggunakan
media pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar, ketepatan waktu menyampaikan materi, melakukan pembelajaran remidial,
dan melakukan evaluasi pembelajaran. 2
Kepribadian, meliputi : memiliki motivasi dalam mengajar, tingkat kedisiplinan dalam mengajar, penempatan kepentingan tugas
dengan pribadi, kepatuhan terhadap pimpinan, loyalitas terhadap lembaga, dan moralitas dalam melaksanakan tugas.
3 Sosial, meliputi : melakukan komunikasi dengan peserta didik,
mengetahui karakteristik peserta didik, membantu memecahkan permasalahan siswa, membina hubungan baik dengan personil
sekolah, aktivitas dalam kehidupan masyarakat, dan keterlibatan dalam organisasi profesi.
4 Profesional, meliputi : menguasai bahan ajar, kesesuaian latar
belakang pendidikan dengan tugas mengajar, pengembangan kualitas diri, dan pendalaman materi bahan ajar.
B. Populasi dan Sampel Penelitian